[PUISI] Asap dan Langkah yang Bergegas

Asap tipis melayang di antara jalanan padat,
mencampur bau bensin dan debu yang melekat.
Langkah-langkah bergegas tanpa menoleh ke sekitar.
Gedung menjulang menutup wajah langit,
memantulkan cahaya neon yang tak pernah padam.
Keramaian menelan suara hati yang ingin bicara.
Klakson bersahutan menabrak senja yang rapuh,
mengusir sepi sebelum sempat berdiam.
Waktu berlari, meninggalkan mereka yang tertinggal.
Di tengah hiruk pikuk itu aku bertanya,
apakah hidup hanya tentang bergegas?
Atau ada ruang kecil untuk sekadar bernapas?
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.