Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Bait-Bait yang Hilang Saat Mengarang Lagu Pop

Unsplash.com/@amterdamian
Unsplash.com/@amterdamian

 

Cinta yang diam di matamu mengawal tangga nada ceria

dan musim-musim paling gelap bernama televisi

sementara aku terdesak sebagai juru pembuka jendela

harus menyigi wajah pelengkap pagar kawat berduri

 

Kita mungkin berhasil mencuri hujan dari kantung malam

dibarter hiasan lampu Natal sebuah loteng rumah

dan tiba-tiba aku lupa semua bantal habis terendam

sisakan pundakmu; tempat teduh lunak merah menyala

 

Jantung terbelit, pecahkan satu dua sesak nafas

atau izinkan pacu tubuh merakit ujung tulang rusuk

dan berlakulah sepuluh kecup sama dengan harga bau pelabuhan

kita muntab, persis kirab pengantin tersuruk di sawah

 

Aku petualang yang lahir dari pasangan pemusik amatir

pencerca radio dan plagiarisme, pekerjaan itu terlalu sepele

meski subuh hari berarti bergelas-gelas bir, atau kopi, atau urin

dan ketiduran bersama orang-orang di emperan toko berkat lagu terlarang

 

Cinta yang diam di matamu tetap jadi nyala tungku

padamkan pemberontakan di dadaku yang belum matang

dan tetap saja sobekan baju pada gagang pintu kamar

tandai pertemuan dua badai yang lupa jalan pulang

 

(Makassar, 2017–2018)

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us