Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Grunge di Antara Harmoni dan Distorsi

ilustrasi musisi
ilustrasi musisi (unsplash.com/Ana Grave)

Di ruang sunyi penuh berisik,
gitar meraung, parau, tak teratur,
seperti jiwa yang enggan tunduk,
seperti luka yang tak ingin sembuh.

Drum menghantam dada,
bas merayap ke urat nadi,
teriakan vokal jadi doa,
untuk generasi yang tak pernah dimengerti.

Grunge bukan lagi sekadar musik,
ia jeritan dari lorong gelap,
tempat patah hati,
tempat kemarahan,
tempat sunyi yang mencari arti
di antara harmoni dan distorsi.

Flanel lusuh dan jeans robek
adalah simbol kejujuran,
bahwa kita rapuh,
bahwa kita marah,
bahwa kita hidup
meski nyaris karam.

Di balik segala yang kacau,
ada kebenaran yang telanjang,
grunge—
adalah darah,
adalah teriakan,
adalah bisikan:
hidup ini memang berat, tapi nyata.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us