Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Sang Pembebas

ilustrasi bunga mawar putih
(pixabay.com/Tina)

Bulan lalu ia genap berusia dua puluh satu
Masih muda, masih muda benar adik itu
Siang-malam bekerja keras demi hari baru
Namun, hilang sudah ruang untuk menderu

Semalam adik kita hanya menyeberang
Namun, insting pembunuh menang
Lebih senang menuai berang
Sipil dipandang musuh perang
Bodo amat gas melaju kencang

Semalam adik kita hanya mencari penghidupan
Tujuh orang di rumahnya butuh makan
Boro-boro nongkrong bersama teman
Di tengah demonstrasi turun mengantar orderan

Di negeri antah-berantah
Harusnya adik kita lanjut sekolah
Bisa setinggi-tingginya berkuliah
Membaca buku berlimpah-limpah
Bukan sehari-hari menjemput nafkah
Dan pulang-pulang menjelma jenazah

Seharusnya adik kita sedang sibuk mengerjakan skripsi
Atau seru-serunya bervakansi
Atau giat menekuni berbagai hobi
Apa pun, apa pun yang ia senangi
Selain opsi diseruduk babi

Di dunia ideal bukan abnormalitas
Pejabat tidak menindas
Aparat tidak melindas
Bangsat tidak lepas
Rakyat tak tewas

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us