[PUISI] Sang Pembebas

Bulan lalu ia genap berusia dua puluh satu
Masih muda, masih muda benar adik itu
Siang-malam bekerja keras demi hari baru
Namun, hilang sudah ruang untuk menderu
Semalam adik kita hanya menyeberang
Namun, insting pembunuh menang
Lebih senang menuai berang
Sipil dipandang musuh perang
Bodo amat gas melaju kencang
Semalam adik kita hanya mencari penghidupan
Tujuh orang di rumahnya butuh makan
Boro-boro nongkrong bersama teman
Di tengah demonstrasi turun mengantar orderan
Di negeri antah-berantah
Harusnya adik kita lanjut sekolah
Bisa setinggi-tingginya berkuliah
Membaca buku berlimpah-limpah
Bukan sehari-hari menjemput nafkah
Dan pulang-pulang menjelma jenazah
Seharusnya adik kita sedang sibuk mengerjakan skripsi
Atau seru-serunya bervakansi
Atau giat menekuni berbagai hobi
Apa pun, apa pun yang ia senangi
Selain opsi diseruduk babi
Di dunia ideal bukan abnormalitas
Pejabat tidak menindas
Aparat tidak melindas
Bangsat tidak lepas
Rakyat tak tewas