Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Kutiup Lilin di Batang Hidupnya

ilustrasi meniup lilin (pexels.com/reneterp)
ilustrasi meniup lilin (pexels.com/reneterp)

Api menjalar memuncak berkobar
Membakar ujung lilin batang hidupnya
Kusimak sorak-sorai mereka berkata 
Lilin keenamnya megah merana 
Ia akan hidup damai sentosa
Tenteram merdu menyulut bara 

Lagi, api menyulut lilin hidupnya
Kali ini angka kedua belas 
Kutiup lembut penuh suka cita
Oh, dengarlah kicauan pipit temaram 
Nona, selamat datang di pintu perang 
Tanah yang kau pijak menghunus kejam

Lika-liku dibuai pilu nan luka
Kutiup lilin di batang hidupnya
Lagi dan lagi, kini angka ketujuh belas 
Tak seorang pun datang bertepuk tangan
Doa dan harap itu telah musnah
Dilahap badai dihujat serapah

Oh, langkahku terpincang-pincang
Apa hanya jalanku yang buta?
Mencari teki di gundah teka 
Berteriak mati, mati, matilah 
Meraung hidup, hidup, hiduplah 
Kau suka frasa yang mana? 

Hei, bangunlah dari alunan lelap 
Hanya pengecut yang akan menyerah
Kau ini punya Tuhan
Dicipta dari asa nan haus akan harap
Sungguh, tak perlu tangguh berlagak
Kau ini ‘kan manusia

Kutiup lagi lilin hidupnya 
Kali ini yang kesembilan puluh sembilan
Lambat laun sorai berganti nestapa 
Menjemput raga nan terkulai lemah 
Lihatlah, jiwa itu sampai di ujung jalan 
Nyatanya ia sanggup bertahan

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dahayu ‎
EditorDahayu ‎
Follow Us