[PUISI] Malam Terakhir

Terpaku di sebelah ranjang
Menatap ragaku terlentang
Suara tangis penuhi ruang
Ada riang yang hilang
Mereka berduyun-duyun melayat
Sebagian mendekap ragaku erat
Tak kuasa aku menggeliat
Tak bersuara hanya melihat
Sebulan lamanya aku tak berdaya
Hingga ruhku terenggut cahaya-Nya
Saatnya tinggalkan dunia fana
Menuju rumah yang sesungguhnya
Sudah berjuang hingga akhir
Banyak kenangan terukir
Ini malam terakhir
Sebuah guratan takdir
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.