Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Merangkul Pedih yang Tersembunyi

ilustrasi kecewa (pexels.com/Engin Akyurt)

Kala malam bercerita dengan bulan
Kala siang bergumam dalam diam
Saat matahari tak lagi menghangatkan
Saat angin terasa menyejukkan, namun mudah menghilang

Hati bagai gelombang bak mencapai pantai
Namun, apa daya jika hatiku tak pernah sampai
Rindu yang tiada henti hanya kian menyakiti
Aku berusaha merangkul pedih yang tersembunyi

Ingatlah, dia tak berbalik arah lagi
Lalu, mengapa masih menanti?
Apakah cinta membuat bodoh?
Atau hati yang sudah terpatri namanya yang abadi

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us