Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Tambang Bernyanyi

ilustrasi tambang (pixabay.com/@mhy)
ilustrasi tambang (pixabay.com/@mhy)

Tambang bernyanyi di lembah dan bukit,
memanggil siapa pun yang mata duitan,
dengan gemerlap kilauan dan janji semu.
Menjadi alat penguasa yang tak mau hilang takhta.

Persetan dengan kerusakan lingkungan,
yang penting cuan dan cuan.
Mengalir deras bagai sungai emas,
mengisi kantong-kantong yang tamak dan rakus.

Bodo amat rakyat yang terpuruk,
di bawah debu dan limbah yang mematikan,
yang penting aku tidak melarat,
meskipun bumi kita semakin sekarat.

Di balik nyanyian tambang yang merdu,
terdengar jerit tangis alam yang pilu.
Hutan-hutan menangis, sungai-sungai merintih.
Namun semua itu, tak dihiraukan dalam hiruk-pikuk cuan.

Penguasa duduk di singgasana megah,
dengan mata yang buta dan hati yang beku.
Menjaga kekuasaan dengan segala cara,
walau harus mengorbankan masa depan bangsa.

Tambang bernyanyi,
dengan nada keserakahan yang nyaring.
Mengundang para pemuja harta, yang tak peduli pada derita semesta.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ken Ameera
EditorKen Ameera
Follow Us