[PUISI] Tanpa Nama

Ada hangat di tiap sapa,
seperti mentari menyingkap kabut pagi.
Langkahmu tak selalu dekat,
tapi jejaknya tinggal di hati.
Kita tak perlu janji berlebihan,
cukup tatap yang tak berpaling.
Dalam diam pun kau mengerti,
rasa yang tak butuh suara untuk bersanding.
Jika malam terlalu sunyi,
kau hadir dalam benakku—diam-diam.
Tak ada kata untuk perasaan ini,
namun ia tumbuh, meski tanpa nama.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.