Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Temaram Dini Hari

ilustrasi jalan berkabut (pixabay.com/RealAKP)
Dalam sendiri
Berdiri di malam yang 'kan lalu
Menunggu rona kuning pudar di langit
Lampu jalanan remang kesepian
Temaram dini hari
Hanya angin yang lewati jalanan
Dedaunan berbisik lirih, menahan perih
Gagak terbang merana, tanpa tahu arah pulang
Pohon tua yang mencoba tetap tegak, meski sehelai daun pun tak tumbuh kembali
Temaram dini hari
Hanya rumput kering yang terpijak
Kamboja yang mati, tanahnya tandus mengering
Mawar yang layu, karena gelisah yang tak kunjung pergi
Halilintar bergemuruh marah, namun hanya nurani yang mampu 'tuk berkata
Pada temaram dini hari
Angin terisak
Berdendang kisah-kisah pilu
Apakah langit mendengar dera derita kalian?
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorMaka Lahirlah Nira
Follow Us