[PUISI] Hujan di Kota yang Terjaga

Malam menumpahkan rintik tanpa tanya
jalanan basah menelan jejak-jejak yang terburu
lampu-lampu menyala, tapi mata tetap sayu
mencari hangat dalam kota yang tak pernah tidur
Di sudut gang, seorang lelaki menimbang langkah
mimpinya tak selebat hujan yang jatuh
ia menunggu pagi dengan tangan menggenggam doa
meski harapan kadang lebih dingin dari aspal
Langit berbisik tentang janji yang pudar
tentang janji yang dikubur di bawah payung hitam
siapa yang mendengar, siapa yang percaya?
Mungkin hanya hujan, mungkin hanya malam
Dan esok, kota ini kembali berlari
meninggalkan kisah yang belum sempat terselesaikan
hujan akan kembali, begitu juga kita
berjalan lagi, meski basah, meski samar
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.