Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pengunjung pameran seni (pexels.com/Ahmet Yüksek)

Rasanya seperti luka yang berulang. Setiap kali perempuan yang bernama Lavender itu mengingatnya. "Purple atau Lavender Blue? Ini adalah warna yang indah sekali untuk sebuah gaun." Ujarnya riang.

Ave, begitu panggilan singkatnya, merenung dalam hening. Wajahnya cantik seperti lukisan dalam sebuah galeri seni, namun juga terlihat murung. Sama seperti lukisan yang terpajang di sudut lorong yang panjang. Jika dideskripsikan, Ave sedikit terlihat seperti Monalisa. Bedanya, Ave adalah tokoh perempuan sedih dengan penuh sesal dalam hatinya. Kehampaan yang teramat panjang dari sebuah penantian, begitu amat sangat menyiksanya.

Samar-samar ia mengulang memori tersebut. Pada saat sang kekasih menjanjikan sebuah rumah dengan halaman pekarangan yang luas. Nantinya, sang kekasih berencana hendak menanam bunga Lavender dan menjadikan pekarangan tersebut layaknya kebun Lavender. 

"Namanya Kebun Lavender Ave!" Kekasihnya tersenyum manis.

Editorial Team

Tonton lebih seru di