Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[CERPEN] Suara-suara yang Lenyap

Pexels.com/Kat Jayne
Seorang lelaki berkepala plontos baru saja masuk ke ruang interogasi untuk pertama kalinya dengan wajah yang murung. Pandangan matanya selalu turun. Langkahnya malas—kakinya selalu menyeret. Mulutnya mengatup rapat. Di sebelahnya seorang perempuan berkerudung senantiasa mengiringi langkahnya sambil terus menggamit tangannya. Wajah perempuan itu memang tak semurung lelaki di sebelahnya, tetapi keresahan beserta dendam dan amarah tampak melebur di matanya.
“Jadi, sudah berapa lama suami Anda mulai kehilangan suaranya?” tanya seorang polisi yang sudah duduk di depan sebuah komputer begitu pasangan itu duduk.
“Dari seminggu yang lalu,” jawab si perempuan.
“Apa sudah diperiksakan ke dokter?”
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorArifina Budi A.
Follow Us