[NOVEL] Penyap-BAB 2
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dua
Anna
5 menit sebelum kereta itu lewat
SEBUAH siluet hitam mendekat.
Bukan hanya siluet, melainkan juga kereta. Aku mencoba memproses semua gambaran dalam kepala ketika siluet itu menubruk badanku dengan keras sampai kami berdua terempas ke tanah. Rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhku mirip deru kereta yang memelesat. Tepat ketika aku menatap kereta yang meluncur di hadapanku, aku menyadari sesuatu.
Aku belum siap.
Editor’s picks
Perasaan lega lebih menguasai tubuhku daripada rasa sakit, membuatku ingin menangis. Perasaan bahwa aku masih hidup memberiku kekuatan agar tidak mengeluarkan air mata.
Saat kereta sudah tidak terlihat, aku baru merasakan sesuatu di lenganku, terasa berat. Sebuah tangan mencengkeram lenganku, dan mata hitam pekat menghunusku. Dia adalah siluet hitam tadi, siluet yang menubrukku.
Aku menarik tanganku menjauh karena takut anak lelaki ini akan merasakan kegugupanku. Dia membuka mulut, kemudian menutupnya lagi. Dia tidak bisa berkata-kata. Itu bisa dimaklumi mengingat kami baru saja selamat dari kematian.
Selamat.
Kata itu menggelayutiku seketika. Apakah aku benar-benar selamat? Apakah kami bisa dikatakan selamat?
Bunyi kereta mengisi pendengaranku sebelum aku mengingat suatu hal. Aku mengenal anak lelaki ini dan menyadari bahwa dia berada di sini tepat saat aku ingin mati. Minggu lalu, dia juga berada di hadapanku tepat ketika aku merasa harus mati.
***
Baca ribuan cerita seru dan tuliskan ceritamu sendiri di Storial!
storial.co
Facebook: Storial
Instagram: storialco
Twitter: StorialCo
YouTube: Storial co
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.