4 Serba-serbi Chikuwa, Frozen Food dari Ikan Khas Jepang

Sekarang ini sedang ngetren aneke frozen food yang berbahan ikan, biasanya digunakan sebagai bahan sup, oden, bahwan muncul di seblak juga!
Salah satu frozen food tersebut adalah chikuwa yang punya tampilan tabung pendek dengan bagian tengah berwarna oranye kecokelatan dan bagian ujungnya berwarna putih.
Chikuwa sendiri sudah dikenal oleh masyarakat Jepang sejak dahulu kala bahkan terdapat beberapa ragam chikuwa di beberapa daerah. Umumnya, chikuwa berasal dari pasta ikan putih tapi ada juga yang terbuat dari udang sehingga menghasilkan warna merah jambu, bukan warna putih.
Nah, mau tahu lebih lanjut tentang asal-usul hingga pembuatan chikuwa? Yuk, simak ulasan mengenai chikuwa lewat artikel ini. Baca sampai habis, ya!
1. Termasuk fish cake yang terbuat dari pasta ikan

Chikuwa adalah fish cake berbentuk tabung dari Jepang dengan rasa yang umami. Chikuwa berbentuk tipis dan pendek dengan warna cokelat tua pada bagian tengah dan warna putih pada bagian ujung.
Chikuwa terbuat dari surimi, atau pasta ikan putih. Ikan yang digunakan biasanya ikan yang tidak mahal, seperti pollack, bream, whitting, atau flying fish, atau kombinasi dari dua ikan. Karena bahan utama chikuwa adalah surimi dari ikan putih, maka chikuwa relatif rendah lemak dan tinggi protein.
Fish cake ini biasanya dimasak menjadi oden, nabe, udon, yasai-itame, dan lainnya.
2. Secara tradisional, pembuatan chikuwa dengan cara dipanggang

Chikuwa dibuat dari surimi atau pasta ikan putih. Surimi sendiri berasal dari ikan yang setengah beku, dengan tambahan putih telur, garam, gula, dan tepung kentang kemudian dicampur dengan food processor atau blender.
Untuk menghasilkan bentuk tabung yang bolong tengahnya, surimi ditaruh di wadah dengan permukaan datar dan diratakan dengan ketebalan yang sama. Setelah itu, taruh bambu di pinggir surimi lalu gulung bambu hingga surimi tersebut melilit bambu.
Kemudian, chikuwa dipanggang perlahan pada suhu sekitar 200℃ untuk menciptakan “kulit” pada permukaan produk dan bambu diputar sedikit demi sedikit hingga chikuwa berwana kecokelatan. Setelah matang, chikuwa didinginkan beberapa saat dan dilepas dari bambunya.
3. Konon, chikuwa sudah populer sejak dulu

Melansir dari Food in Japan, chikuwa salah satu bahan yang diduga punya sejarah tertua. Jika berbicara tentang sejarahnya, perlu juga disebutkan “kamaboko”.
Adanya chikuwa tak lepas dari makanan yang bernama kamaboko. Kamaboko (makanan dari olahan ikan yang dihancurkan kemudian dipanggang) diduga merupakan prototipe chikuwa yang kita kenal sekarang.
Dalam buku Ruijuzoyosho, sebuah buku kuno dari zaman Heian, terdapat jejak makanan “kamaboko” dan hidangan yang mirip dengan chikuwa. Berdasarkan gambar di buku, ikan tumbuk dipanggang di atas batang bambu dan disajikan.
Referensi lain menyebutkan bahwa kamaboko telah dikonfirmasi dalam dokumen dari zaman Muromachi. Menurut dokumen, surimi ikan yang dililitkan pada batang bambu dan dipanggang di atas api diberi nama “kamaboko” karena mirip dengan tanaman “gama-no-ho” (蒲の穂).
Pada masa itu, kamaboko merupakan hidangan mewah dan banyak disantap oleh bangsawan. Namun seiring berjalannya waktu, hidangan tersebut tak hanya disantap oleh kalangan atas saja dan sejak zaman Edo, bahkan orang biasa pun bisa memakan kamaboko.
Dalam kurun waktu sejarah yang panjang, berbagai produk makanan yang menggunakan ikan cincang bermunculan sehingga lahirlah nama “chikuwa”. Chikuwa berarti “cincin bambu”. Dinamakan demikian karena menyerupai potongan ujung batang bambu.
4. Berbagai macam varian chikuwa yang umami

Selain chikuwa yang biasa kita lihat, terdapat berbagai chikuwa dari berbagai daerah di Jepang.
- Tofu chikuwa adalah chikuwa yang berasal dari Prefektur Tottori. Tofu chikuwa punya kombinasi bahan yang tidak biasa yaitu tahu momen dan daging ikan putih dengan perbandingan 7:3. Alih-alih dipanggang, tahu chikuwa dimasak dengan cara dikukus sehingga tampilan tofu chikuwa ini putih tidak ada warna cokelatnya.
- Ago chikuwa dari Prefektur Tottori. Ago chikuwa terbuat dari ago-dashi. Dalam bahasa Jepang, “ago” adalah dialek di sekitar Nagasaki yang berarti ikan terbang, ikan musiman di bulan Juni dan Juli. Ago-dashi adalah dashi dari ikan ini yang mana memiliki rasa yang light. Chikuwa terbuat dari ago-dashi ini dan memiliki kulit yang kencang serta tekstur yang kenyal.
- Ago noyaki chikuwa adalah chikuwa dari Kota Matsue, Prefektur Shimane. Chikuwa ini adalah chikuwa kelas atas yang juga terbuat dari ago. Ago noyaki chikuwa bertekstur lebih tebal dari chikuwa biasa dan ditandai dengan bekas panggangan di seluruh chikuwa.
- Take chikuwa adalah makanan favorit di Prefektur Tokushima. Chikuwa ini terbuat dari daging ikan cincang di atas batang bambu pendek dan dijual tanpa melepas batang bambu tersebut. Oleh karena itu, jika memakan chikuwa ini bisa sambil memegangi bambunya.
- Botan chikuwa adalah chikuwa yang hanya diproduksi di prefektur Aomori. Dengan menggunakan metode khusus sehingga menghasilkan pola chikuwa yang mirip dengan kelopak bunga peony.
- Chikuwa udang merupakan makanan khas Prefektur Ehime yang memiliki warna merah jambu yang unik dan tekstur yang kental. Bahan utama udang chikuwa adalah tahu, ikan putih cincang, dan udang dari daerah Setouchi. Chikuwa udang biasanya dimakan bersama dengan wasabi atau kecap atau bisa juga diolah menjadi sup miso.
Punya tekstur yang kenyal dan rasa umami yang light membuat chikuwa memang pas jika dicampur dengan berbagai makanan kuah untuk memberikan tekstur yang menggoyang lidah. Chikuwa merek mana nih yang kalian suka?