TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah Kopi di Indonesia yang Dibawa Masuk Pertama Kali oleh Belanda

Dari jenis kopi arabika hingga ke kopi robusta

ilustrasi kopi (unsplash.com/pariwat pannium)

Kopi menjadi salah satu minuman yang cukup populer di Indonesia. Ada sejarah panjang tentang masuknya minuman ke Indonesia, lho.

Hal ini diawali dari pertama kali kopi dibawa oleh Belanda pada abad ke-17 hingga Indonesia sukses menjadi produsen kopi terbesar di dunia. Bahkan salah satu varian kopi asal Indonesia menjadi salah satu kopi favorit dari Raja Louis XIV dari Prancis.

Lalu, bagaimana sejarah kopi hingga bisa masuk ke Indonesia? Berikut ulasannya.

1. Pertama kali masuk ke Indonesia dibawa oleh Belanda pada tahun 1696

ilustrasi kopi arabika di dalam kotak (unsplash.com/Aaron Doucett)

Kopi pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1696. Waktu itu dibawa oleh Belanda pada masa penjajahan. Nah, bibitnya sendiri diambil dari Malabar, India, engan kopi jenis arabika. Daerah pertama yang ditanami adalah daerah Kedawung, dekat dengan Batavia (Jakarta).

Penanaman kopi pertama yang dilakukan Belanda tidak berjalan dengan baik. Kopi yang ditanam mengalami kerusakan parah. Hal tersebut diakibatkan karena bencana alam yaitu gempa bumi dan juga banjir.

Nyatanya, Belanda tidak menyerah. Pada tahun 1706, Belanda berhasil menanam kopi arabika di daerah Cianjur, Jawa Barat. Bupati Cianjur kala itu, Aria Wira Tanu, berhasil mengirimkan kopi ke Amsterdam sekitar 4 kuintal kopi pada tahun 1711. Hal baiknya, kopi tersebut disambut dengan baik di Eropa dan memenangkan lelang dengan harga tertinggi.

Baca Juga: Mengenal Kopi Gumuk, Kopi Arabika Khas Lereng Gunung Merapi 

2. Belanda memperluas penanaman kopi dari Sumatra hingga Papua

ilustrasi orang sedang berada di kebun kopi (unsplash.com/Esteban Benites)

Keberhasilan penanaman kopi di Cianjur dan diterima dengan baik di Eropa membuat Belanda memperluas penanaman kopi di Indonesia. Sumatra, Sulawesi, Bali, dan bahkan Papua menjadi lokasi selanjutnya yang dipilih Belanda untuk menanam kopi jenis arabika tersebut.

Kopi yang terkenal dengan sebutan Java Coffee tersebut kemudian masuk ke Prancis. Pada tahun 1714, Raja Louis XIV meminta bibit kopi jawa dari Wali Kota Amsterdam, lalu ditanam di kebun raya Paris. Dari sana, kopi Jawa menyebar ke Karibia dan Amerika.

Bibit kopi jawa dikenal sebagai varietas yang merupakan nenek moyang dari banyak varietas kopi arabika di seluruh dunia. Perlu kamu ketahui, kopi awa menjadi kopi favorit dari Raja Louis XIV, lho. Kini, keberadaan kopi ini sendiri sudah mendunia.

3. Diserang oleh hama, pergantian kopi, hingga diinvasi oleh Jepang

ilustrasi biji kopi di dalam stoples (unsplash.com/Georgi Petrov)

Penanaman kopi jenis arabika di Indonesia tidak selalu berjalan dengan baik. Pada abad ke-19, perkebunan kopi hampir di seluruh Indonesia diserang oleh hama. Penyakit busuk batang hingga daun karat menyebabkan kerusakan yang sangat parah.

Belanda akhirnya mengganti jenis kopi arabika dengan jenis kopi robusta. Kopi jenis robusta nyatanya jauh lebih tahan terhadap penyakit dan hama. Sejak saat itu kopi robusta menjadi salah satu komuditas utama Indonesia hingga sekarang.

Tahun 1942, Jepang menginvasi Indonesia dan mengambil alih perkebunan kopi dari pihak Belanda. Jepang juga memaksa rakyat Indonesia menanam kopi lalu mengirimnya ke Jepang. Hingga pada tahun 1945, saat Indonesia merdeka, perkebunan kopi di Indonesia menjadi hak milik pemerintah yang kemudian diserahkan ke rakyat melalui program reforma agraria.

Baca Juga: 5 Tips Simpan Bubuk Kopi agar Tahan Lama, Ide Stok Kopi yang Aman

Verified Writer

Kiswanto Sugeng

Penyuka kopi, gunung, game apalagi kamu...!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya