Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cara Membedakan Daging Plant-Based dan Daging Asli

ilustrasi daging plant-based
ilustrasi daging plant-based (freepik.com/topntp26)
Intinya sih...
  • Perbedaan tampilan dan tekstur antara daging nabati dan asli
  • Aroma sebagai petunjuk perbedaan antara daging nabati dan asli
  • Perbedaan saat dimasak, kandungan gizi, label kemasan, rasa, dan sensasi di mulut
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tren makanan berbasis nabati kini sedang naik daun. Mulai dari burger, nuget, hingga bakso, semuanya kini punya versi plant-based yang diklaim lebih sehat dan ramah lingkungan. Gak heran kalau banyak orang beralih ke produk ini, entah karena alasan etika, kesehatan, atau sekadar ingin mencoba sesuatu yang baru. Namun, dengan tampilannya yang makin mirip daging hewani, kadang sulit membedakan mana yang asli dan mana yang tiruan nabati.

Untuk kamu yang penasaran atau takut “salah makan”, penting banget tahu cara membedakan daging plant-based dan daging asli. Meski sekilas tampak sama, sebenarnya ada banyak tanda halus yang bisa dikenali. Yuk, kenali lebih dalam bagaimana membedakan daging plant-based dengan daging asli, supaya kamu bisa memilih dengan lebih sadar dan sesuai selera.

1. Perbedaan tampilan dan tekstur

ilustrasi daging sapi
ilustrasi daging sapi (pixabay.com/tomwieden)

Sekilas, daging nabati dan daging asli bisa tampak sangat mirip, apalagi dengan teknologi modern yang berhasil meniru tampilan daging hewani. Namun, kalau diperhatikan lebih dekat, ada beberapa tanda yang bisa kamu lihat.

  • Warna: Daging asli biasanya memiliki warna merah muda hingga cokelat tua, tergantung jenis dan tingkat kematangannya. Sedangkan, daging nabati warnanya cenderung lebih seragam karena diberi pewarna alami, seperti sari bit (beet juice) atau soy leghemoglobin untuk meniru warna merah dari myoglobin pada daging hewan.
  • Tekstur: Daging hewani punya serat otot alami yang membuat teksturnya berserat dan agak berbutir. Saat dimasak, serat ini bisa menghasilkan efek “mudah disobek”. Daging nabati terasa lebih halus dan konsisten karena dibuat dari protein nabati seperti kedelai, kacang polong, atau gluten gandum.
  • Lemak: Lemak pada daging hewan tampak seperti guratan putih (marbling). Pada daging nabati, lemak berasal dari minyak nabati seperti minyak kelapa atau kanola yang biasanya tampak lebih mengilap dan rata menyebar, bukan bergurat.

2. Aroma 

ilustrasi daging pant-based
ilustrasi daging pant-based (unsplash.com/LikeMeat)

Bau bisa menjadi petunjuk kuat asal daging:

  • Daging mentah: Daging hewan mentah punya aroma khas gurih dan sedikit logam karena kandungan zat besi. Sementara itu, daging nabati cenderung beraroma ringan atau sedikit tercium bumbu dan bahan nabatinya.
  • Daging matang: Daging asli menghasilkan aroma umami yang kompleks saat dimasak, terutama dari reaksi Maillard yang menimbulkan wangi panggang dan karamelisasi. Daging nabati juga bisa meniru aroma ini, tapi biasanya memiliki sedikit aroma tumbuhan atau asap buatan yang berbeda dari wangi daging sejati.

3. Perbedaan saat dimasak

ilustrasi daging sapi
ilustrasi daging sapi (pixabay.com/Goumbik)

Meski cara memasaknya mirip, perilaku kedua jenis daging ini di penggorengan atau di atas panggangan tidaklah sama.

  • Cairan: Daging asli mengeluarkan jus alami kaya protein dan lemak saat dimasak. Sementara daging nabati cenderung mengeluarkan lebih sedikit cairan, kadang meninggalkan residu minyak dari bahan tambahannya.
  • Proses pematangan: Keduanya bisa berubah warna menjadi kecokelatan, tapi penyebabnya berbeda. Daging asli kecokelatan karena protein otot dan gula yang bereaksi, sedangkan daging nabati butuh tambahan asam amino atau gula untuk hasil serupa.
  • Penyusutan: Daging asli biasanya menyusut karena kehilangan air dan seratnya mengerut. Daging nabati cenderung gak banyak menyusut karena mengandung serat tumbuhan dan pati yang menahan kelembapan.

4. Perbedaan kandungan gizi dan label kemasan

ilustrasi daging plant-based
ilustrasi daging plant-based (freepik.com/topntp26)

Daging asli dan nabati memiliki kandungan gizi dan daftar bahan yang berbeda. Kamu bisa melihat ini pada kemasan.

  • Daftar bahan: Daging asli hanya mencantumkan potongan daging dan mungkin sedikit garam atau pengawet. Sedangkan, daging nabati biasanya memuat banyak bahan, seperti protein kacang polong, kedelai, minyak kelapa, perisa alami, dan pengikat.
  • Sumber protein: Daging hewani memiliki protein lengkap dengan semua asam amino esensial. Daging nabati menggunakan protein dari tumbuhan yang dirancang agar menyerupai nilai gizi tersebut.
  • Tambahan nutrisi: Banyak produk daging nabati diperkaya dengan vitamin dan mineral, seperti B12, zat besi, atau seng, nutrisi yang biasanya melimpah di daging hewani.

5. Rasa dan sensasi di mulut

ilustrasi potongan daging merah
ilustrasi potongan daging merah (pexels.com/Lukas)

Meski teknologi pangan semakin maju, daging asli dan nabati memiliki rasa dan sensasi yang berbeda di mulut. Coba cek melalui beberapa hal berikut ini.

  • Rasa: Daging asli punya cita rasa gurih alami (umami) karena kandungan lemak dan ototnya. Daging nabati meniru rasa ini dengan menambahkan ekstrak ragi, rempah, dan perisa buatan. Kadang masih terasa sedikit rasa kedelai atau kacang.
  • Kekenyalan: Serat otot daging hewan memberikan sensasi “gigitan daging” yang khas. Daging nabati dibuat agar mirip, tapi sering kali terasa lebih lembut dan seragam.
  • Pascarasa: Beberapa daging nabati meninggalkan sedikit rasa tumbuhan atau “tanah” terutama yang berbahan dasar kacang polong atau kedelai.

Teknologi pangan memang berhasil memperkecil perbedaan antara daging nabati dan daging hewani, tapi perbedaan halus tetap ada. Perbedaan ini bisa dilihat dari tampilan, aroma, cara masak, hingga rasa dan kandungan gizinya. Dengan memahami ciri-cirinya, kamu bisa lebih yakin dalam memilih makanan sesuai selera, kebutuhan gizi, maupun gaya hidupmu. Entah kamu pencinta daging sejati atau penjelajah rasa yang penasaran dengan inovasi nabati, mengenali perbedaan ini bisa bikin pengalaman kulinermu jadi lebih sadar dan menyenangkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Food

See More

Apa Gunanya Menambahkan Kopi ke Dalam Adonan Brownies?

13 Nov 2025, 05:25 WIBFood