Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Ciri Makanan Rusak meski Belum Kadaluwarsa, Kenali Tandanya!

ilustrasi selai (pexels.com/Connor McManus)
ilustrasi selai (pexels.com/Connor McManus)
Intinya sih...
  • Perubahan aroma yang mencolok, seperti bau asam, amis, atau busuk menandakan makanan sudah tidak layak dikonsumsi meski belum kadaluwarsa.
  • Perubahan tekstur dan konsistensi makanan yang lembek, berlendir, atau mengeras menunjukkan proses dekomposisi akibat bakteri atau enzim.
  • Munculnya warna aneh atau bercak pada makanan bisa menjadi tanda bahwa makanan tersebut sudah mulai membusuk karena pertumbuhan mikroorganisme.

Tanggal kadaluwarsa mungkin bisa menjadi patokan utama dalam menentukan jika memang suatu makanan masih layak untuk dikonsumsi atau pun tidak. Namun, kenyataannya ada banyak faktor lain yang juga dapat membuat makanan tersebut mengalami kerusakan lebih cepat, bahkan sebelum tanggal kadaluwarsanya tercapai.

Penyimpanan yang kurang tepat, paparan udara terbuka, suhu ruangan yang tidak ideal, hingga kontaminasi silang justru akan semakin mempercepat potensi pembusukan pada makanan. Oleh sebab itu, penting untuk mengenali beberapa tanda berikut ini yang menunjukkan bahwa makanan telah rusak, meski sebelum tanggal kadaluwarsanya, sehingga tidak sembarangan untuk dikonsumsi.

1. Perubahan aroma yang mencolok

ilustrasi kopi (pexels.com/Sedanur Kunuk)
ilustrasi kopi (pexels.com/Sedanur Kunuk)

Aroma yang tidak biasa atau menyengat merupakan salah satu ciri paling umum yang menunjukkan bahwa makanan sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Meski memang makanan tersebut belum melewati tanggal kadaluwarsa, namun jika sudah mulai tercium bau asam, amis atau busuk tentunya patut dicurigai karena bisa jadi mengalami kerusakan mikrobiologis.

Perubahan aroma sebetulnya bisa diakibatkan karena pertumbuhan bakteri atau jamur yang mungkin tidak terlihat secara kasat mata. Oleh sebab itu, sebelum mengonsumsi makanan dalam kemasan atau makanan sisa memang semestinya kamu dapat mencium terlebih dahulu aromanya sebagai langkah awal dari pencegahan.

2. Perubahan tekstur dan konsistensi

ilustrasi teh bubuk (pexels.com/Anna Pou)
ilustrasi teh bubuk (pexels.com/Anna Pou)

Makanan yang rusak mungkin sering mengalami adanya perubahan tekstur, seperti terlalu lembek, menjadi berlendir, atau justru mengeras di bagian tertentu. Contohnya daging yang tadinya kenyal mungkin bisa berubah menjadi lebih lembek dan berair atau sayuran yang lembek justru bisa berair dengan warna yang mungkin tampak memudar.

Tekstur yang berubah sebetulnya menandakan adanya proses dekomposisi akibat bakteri atau enzim yang bekerja di luar kendali. Kondisi ini bisa sangat berbahaya apabila diabaikan, sebab risiko kontaminasi yang telah terjadi tidak bisa dihilangkan hanya melalui proses pemanasan semata.

3. Munculnya warna aneh atau bercak

ilustrasi kayu manis (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi kayu manis (pexels.com/Pixabay)

Warna makanan yang tidak lagi seragam atau munculnya bercak-bercak mencurigakan sebetulnya bisa menjadi tanda bahwa makanan tersebut sudah mulai membusuk. Bercak hijau, putih, abu-abu, atau kehitaman sering kali menunjukkan adanya jamur atau pertumbuhan mikroorganisme lain yang terdapat di permukaannya.

Kondisi ini memang bisa muncul pada makanan segar, seperti buah, roti, atau keju, meski memang masih dalam masa kadaluwarsa. Jangan menganggap sepele perubahan warna karena memang spora jamur tersebut bisa menyebar dengan lebih luas dari yang mungkin terlihat di permukaannya.

4. Rasa yang tidak lazim atau aneh

ilustrasi gula (pexels.com/Mareefe)
ilustrasi gula (pexels.com/Mareefe)

Jika makanan terasa berbeda dari biasanya, seperti ada rasa pahit, asam, atau justru terlalu kuat di lidah, maka bisa jadi memang makanan tersebut sudah tidak aman lagi untuk dikonsumsi. Rasa yang telah berubah bisa menjadi sinyal terakhir dari proses pembusukan, terutama pada makanan kaleng atau memang makanan siap saji.

Meski secara visual dan aroma makanan tersebut terlihat baik, namun rasa yang aneh justru menunjukkan adanya pembentukan zat berbahaya dari proses fermentasi atau kontaminasi. Jika memang kamu ragu-ragu, maka sebaiknya segera buang makanan tersebut daripada tetap mengonsumsinya, namun berisiko terhadap kesehatanmu.

Masa kadaluwarsa memang merupakan hal penting, namun bukan satu-satunya indikator untuk menilai kesegaran dan juga kualitas dari suatu makanan. Mengenali ciri-ciri fisik dari makanan merupakan langkah awal agar bisa mencegah potensi keracunan makanan. Kewaspadaan kecil dapat mencegah masalah besar untuk kesehatan tubuh!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us