7 Varian Bubur yang Disajikan saat Tahun Baru Islam

Bubur, atau yang disebut juga sebagai jenang di beberapa daerah, sering disajikan untuk berbagai acara, termasuk perayaan Tahun Baru Islam. Terdapat banyak varian bubur yang dapat kamu jumpai, terutama di Pulau Jawa. Salah satu varian bubur yang sering disajikan saat Tahun Baru Islam adalah bubur tujuh rupa.
Bubur tujuh rupa pun dapat berbeda-beda di setiap daerah. Ada yang menggunakan satu bahan yang sama, seperti bubur merah putih, hanya saja diberi tambahan beberapa warna berbeda. Ada pula yang menyajikan bubur tujuh rupa berasal dari bahan dan nama yang berlainan.
Kira-kira bubur apa saja yang disajikan sebagai bubur tujuh rupa untuk perayaan Tahun Baru Islam? Berikut daftar lengkapnya untukmu.
1. Bubur grendul
Bubur grendul juga disebut sebagai bubur candil yang terbuat dari tepung ketan dan dicampur gula merah, sehingga warnanya merah kecokelatan. Bubur ini berbentuk bola-bola kecil dengan tekstur kenyal dan lengket, kemudian disajikan bersama kuah santan. Bubur grendul diyakini menjadi simbol keharmonisan hidup.
2. Bubur ketan hitam
Warna lainnya berasal dari ketan hitam yang juga disajikan dengan santan. Bubur ketan hitam atau bubur ketan hitam memiliki tekstur lembut sedikit kenyal dan rasa manis gurih. Beras ketan yang lengket memiliki makna filosofis berupa kebersamaan dan menyatukan.
3. Bubur kacang hijau
Jenang atau bubur kacang hijau tak hanya dapat dinikmati langsung, tetapi juga sering disajikan bersama ketan hitam. Teksturnya empuk, tapi jika ingin lengket dan legit dapat ditambahkan tepung kanji. Cara penyajiannya hampir sama, yakni dengan santan tapi tanpa tambahan gula merah.
4. Bubur abang
Varian lainnya yakni bubur abang yang terbuat dari beras dan santan kelapa. Warna merah kecokelatannya diperoleh dari gula merah atau kadang diganti dengan gula aren. Bubur abang ini kerap disajikan bersama bubur putih dalam berbagai acara, disebut pula bubur sengkolo atau bubur merah putih.
5. Bubur putih
Bubur putih yang menjadi pelengkap bubur merah juga terbuat dari beras. Bedanya, tidak menggunakan tambahan gula merah, sehingga rasanya tidak manis. Bubur putih dan bubur merah menjadi simbol menolak bala atau menghindarkan manusia dari keburukan.
6. Bubur sumsum
Kalau sebelumnya beberapa varian bubur disajikan dengan kuah santan, berbeda dengan bubur sumsum. Bubur tersebut dibuat dari campuran tepung beras dan santan, kemudian disajikan dengan kuah kinca atau gula merah. Varian bubur bertekstur lembut ini menjadi simbol keberkahan, kesehatan, dan kekuatan.
7. Bubur mutiara
Satu lagi jenis bubur yang disajikan sebagai bubur tujuh rupa untuk perayaan Tahun Baru Islam, namanya bubur mutiara. Seperti namanya, bubur ini terbuat dari sagu mutiara yang disajikan dengan santan. Selain menambah varian warna bubur tujuh rupa, juga dapat memperkaya tekstur saat disantap dengan bubur lainnya.
Seluruh bubur di atas disajikan sebagai bubur tujuh rupa untuk perayaan Tahun Baru Islam. Setiap bubur mewakili makna simbolis dan memiliki rasa maupun tekstur yang berbeda. Bubur mana yang paling kamu suka?