Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Terungkap, Ini 3 Rahasia Utama King Mango Jadi Raja di Pasaran!

Minuman olahan mangga yang diadopsi dari Thailand kini tengah merajalela di Indonesia. Beragam merek bermunculan di mal-mal, terutama di kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya.

Semuanya menawarkan penampakan serupa. Merek-merek itu terinspirasi dari King Mango asal Thailand yang lebih dulu merajai pasar. Bagaimana kisahnya? Simak yuk!

Meski pemain lama, King Mango tak tergerus pengikutnya.

Default Image IDN
Default Image IDN

Merek ini termasuk salah satu yang menjadi pionir masuknya jus mangga khas Thailand ke Indonesia. Sejak dibuka pada Juni 2017 lalu di Neo Soho, Jakarta, outlet King Mango tak pernah sepi antrean.

Gilanya, antrean yang mengular panjang itu kadang-kadang sampai tak tertampung. Bahkan, banyak yang sudah menunggu 2-3 jam, tapi kehabisan. Sedih banget.

Antusiasme pasar yang begitu besar membuat King Mango melakukan ekspansi usaha.

Default Image IDN
Default Image IDN

Mereka membuka outletnya di beberapa mal di Jakarta. Misalnya AEON, Senayan, Margo City, dan kini tengah dipersiapkan di Grand Indonesia. Perusahaan tersebut juga telah melebarkan sayap ke luar kota dalam bentuk franchise, seperti ke Surabaya dan Bandung. 

Tak sampai di situ, beberapa waktu lalu, King Mango membuka outletnya di Jakarta Food Street Festival yang digelar Summarecon Mall, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Di festival jajanan dunia ini, King Mango lagi-lagi jadi primadona. Booth-nya menjadi yang paling ramai antrean pembeli.Lantas, apa yang membuat King Mango amat digandrungi? 

Manajer Operasional King Mango Bambang Eko Putro, mengatakan ada beberapa alasan mengapa minuman gubahan perusahaannya itu tak tergerus merek-merek baru yang belakangan ikut meramaikan “pesta” jus mangga di pasaran. 

Pertama, King Mango menggunakan jus mangga murni untuk semua komponennya.

Default Image IDN
Default Image IDN

Hampir 100 persen komposisi bahan yang dicampurkan ke dalam gelas minuman berukuran jumbo itu merupakan olahan mangga murni. Sisanya air mineral untuk campuran jus dan wipe cream. 

“Termasuk es serut yang dipakai merupakan jus mangga yang dibekukan. Saya gak menggunakan sari buah atau perasa mangga,” kata dia kepada IDN Times di Kelapa Gading, Sabtu pekan lalu.

Kedua, hampir semua peralatan diimpor langsung dari Thailand.

Default Image IDN
Default Image IDN

Gelas-gelas, sedotan, hingga mesin-mesin pembuatnya diimpor langsung dari Thailand. Alasan Bambang untuk mendatangkan peralatan dari luar negeri adalah karena Indonesia tak ada pedagang yang menjual gelas seukuran 32 oz atau 1 liter.

“Karena itu, ukuran King Mango ini tak ada yang menyamai,” tutur Bambang. Tak salah kalau segelas jus kekinian tersebut dihargai Rp 50 ribu. “Mahal karena ukurannya besar,” tuturnya. 

Tak cuma gelas, sedotan pun begitu. Menurut dia, di Indonesia, mencari sedotan dengan panjang dan bentuk yang dibutuhkan cukup sulit.

Bahkan, Bambang memastikan tidak ada yang menjualnya di Tanah Air. Bukan hanya peranti gelas dan sedotan, komplemen bahan juga didatangkan dari negara asalnya. Sayangnya, soal mangga, ia enggan blak-blakan. “Kalau mangga, itu soal rahasia perusahaan,” katanya. 

Ketiga, komposisi bahan yang dicampurkan dalam jus sangat diperhatikan.

Default Image IDN
Default Image IDN

Bahan yang paling utama yakni es serut dan jus. Sebab, kedua komponen inilah dianggap sangat mempengaruhi rasa. Ia harus memastikan proses pembuatannya, jus tak terlalu mengandung banyak air atau es batu. Sebab, bila komposisinya salah, jus bakal menjadi smoothies. 

Default Image IDN
Default Image IDN

Tiga rahasia itu membuat King Mango terus-terusan menjadi primadona di pasaran. Bambang membeberkan, ia bisa menghabiskan mangga sampai 600 kilo hingga 1 ton per hari dalam satu outlet.

Di samping itu, ia terus melakukan ekspansi, baik di wilayah Jabodetabek maupun luar kota. “Dalam waktu dekat akan ke Pascal 23 Bandung, Galaxy Mall Surabaya, dan Summarecon Mall Bekasi,” tuturnya. 

Hhmm...pantas saja rasanya menyegarkan dan enak banget ya? Kamu sudah antre berapa jam nih? 

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hanum Putri Anjani
EditorHanum Putri Anjani
Follow Us