Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Jumeokbap, Nasi Kepal Khas Korea Simbol Perjuangan Rakyat

ilustrasi jumeokbap (pixabay.com/Carick)

Jumeokbap atau nasi kepal merupakan salah satu makanan tradisional khas Korea Selatan yang masih digemari. Cara membuat jumeokbap juga mudah dan cepat.

Di balik kesederhanaan jumeokbap, makanan ini menjadi simbol perjuangan rakyat Korea Selatan, lho. Jumeokbap menjadi makanan yang dimakan para pekerja saat terjadi krisis moneter di awal 2000.

Tak afdal rasanya jika kamu suka makanan Korea tapi tidak mengetahui fakta di baliknhya. Nah, berikut ini fakta jumeokbap, nasi kepal khas Korea Selatan yang sempat jadi penyelamat para pekerja pada masanya.

1. Jumeokbap berarti nasi yang dipegang di kepalan tangan

ilustrasi jumeokbap (commons.wikimedia.org/Chloe Lim)

Jumeokbap (주먹밥) adalah makanan khas Korea Selatan berupa bola nasi. Secara harfiah, jumeokbap mempunyai arti “nasi yang dipegang di kepalan tangan.”

Selama berabad-abad, jumeokbap sudah menjadi makanan andalan ketika bepergian karena praktis dan mudah dibawa. Cara membuat jumeokbap pun mudah. Jumeokbap bisa dibuat dengan berbagai isian sesuai selera.

Jumeokbap yang paling dasar adalah nasi, garam, minyak wijen, dan biji wijen dicampur menjadi satu, lalu dibentuk bola-bola. Nasi yang dipakai dalam jumeokbap biasanya adalah nasi dari beras japonica berbulir pendek karena mudah dibentuk, lengket, dan lentur.

2. Mirip seperti onigiri asal Jepang

ilustrasi onigiri (unsplash.com/Max Griss)

Jumeokbap ini bersaudara dengan nasi kepal dari Jepang, yakni onigiri. Namun, hal yang membedakan antara keduanya adalah bentuk. Jumeokbap berbentuk bola, sedangkan onigiri lebih seperti piramida.

Pada masa perang, jumeokbap menjadi makanan untuk tentara karena mudah dikemas dan mudah dibawa. Maka dari itu, saat dikepalkan, makanan akan terasa lebih padat.

3. Menjadi simbol perjuangan rakyat Korea Selatan

ilustrasi jumeokbap (pixabay.com/man sang oh)

Bukan sembarang nasi kepal, jumeokbap didapuk menjadi simbol perjuangan rakyat Korea Selatan. Pada 1980, terjadi unjuk rasa mahasiswa dan warga sipil di Gwangju. Saat itu, ditaktor militer yang berkuasa memblokade kota, sehingga para jurnalis dan pekerja tak dapat mengakses kota.

Ketika para pengunjuk rasa kehabisan makanan, mereka memakan jumeokbap yang dibuat para wanita dan pedagang kota. Pada 2001, setelah krisis moneter, jumeokbap menjadi makanan pengganjal perut bagi pekerja yang kelaparan. Jumeokbap pun resmi jadi simbol Kota Gwangju.

Bagi warga Gwangju, jumeokbap ini sarat makna. Jumeokbap melambangkan jongshin gye sung atau warisan spiritual dan daedong jongshin, keinginan untuk mencapai perdamaian dan kemakmuran. Jumeokbap ini menjadi simbol persatuan warga Gwangju.

4. Cara membuatnya sangat mudah

ilustrasi jumeokbap (pixabay.com/GuHyeok Jeong)

Cara membuat jumeokbap terbilang mudah. Nasi diberi bumbu terlebih dahulu dengan minyak wijen, bisa juga ditambah soy sauce, mirin, dan dark brown sugar.

Untuk isiannya bisa bermacam-macam. Jika ingin isi tuna, bisa dibuat dengan mencampurkan tuna kalengan, mayones Jepang, garam, dan lada. Untuk coating-nya bisa dibuat dengan mencampurkan nori yang dihancurkan, biji wijen, gula, garam.

Nasi yang sudah dibumbui kemudian diisi dengan campuran tuna, lalu dikepal dan dibentuk bola. Nasi yang sudah berbentuk bola kemudian dibalurkan dengan nori. Voila, jadilah jumeokbap!

5. Bisa langsung dimakan atau dimakan bersama hidangan lain

ilustrasi jumeokbap (unsplash.com/Frank Zhang)

Jumeokbap bisa langsung dimakan atau bisa disajikan dengan hidangan lain. Jumeokbap bisa juga disajikan dengan kimchi, acar timun, atau sup pasta kacang (doejang guk). Jumeokbap juga bisa disajikan dengan makanan-makanan pedas.

Jumeokbap juga bisa disimpan dalam 2-3 hari dalam wadah tertutup dan dimasukkan ke kulkas. Atau, bisa juga dibekukan di freezer dan dapat bertahan satu bulan.

Mudah, cepat, dan praktis, jumeokbap juga bisa menjadi inspirasi menu untuk bekal, lho. Adakah yang pernah membuat jumeokbap?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wanudya A
EditorWanudya A
Follow Us