Makan daging hewan kurban merupakan salah satu perayaan Hari Raya Iduladha yang paling ditunggu-tunggu. Jelas saja, siapa yang tak bahagia bisa makan olahan daging yang lezat bersama keluarga.
Apa lagi bila makanan tersebut diolah untuk jadi menu makanan yang nikmat. Dan bila kamu berkurban atau kebagian daging sapi, ada beragam menu makanan lezat yang bisa dibuat dari berbagai bagian tubuh sapi. Lebih nikmat lagi bila diolah untuk jadi kuliner khas Minangkabau. Bagian apa saja itu?
Daging adalah bagian ter-mainstream yang dapat dinikmati dari sapi. Daging bisa diolah menjadi berbagai macam menu makanan. Di antaranya rendang daging yang memasaknya butuh waktu minimal 6 jam, gulai kalio yang juga merupakan salah satu proses untuk membuat rendang, sampadeh dagiang yang rasanya asam pedas, dendeng lado ijau, hingga sate padang dan soto padang.
Daging bukan satu-satunya bagian dari sapi yang nikmat untuk disantap. Tulang sapi pun bisa menjadi menu kuliner yang lezat. Dari tulang sapi yang direbus, kamu dapat menikmati makanan seperti sup daging sapi dan sup tengkleng dengan bumbu yang membuatnya terasa sedikit lebih pedas.
Jeroan sapi juga menjadi bagian yang disukai banyak orang untuk diolah dan disantap. Untuk kuliner khas Padang, jeroan bisa diolah menjadi gulai cancang, gulai tambunsu yang terbuat dari usus sapi berisikan tahu dan telur, samba hati goreng balado, dendeng rabu (paru-paru), dan lain-lain.
Tunjang merupakan nama lain untuk kikil, yang merupakan daging lunak atau kulit yang ada pada bagian kaki sapi. Tepatnya dari lutut ke bawah. Tunjang atau kikil biasanya disantap dalam menu gulai. Semakin nikmat bila dinikmati dengan tulangnya sekaligus.
Bagian sapi yang bisa dinikmati bukan hanya yang ada pada badan. Ada bagian di kepala yang juga dapat dijadikan menu makanan lezat, seperti lidah. Lidah sapi dapat diolah menjadi sate dan olahan lainnya. Lidah pun tidak hanya enak, tapi juga dinilai berkhasiat dan dicari-cari.
Bagian kepala lainnya yang juga dinikmati oleh orang Minangkabau adalah otak sapi. Bagian ini diolah dalam menu gulai. Orang Minangkabau menyebutnya dengan sebutan gulai banak. Meskipun sudah banyak yang tahu bahwa makanan ini lebih tinggi potensi penyebab kolesterolnya, tetap saja banyak orang Minangkabau yang menyukainya.