Cerita Seru Food Vlogger Mark Wiens Jadi Host di Serial Terbaru HBO

Dikenal memiliki gaya unik saat mengulas makanan di depan kamera, Mark Wiens pun didapuk menjadi host dalam Food Affair with Mark Wiens. Hal ini menjadi pengalaman pertamanya memandu sebuah serial tanpa menggunakan naskah dengan tetap memperlihatkan ciri khasnya.

Mark yang terbiasa menjelaskan suatu makanan dengan spontan pun terlihat luwes dan tidak canggung, meski serial ini digarap tanpa naskah. Semua alur dan dialog dalam setiap episodenya mengalir secara alami dari mulut Mark Wiens. Keren banget, kan?

Alasan utama Mark menerima tawaran untuk menjadi host serial Food Affair with Mark Wiens tentu saja karena passion-nya terhadap makanan. "Acara ini sangat menarik. Saya selalu suka bertemu dengan orang-orang di balik makanan, terutama yang membuat makanan," ujar Mark.

Pria berusia 36 tahun ini pun mengaku sangat enjoy menjalani semua proses syutingnya tanpa naskah. Ia bisa mencicipi beragam makanan sambil berbincang-bincang dengan orang-orang di balik pembuatan makanan tersebut. Ia pun berharap acara ini bisa ditonton dan disukai banyak orang.

Mark menceritakan sering jalan-jalan dan kulineran ke Singapura. Ia pun menjelaskan alasan di balik pemilihan Singapura sebagai objek tempat dalam serial Food Affair with Mark Wiens.

"Singapura itu unik, negara dan kota yang kecil, dan sangat multikultural. Banyak budaya yang memengaruhi cita rasa makanan di Singapura. Kamu bisa menemukan makanan dengan sentuhan Melayu, China, dan India di sini," ujar pria kelahiran Arizona, Amerika Serikat, ini.

Meski sudah terbiasa berbicara dan menjelaskan segala sesuatu di depan kamera, rupanya Mark juga menghadapi tantangan baru selama proses syuting serial Food Affair with Mark Wiens. 

"Banyak perbedaan antara vlog dengan syuting serial ini. Saat saya syuting untuk kebutuhan YouTube media sosial, saya hanya pergi bersama istri. Kami bertualang dan mencicipi makanan yang belum pernah saya makan, mendeskripsikannya, dan menampilkan reaksi (saat makan)," jelasnya

Mark pun menambahkan, saat syuting Food Affair, banyak perencaaan, produksi, dan tim yang besar. Satu hal paling ia sukai dari acara ini adalah setiap episodenya saya duduk dan berbincang bersama chef, food hacker, atau food expert. Mereka pun berbagai cerita tentang segala hal di balik makanan secara personal dan mendalam.

Selama ini kita tahu banyak acara kuliner yang disiarkan di YouTube, TV, maupun layanan streaming. Acara-acara tersebut kurang lebih kontennya sama, yakni wisata kuliner di berbagai wilayah, host-nya mencicipi banyak makanan, kemudian mengulas atau mendeskripsikan makanan tersebut.

Meski konsepnya sama, serial Food Affair with Mark Wiens tentu memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan acara kuliner lainnya. "Serial ini memiliki ide yang unik dan berfokus untuk menjembatani perbedaan atau gap antara fine dining dengan hacker atau street food."

Setiap episodenya, penonton akan mendapatkan banyak pengetahuan tentang sejarah atau kebudayaan makanan di Singapura dari para ahli. 

Berbicara tentang fine dining dan street food, Mark juga menceritakan tentang preferensinya. Secara jujur, ia mengatakan bahwa lebih memilih makan di street food.

"(Street food) mudah diakses siapa pun dan sangat visual. Kamu bisa melihat proses memasak dan orang-orang yang mengolahnya. Selain itu, ada sensasi tersendiri saat kamu makan sembari melihat sepeda motor berlalu-lalang dan ada kemacetan (di sekitarmu)," tuturnya.

Meski lebih memilih street food, Mark merasa tetap enjoy saat makan di restoran dengan fine dining. "Fine dining terkadang sulit dimengerti, karena semuanya tentang seni (memasak). Namun, yang saya suka dengan fine dining adalah saat beinteraksi dengan chef dan ia menjelaskan tentang makanan tersebut," imbuhnya. 

Mark memiliki banyak tempat makan favorit di Singapura. Ia pun memberikan salah satu rekomendasinya, yakni Samy's Curry Restaurant.

"Saya selalu enjoy saat datang ke Samy's Curry Restaurant. Tempat makan ini menyajikan kari kepala ikan (fish head curry) khas India dengan rasa sangat nikmat, ikonik, dan sangat legendaris. Saya merekomendasikan orang-orang untuk datang ke sana," ujarnya. 

Mark juga menambahkan tentang salah satu restoran yang paling berkesan saat syuting Food Affair with Mark Wiens, yaitu Burnt Ends. Di restoran barbekyu ini, Mark bertemu dengan Chef Dave Pynt. Sang juru masak pun menceritakan banyak hal terkait restoran tersebut.

"Chef Dave menyajikan tomahawk panggang yang sangat besar dan dibumbui dengan bahan-bahan terbaik. Proses memasaknya pun cukup memakan waktu, tapi rasanya enak sekali. Ini steik terenak yang pernah saya makan," imbuhnya.

Di akhir wawancaranya, Mark menyampaikan beberapa saran dan masukan untuk orang-orang yang memiliki impian menjadi seorang food vlogger, food writer, atau food reviewer.

"Berikan review yang jujur tapi personal. Seseorang akan terhubung dengan segala hal yang disampaikan dengan jujur dan personal. Jangan terlalu banyak kata-kata, tetapi jelaskan poin utama dengan detail, jelas, dan jujur," pungkasnya.

Jadi gak sabar nonton serial Food Affair with Mark Wiens, kan? Pantau terus di HBO GO, HBO, dan HBO Max mulai 18 November nanti, ya!