Es doger, es dawet, es cendol, siapa sih yang gak kenal dengan kudapan dingin khas Indonesia ini? Kebanyakan masyarakat Indonesia memilih es sebagai makanan penutup atau camilan siang hari.
Selain rasanya yang segar, es juga bisa mengubah mood jadi happy lho. Eh, tapi kamu sudah tahu belum es-es yang sering kamu minum ini berasal dari daerah mana saja? Kalau belum intip langsung yuk ulasan di bawah ini!
Minuman yang berbahan dasar santan kelapa ini biasanya berisi tape, ketan hitam, alpukat, dan potongan daging kelapa. Biasanya juga ditambahkan potongan roti tawar dan sagu mutiara.
Es yang satu ini berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Nama doger diambil dari dua kata yaitu "dorong gerobak" yang kemudian disingkat menjadi doger.
Es dawet berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah. Bahan dasarnya berasal dari tepung beras yang diolah, lalu diberi tambahan pewarna hijau dari daun suji.
Berbeda dengan es dawet Banjarnegara. Dalam bahasa Jawa, ireng berati hitam. Dawet satu ini memiliki warna hitam yang diperoleh dari merang (abu bakar jerami). Uniknya, penyajian dawet ireng ini lebih banyak daripada kuahnya.
Es yang berasal dari Betawi ini sudah sangat sulit ditemukan. Biasanya es selendang mayang ada dalam acara pernikahan orang Betawi atau Lebaran. Selain menyegarkan, es selendang mayang juga mengenyangkan karena terbuat dari tepung hunkwe.
Sering dikenal berasal dari Garut Jawa Barat. Ternyata es satu ini berasal dari pedagang Sunda Bandung yang bernama Junaedi, lho. Goyobod berarti basah kuyup dalam bahasa Sunda.
Sesuai namanya, "podeng" dalam bahasa Madura berarti putar. Es ini dibuat secara tradisional dengan cara diputar. Es podeng sering disajikan dengan taburan kacang tanah yang dicincang kasar, meses, dan susu cokelat kental manis.
Es cendol merupakan minuman khas Sunda yang terbuat dari tepung hunkwe. Jika di Jawa, kita mengenalnya dengan nama es dawet. Nama cendol bermula dari orang-orang yang merasakan sensasi jendolan dari cendol nya. Sehingga disebut cendol.
Pada 2005, Kabupaten Sukoharjo resmi menjadikan es teler sebagai minuman khasnya. Padahal es teler sudah ada sejak 1957 yang dibuat oleh ibu Samijem Darmo Putro.
Nama es teler bermula dari seorang pengunjung yang mengatakan "esnya bikin teler". Tidak salah jika es ini dinamakan teler, karena kenikmatannya bikin merem melek. Isinya terdiri dari apel, anggur, semangka, nangka, alpukat, kelapa, dan susu kental manis.
Siapa sih, yang tidak suka dengan es khas Makassar, Sulawesi Selatan, ini? Dinamakan es pisang ijo karena terdapat pisang dibalur tepung berwarna hijau. Siraman kuah santan dan sirup membuatnya makin nikmat. Ada pula tambahan bubur sumsum, ketan hitam, dan sagu mutiara.
Ternyata ada banyak cerita di balik es nona, lho. Salah satunya, dulu es ini dijajakan oleh seorang perempuan dengan sapaan "nona". Es ini berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat.
Berisi ini potongan pepaya, kacang merah, tape, dan susu kental manis. Pepaya yang digunakan adalah pepaya yang sudah direndam air kapur sirih sehingga membuatnya menjadi renyah ketika digigit.
Jika berkunjung ke daerahnya, jangan lupa mampir untuk menjajalnya ya!