Tahun Baru Imlek sebentar lagi tiba. Perayaan tersebut dapat menjadi ajang untuk berkumpul bersama keluarga. Dalam setiap perayaan hari penting, tak lengkap rasanya jika tak ada kue.
Di balik kelezatannya, kue khas Imlek juga sarat akan makna dan filosofis yang mendalam. Nah, berikut beberapa kue khas Imlek yang biasa disajikan.
Kue khas Imlek pertama ada kue ong lei. Sekilas kue ong lei memiliki bentuk yang sama seperti kue nastar. Bahkan, cara membuat dan isian kue ong lei juga sama seperti kue nastari yakin berisi selai nanas. Menariknya, kue ong lei dianggap sebagai buah pembawa hoki atau pembawa keberuntungan sepanjang tahun.
Selain kue ong lei, ada juga kue tang yuan sebagai sajian kue khas Imlek. Di China, kue ini disantap saat festival lampion yang bertepatan pada hari terakhir perayaan Imlek. Di Indonesia, kue tang yuan ini lebih populer disebut ronde.
Kue tang yuan atau ronde ini terbuat dari tepung ketan yang diberi warna dan dibentuk bulat-bulat. Biasanya, kue tang yuan berisi pasta wijen hitam yang manis. Dalam penyajiannya, kue tang yuan disertai dengan kuah air jahe yang dicampur gula merah. Dengan memakan tang yuan saat perayaan Imlek, dipercaya akan memberikan harapan bagi sebuah keluarga untuk tetap bersatu, erat, harmonis, bahagia, serta tidak terpisahkan.
Selanjutnya, ada kue mochi. Kue kenyal ini juga terbuat dari tepung ketan, sama seperti kue tang yuan. Namun, isi dan cara penyajian kue moci tidak disertai dengan kuah. Kue moci bisa disantap langsung setelah dikukus maupun setelah dibaluri tepung ketan.
Dari segi nilai filosofisnya, tekstur kue moci yang lengket dan mudah menempel ini memiliki makna seperti penambal hal-hal yang kurang baik di tahun sebelumnya. Artinya, dengan menyantap kue kue moci, diharapkan bisa menjalani hidup yang lebih baik sepanjang tahun berikutnya.
Sesuai namanya, sunrise pie atau pia jeruk sunkist sekilas memiliki bentuk yang mirip seperti pie susu Bali. Namun, keduanya berbeda karena sunrise pie memiliki rasa manis dan menyegarkan yang berasal dari jeruk sunkist.
Dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa, sunrise pie melambangkan terbitnya matahari. Itu artinya, dengan menikmati sepotong kue ini diharapkan akan membawa orang yang menyantapnya untuk menjalani hari yang cerah.
Kue bakpao juga masuk ke dalam daftar menu kue khas Imlek yang gak pernah absen pada perayaan Imlek. Pasalnya, kue bakpao melambangkan kemakmuran dalam hidup sehingga setiap orang disarankan menyantapnya saat Imlek.
Kue berwarna putih dan bertekstur lembut ini memiliki berbagai macam isian. Meski pada mulanya, kue bakpao dari China lebih umum diisi dengan daging babi cincang. Namun, seiring berjalannya waktu, kue bakpao berkembang dan punya banyak variasi isian. Mulai dari yang manis hingga yang asin pun juga ada.
Tak heran jika kue ini digemari oleh banyak kalangan, baik anak-anak maupun orang dewasa. Selain itu, kini kue bakpao juga disajikan dalam bentuk dan warna-warna lucu, lho. Jadi, cocok dijadikan pilihan kudapan untuk hampers Imlek.
Kue kacang juga jadi salah satu kudapan favorit banyak keluarga yang tak pernah absen saat perayaan Imlek. Berbeda dari beberapa kue khas Imlek sebelumnya yang bertekstur lembut, kue kacang hadir dengan kerenyahan dan gurihnya kacang.
Dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa, kacang tanah biasa disebut "kacang umur panjang" yang melambangkan vitalitas, umur panjang, kekayaan, dan juga kehormatan. Selain disajikan dalam bentuk kue, kacang tanah juga selalu disajikan tanpa kulit sebagai camilan Tahun Baru Imlek.
Kue ini sudah pasti hadir dalam setiap perayaan Imlek. Komposisi kue keranjang berupa beras ketan, gula merah, dan minyak sayur. Kue keranjang teksturnya kenyal dan lengket, seperti dodol, dengan rasa manis.
Setiap Imlek, kue ini menjadi salah satu kue terlaris di pasaran. Secara filosofis, kehadiran kue berbentuk bulat ini bermakna harapan agar keluarga saling rukun dan harmonis. Kue keranjang ada yang disajikan dengan cara disusun dari yang paling besar berada di paling bawah.
Kue ku dikukus dengan tepung ketan berisi kacang hijau yang telah dimasak, dihaluskan dan, diberi gula pasir. Rasanya yang manis dengan tekstur legit dan lembut membuat siapa pun ingin mencicipi kudapan ini. Kue ini dicetak menggunakan cetakan khusus dan terbilang unik, yaitu lonjong menyerupai cangkang kura-kura.
Makna dari bentuk kue ku adalah membawa harapan agar siapa pun yang memakannya memperoleh umur panjang dan sehat selalu sepanjang tahun, seperti yang terjadi pada kura-kura. Warnanya yang merah terang memiliki simbol kemakmuran. Biasanya, kue ku dicetak dengan ukiran gambar atau huruf yang melambangkan keberuntungan.
Untuk kue satu ini pasti semua sudah mengenalnya. Namun, tahukah kamu jika lapis legit juga termasuk salah satu kue yang disajikan saat Imlek? Yap, lapis legit juga dihadirkan bersama hidangan Imlek lainnya.
Kue spesial ini juga sering dijadikan hantaran menjelang Imlek. Kue lapis legit terasa istimewa dengan rempah di dalamnya, seperti kayu manis dan cengkih. Pemakaian bahan dasar kuning telur yang banyak hingga mentega membuat tampilan lapis legit mewah.
Melihat proses pembuatan yang cukup menyita waktu dan kualitas bahan yang digunakan, tak heran jika harga kue ini terbilang cukup mahal. Lapis demi lapis pada kue yang tak lekang waktu ini melambangkan harapan rezeki yang datang di sepanjang tahun yang baru bisa berlapis-lapis juga.
Menyantap kue wajik saat Imlek dipercaya membawa keberuntungan. Kue wajik terbuat dari beras ketan yang dicampur gula merah. Setiap bentuk dan tekstur kue ini memiliki berbagai arti khusus. Kue wajik berbentuk jajar genjang dan tinggi seperti gunung dipercaya segala cita-cita orang yang memakan kue ini akan tercapai.
Kue wajik yang tinggi juga melambangkan hidup juga harus naik terus, target yang tercapai dan bermakna dalam satu tahun ke depan. Tekstur lembut dan lengket pada kue ini melambangkan kerukunan dan keharmonisan pada anggota keluarga terjalin baik.
Kue basah satu ini juga menjadi kudapan yang tidak pernah absen merayakan Tahun Baru Imlek. Biasanya, kue mangkok diletakkan di bagian paling atas pada susunan kue keranjang.
Disebut kue mangkok karena memiliki bentuk seperti mangkok dengan bagian atas menyerupai bunga merekah. Bahan dasar pembuatan kue mangkok adalah tepung beras. Tekstur kue ini empuk dengan cita rasa manis yang pas.
Sebenarnya, ada banyak varian warna kue mangkok, tapi yang digunakan pada saat perayaan Imlek hanya yang berwarna merah. Warna merah memberi simbol kebahagiaan bagi seluruh keluarga yang memakannya. Bagian atasnya yang merekah melambangkan harapan agar rezeki terus mengalir sepanjang tahun baru.
Selain disajikan saat Idulfitri, kue semprong juga banyak dihidangkan saat Imlek. Warna keemasan pada kue semprong merupakan simbol kemakmuran masyarakat Tionghoa. Konon, saat membuatnya, kamu disaran untuk sembari memanjatkan doa agar impian yang selama ini dicita-citakan dapat cepat terkabul.
Sama seperti kue semprong, kue semprit juga merupakan menu wajib saat Imlek. Rasanya gak lengkap bila kudapan manis ini gak tersaji di meja. Kue semprit sendiri cukup mudah dibuat, gak jarang pula ini dijadikan hantaran buat dikirimkan kepada keluarga lainnya.
Kue Imlek selanjutnya adalah kue moho atau hwat kwee. Kue ini memang menyerupai kue mangkuk, tapi dengan bahan berbeda. Apabila kue mangkuk dibuat dari tepung beras, kue moho ini terbuat dari tepung terigu.
Proses pembuatan kue moho ini pun cenderung lebih sulit, sebab harus melalui dua tahap pengukusan. Bahkan, terdapat sejumlah pantangan yang wajib dipatuhi. Contohnya saja, seorang perempuan yang tengah haid dilarang membuatnya karena dianggap gak bersih.
Seiring berjalannya waktu, posisi kue moho mulai tergantikan oleh kue mangkuk. Mungkin saja ini karena proses pembuatannya yang lebih praktis.
Bukan hanya dihidangkan saat Festival musim gugur, sejumlah keluarga Tionghoa pun banyak yang menyajikan kue bulan saat Imlek. Camilan sejenis pia berbentuk bulan ini berisi pasta kacang merah. Umumunya, kue ini dibentuk menggunakan cetakan aksara Tionghoa yang memiliki arti harmoni atau panjang umur.
Sesuai namanya, dessert satu ini terbuat dari puding berasa yang kemudian dihidangkan bersama delapan buah berbeda. Kudapan ini pun dihias sedemikian rupa supaya menarik.
Dalam budaya Tionghoa sendiri, angka delapan adalah angka ajaib yang melambangkan kekayaan dan kemakmuran. Maka dari itulah, eight treasure rice pudding atau juga disebut puding delapan warna ini dibuat, yakni agar tujuan itu dapat tercapai.
Onde-onde juga sering diburu untuk Cap Go Meh, walau sebenarnya cukup mudah dicari di toko kue atau pasar tradisional. Kue Imlek ini senduru terbuat dari tepung ketan yang diisi pasta kacang merah dan dibulatkan. Adonan tersebut kemudian digulingkan di biji wijen dan digoreng matang. Teskturnya garing diluar dan lembut di dalam.
Terakhir, ada manisan segi delapan yang juga punya makna mendalam. Seperti namanya, terdapat delapan jenis manisan pada setiap wadah. Secara umum, manisan ini memiliki isi yang beragam, yang mana setiap isi memiliki makna tersediri, berikut uraiannya.
Nah, itulah beberapa referensi kue khas Imlek yang recommended disuguhkan saat perayaannya nanti. Selain enak, kue-kue ini juga memiliki filosofi mendalam, lho! Nah, jika tertarik dengan hidangan lezat khas Imlek lainnya, cek laman IDN Times, ya!