5 Perbedaan Ayam Pop dan Ayam Goreng Biasa yang Jarang Diketahui

Pernahkah kamu menikmati ayam pop dan bertanya-tanya kenapa rasanya berbeda dari ayam goreng biasa? Meskipun sama-sama berbahan dasar ayam, keduanya punya karakter khas yang membuat cita rasanya tidak bisa disamakan. Banyak orang mengira ayam pop hanyalah versi lebih putih dari ayam goreng biasa, padahal perbedaan keduanya cukup signifikan.
Kalau kamu penasaran apa saja perbedaan dari dua hidangan populer ini, artikel ini akan membantu menjelaskannya. Dengan memahami perbedaannya, kamu bisa menentukan mana yang paling cocok dengan seleramu. Yuk, simak penjelasannya agar makin paham sebelum memilih menu makan siang nanti.
1. Cara memasak

Ayam pop dimasak dengan cara direbus terlebih dahulu dalam campuran bumbu dan air kelapa sehingga teksturnya lembut dan rasa bumbunya meresap. Setelah direbus, ayam hanya digoreng sebentar agar mempertahankan warna putih pucatnya. Metode ini membuat ayam pop memiliki rasa yang ringan namun tetap gurih.
Sementara itu, ayam goreng biasa langsung dimasak dengan cara digoreng tanpa proses perebusan sebelumnya. Proses penggorengan ini membuat kulit ayam berubah menjadi kecokelatan dengan tekstur yang renyah. Karena digoreng lebih lama, rasanya pun lebih kuat dan aromanya lebih tajam.
2. Warna akhir hidangan

Salah satu ciri paling mencolok dari ayam pop adalah warnanya yang putih pucat. Warna ini berasal dari teknik memasak yang minim penggorengan dan tanpa penggunaan kunyit. Penampilan ayam pop yang putih justru menjadi daya tarik khas yang membuatnya berbeda dari ayam goreng pada umumnya.
Di sisi lain, ayam goreng biasa umumnya memiliki warna kuning keemasan hingga cokelat gelap. Warna tersebut muncul karena penggunaan kunyit dan proses penggorengan yang lebih lama. Hasil akhirnya tampak lebih menggugah selera bagi pencinta ayam goreng renyah.
3. Bumbu dan perasa

Bumbu ayam pop cenderung lebih sederhana dengan rasa yang tidak terlalu tajam. Hidangan ini biasanya menggunakan bawang putih, daun jeruk, dan sedikit garam sebagai penonjol rasa. Kombinasi ini membuat ayam pop terasa ringan dan tidak menyengat di lidah.
Sementara itu, ayam goreng biasa menggunakan rempah yang lebih banyak, seperti ketumbar, kunyit, lengkuas, dan bawang merah. Bumbunya yang kaya rempah menghasilkan aroma yang lebih kuat. Tak heran jika ayam goreng terasa lebih berbumbu dibandingkan ayam pop.
4. Tekstur daging

Ayam pop memiliki tekstur daging yang empuk dan lembut karena sudah direbus sebelum digoreng. Proses perebusan ini membuat serat daging menjadi lunak dan mudah dipisahkan. Ketika dimakan, ayam pop terasa juicy dan tidak terlalu berminyak.
Ayam goreng biasa memiliki perpaduan tekstur renyah di luar dan gurih di dalam. Karena langsung digoreng dalam minyak panas, kulitnya menjadi kering dan garing. Tekstur ini cocok untuk kamu yang suka makanan dengan sensasi crunchy.
5. Cara penyajian

Ayam pop biasanya disajikan dengan sambal merah khas Minang yang dibuat dari cabai merah, bawang, dan tomat. Sambal inilah yang memberikan ledakan rasa pedas yang melengkapi kelezatan ayam pop yang mild. Tanpa sambal ini, rasa ayam pop akan terasa kurang lengkap.
Sedangkan ayam goreng biasa lebih fleksibel dipadukan dengan berbagai jenis sambal, seperti sambal terasi, sambal bawang, atau sambal kecap. Setiap sambal memberi karakter yang berbeda sehingga kamu bisa menyesuaikannya dengan selera. Fleksibilitas ini membuat ayam goreng lebih mudah diterima semua kalangan.
Ingin mencoba sensasi makan ayam yang berbeda dari biasanya? Kamu bisa bereksperimen memasak keduanya di rumah dan mencocokkannya dengan berbagai sambal favoritmu.


















