Perbedaan Garam Dapur dan Garam Himalaya, Mana yang Lebih Sehat?

Serba-serbi tentang garam rasanya tak ada habisnya. Mengingat bumbu dasar yang satu ini bisa dibilang wajib ada pada tiap masakan. Tak hanya untuk makanan bercita rasa gurih, tetapi juga pada makanan manis.
Jenisnya pun beragam, tetapi salah satu yang paling populer, yakni garam himalaya. Bahkan, popularitasnya garam berwarna merah muda ini mulai menggeser penggunaan garam dapur yang biasa kita gunakan. Banyak yang menganggap garam himalaya lebih berkhasiat bagi kesehatan dibandingkan garam dapur.
Sebenarnya apa saja, sih perbedaan perbedaan garam dapur dan garam himalaya? Selengkapnya simak ulasannya di bawah ini, ya!
1. Warna

Perbedaan yang paling mendasar antara keduanya adalah warnanya. Warna dari garam dapur, sedangkan garam himalaya berwarna merah muda cenderung peach. Hal tersebut terjadi karena diperkirakan garam himalaya mengandung sekitar 80 jenis mineral, termasuk zat besi di dalamnya.
Selain warnanya, tekstur dari keduanya juga sangat berbeda. Kamu akan tahu bedanya saat melihatnya langsung. Tekstur garam dapur cenderung lebih halus, sedangkan garam himalaya lebih kasar dan seperti kristal.
2. Kandungan sodium

Selain warnanya, kandungan kedua garam ini juga berbeda, lho. Garam himalaya memiliki jenis mineral yang lebih banyak dibandingkan garam biasa.
Bahkan, beberapa penelitian juga menyatakan kandungan sodium garam himalaya lebih rendah dibanding garam biasa. Garam himalaya memiliki 1.680 mg sodium per sendok teh, sedangkan garam biasa memiliki 2.360 mg sodium per sendok teh.
3. Proses pembuatan

Perbedaan warna, tekstur, serta kandungan keduanya bukanlah tanpa alasan. Garam dapur dan garam himalaya melalu berbagai macam proses hingga menjadi garam yang bisa kamu konsumsi sekarang ini.
Garam dapur berasal dari air laut yang mengalami penguapan dan menjadi berbentuk kristal-kristal garam. Setelah itu, kristal garam akan mengalami pemurnian untuk menyingkirkan mineral-mineral lainnya selain natrium klorida.
Natrium klorida inilah yang merupakan zat utama dalam garam. Garam dapur saat ini juga sudah difortifikasi iodine atau yodium.
Berbeda dengan garam dapur, garam himalaya tidak melalui proses pemurnian, sehingga dianggap lebih "alami". Sebenarnya, komponen utama dari garam himalaya juga natrium klorida. Namun, garam berwarna merah muda mengandung komponen mineral lain.
Jikia jutaan ton garam dapur bisa didapatkan dari satu penambangan saja, berbeda dengan garam himalaya. Proses penambangan garam mimalaya tidaklah mudah, karena hanya dapat ditambang dari beberapa tempat saja. Itulah mengapa harganya jauh lebih mahal dari garam dapur.
4. Mana yang lebih sehat?

Pertanyaan yang sering muncul terkait garam dapur dan garam himalaya adalah mana yang lebih sehat di antara keduanya? Pada dasarnya, kedua garam ini memiliki kandungan yang berbeda, sehingga berpengaruh pada kebutuhan natrium dan zat besi harian kita.
Garam dapur mengandung natrium yang lebih tinggi, sedangkan garam himalaya mengandung mineral lain yang lebih tinggi. Sebagai perbandingan, dalam satu gram garam dapur terdapat 381 miligram natrium dan 0,01 miligram zat besi. Sedangkan, dalam satu gram garam himalaya, terkandung 368 miligram natrium dan 0,03 miligram zat besi.
Intinya, segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik. Meski sudah difortifikasi dengan yodium, terlalu banyak mengonsumsi garam dapur meningkatkan risiko hipertensi.
Sebaliknya, konsumsi garam himalaya sebagai pengganti garam dapur dapat menyebabkan kekurangan yodium. Meski terdapat yodium secara alami pada garam merah muda ini, bisa dibilang persentasenya sangat kecil. Jadi, tubuh kamu masih tetap akan kekurangan yodium.
5. Batas konsumsi garam harian

Yang perlu kamu ingat adalah batas konsumsi garam yang masuk ke dalam tubuh setiap harinya. World Health Organization (WHO) menyarankan konsumsi garam per hari adalah 3,5-4 gram. Jumlah tersebut sudah termasuk dengan makanan sehari-hari yang sudah mengandung garam, seperti keripik, kentang goreng, sosis, kornet, dan sejenisnya.
Kamu tidak dianjurkan mengonsumsi garam lebih atau kurang dari jumlah tersebut. sehari. Jika mengonsumsi garam lebih dari batas tersebut, akan terjadi peningkatan tekanan darah. Sebaliknya, jika asupan garam terlalu sedikit, tubuh bisa kekurangan natrium dan berujung pada gangguan saraf, hingga penurunan kesadaran.
Gimana, sekarang sudah tahu perbedaan garam dapur dan himalaya, kan? Selain mengenal perbedaannya, kini kamu juga tahu batas konsumsi garam harian. Semoga tercerahkan, ya.