Mengenal Jenis Ragi untuk Membuat Roti, Cek biar Gak Salah Penggunaan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu elemen penting dalam pembuatan roti adalah ragi atau dalam bahasa Inggris disebut yeast. Sebenarnya, yeast merupakan mikroorganisme yang masih termasuk kelompok jamur dan hidup di sekitar kita; tanah, tumbuhan, bahkan udara bebas.
Sekitar 3.000 tahun lalu di Mesir, sebuah adonan tepung yang tanpa sengaja terfermentasi oleh wild yeast. Inilah cikal bakal roti yang disebut sourdough.
Yeast atau mirkoorganisme ragi alami ini memakan gula dan pati tepung, sekaligus mengolahnya menjadi karbondioksida. Proses inilah yang membuat roti mengembang. Dalam pembuatan roti, ada tiga jenis ragi yang paling populer.
1. Ragi basah atau fresh yeast
Ragi jenis ini berbentuk halus dan padat. Biasanya dibentuk balok dan dibungkus alumunium foil. Sayangnya, ragi basah mudah rusak. Jadi ragi basah harus disimpan dalam keadaan beku.
2. Ragi aktif kering atau active dry yeast
Editor’s picks
Ragi jenis ini lebih tahan lama daripada ragi basah. Ragi ini perlu diaktifkan terlebih dahulu dengan melarutkannya dalam air dan gula. Jika muncul gelembung-gelembung dari larutan ragi, berarti mikroorganismenya sudah hidup kembali dan ragi siap digunakan.
Baca Juga: Perbedaan Tepung Tapioka, Terigu, dan Maizena, Mana yang Terbaik?
3. Ragi instan atau instant yeast
Bentuk ragi instan lebih halus daripada ragi aktif kering. Hanya saja, daya tahannya tidak sekuat ragi aktif kering. Jika kemasan sudah dibuka, ragi instan harus segera dipindah ke dalam wadah kedap udara.
Ragi jenis ini tidak perlu diaktifkan lagi dengan air dan gula. Ragi instan bisa langsung dicampur ke adonan tepung.
Nah, sekarang sudah tahu, kan ragi mana yang akan dipakai untuk masakanmu. Kamu paling sering pakai ragi jenis apa, nih?
Baca Juga: 11 Jenis Roti dan Kue Beserta Jumlah Kalorinya, Kurangi Saat Diet