Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Membuat Ayam Suwir Kering yang Lebih Awet, Cocok saat Mudik

ilustrasi ayam suwir (freepik.com/jcomp)

Ayam suwir kering adalah salah satu lauk praktis yang cocok dibawa saat mudik karena mudah disimpan dan tahan lama. Teksturnya yang kering membuatnya tidak cepat basi meski tanpa disimpan di kulkas. Selain itu, rasanya yang gurih dan bisa dikombinasikan dengan berbagai bumbu menjadikannya favorit banyak orang. Ayam suwir kering juga fleksibel untuk disantap dengan nasi hangat, roti, atau bahkan langsung sebagai camilan, sehingga sangat praktis untuk perjalanan jauh.

Namun, agar ayam suwir kering tetap enak, tidak terlalu berminyak, dan bisa tahan lama, ada beberapa teknik memasak yang perlu diperhatikan. Mulai dari pemilihan jenis ayam, cara merebus yang benar, hingga proses penumisan agar bumbu meresap sempurna tanpa membuat ayam menjadi lembek. Namun, agar ayam suwir kering bisa menjadi bekal andalan yang lezat dan tahan lama, ada beberapa teknik memasak yang perlu diperhatikan.

1. Gunakan dada ayam tanpa kulit

ilustrasi ayam (pexels.com/Christina Voinova)

Dada ayam adalah bagian terbaik untuk membuat ayam suwir kering karena memiliki serat yang padat dan rendah lemak. Hindari menggunakan bagian ayam yang mengandung banyak lemak, seperti paha atas, karena bisa menghasilkan ayam suwir yang lebih berminyak.

Sebelum dimasak, rebus dada ayam hingga matang, lalu suwir-suwir sesuai selera. Pastikan untuk mengeringkan ayam suwir dengan cara diangin-anginkan sebentar sebelum masuk ke tahap pengolahan berikutnya. Dengan begitu, ayam tidak menyerap terlalu banyak minyak saat ditumis.

2. Sangrai atau panggang sebelum ditumis

ilustrasi panggang ayam (unsplash.com/Egor Gordeev)

Agar ayam suwir lebih kering dan tidak berminyak, ada baiknya untuk menyangrai atau memanggangnya terlebih dahulu. Proses ini membantu mengurangi kadar air dalam ayam, sehingga hasil akhirnya lebih renyah dan tidak cepat basi.

Jika menggunakan wajan, sangrai ayam suwir dengan api kecil hingga sedikit kecokelatan. Sementara itu, jika menggunakan oven, panggang ayam dengan suhu rendah selama beberapa menit agar tidak gosong. Setelah proses ini, ayam siap ditumis dengan bumbu tanpa perlu banyak minyak.

3. Gunakan minyak secukupnya saat menumis

ilustrasi tuang minyak goreng (pexels.com/RDNE Stock project)

Tumis bumbu menggunakan sedikit minyak atau bisa diganti dengan minyak kelapa agar lebih sehat. Pastikan bumbu seperti bawang putih, bawang merah, cabai, dan daun jeruk ditumis hingga harum sebelum ayam suwir dimasukkan.

Setelah itu, aduk ayam suwir dengan bumbu hingga merata dan lanjutkan proses memasak dengan api kecil. Jangan terlalu sering mengaduk agar ayam tetap kering dan tidak menyerap minyak berlebih. Jika perlu, gunakan tisu dapur untuk menyerap kelebihan minyak sebelum ayam disimpan.

4. Masak dengan teknik api kecil agar bumbu meresap

ilustrasi memasak ayam suwir (commons.wikimedia.org/Yadira Saligle)

Agar ayam suwir tetap kering dan bumbu meresap sempurna, masak dengan api kecil dalam waktu yang cukup lama. Proses pemasakan yang perlahan akan mengurangi kadar air tanpa membuat ayam gosong.

Saat ayam sudah mulai mengering, koreksi rasa dan pastikan bumbu sudah merata. Jika ingin lebih tahan lama, tambahkan sedikit gula merah dan garam sebagai pengawet alami. Ini akan membantu menjaga kualitas ayam suwir meski disimpan dalam jangka waktu lama.

5. Simpan dalam wadah kedap udara

ilustrasi ayam suwir di wadah (pexels.com/Keegan Evans)

Setelah ayam suwir kering matang, biarkan dingin terlebih dahulu sebelum disimpan. Simpan dalam wadah kedap udara atau plastik ziplock agar tetap renyah dan tidak cepat melempem.

Jika ingin lebih awet, ayam suwir bisa disimpan di suhu ruangan selama beberapa hari atau di dalam kulkas hingga dua minggu. Saat akan dikonsumsi, cukup panaskan sebentar di wajan atau microwave agar rasanya tetap nikmat.

Dengan mengikuti cara di atas, ayam suwir kering yang kamu buat akan lebih awet, tidak berminyak, dan tetap lezat meskipun dibawa saat perjalanan mudik. Lauk ini bisa dinikmati dengan nasi hangat, lontong, atau sebagai isian roti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us