Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kram otot (freepik.com/DrazenZigic)
ilustrasi kram otot (freepik.com/DrazenZigic)

Intinya sih...

  • Kekurangan kalsium dapat menyebabkan kesemutan, nyeri dan kram otot, kulit kering, dan kelelahan.

  • Kekurangan kalsium juga berdampak pada gigi, gejala PMS, kesehatan mental, osteoporosis, detak jantung abnormal, dan perubahan pada penglihatan.

  • Gejala lainnya termasuk risiko katarak serta degenerasi makula.

Biasanya kalsium terkandung dalam produk yang kamu konsumsi sehari-hari, seperti susu atau yoghurt. Mineral ini menjadi salah satu fondasi bagi tubuh, mulai dari membentuk tulang dan gigi yang kuat, menjaga kerja otot tetap stabil, hingga memastikan detak jantung berdetak dengan ritme yang semestinya.

Sayangnya, meski perannya vital, tetapi kebutuhan kalsium kerap diabaikan. Tanpa disadari, pola makan yang rendah kalsium bisa memicu kondisi yang disebut hipokalsemia (kekurangan kalsium dalam darah) yang dapat memengaruhi banyak fungsi tubuh. Diperkirakan, sekitar 3,5 miliar orang di dunia berisiko mengalami defisiensi kalsium karena asupan harian yang jauh di bawah kebutuhan. Jika dibiarkan, kekurangan kalsium tidak hanya membuat tulang rapuh, tetapi juga bisa memunculkan berbagai gejala.

Sekilas tentang hipokalsemia

Hipokalsemia adalah kondisi ketika kadar kalsium dalam darah terlalu rendah. Hipokalsemia bisa dialami siapa saja, dari bayi sampai orang dewasa, tergantung penyebabnya. Pada bayi, hipokalsemia sering kali terkait dengan kelainan genetik bawaan.

Orang dengan hipokalsemia ringan sering kali tidak merasakan gejala apa pun. Namun, jika muncul, gejalanya bisa berupa kram otot (terutama di punggung dan kaki), kulit kering dan bersisik, kuku rapuh, hingga rambut terasa lebih kasar.

Kalau tidak ditangani, hipokalsemia yang berkepanjangan bisa menimbulkan masalah pada saraf atau psikologis seperti kebingungan, gangguan ingatan, mudah marah, depresi, bahkan halusinasi.

Pada kasus yang berat, gejalanya bisa lebih serius: kesemutan di bibir, lidah, jari, atau kaki, nyeri otot, kejang otot di tenggorokan yang membuat sulit bernapas, otot kaku, kejang, detak jantung tidak teratur, sampai gagal jantung.

Penyebab hipokalsemia

Menjaga kadar kalsium tetap stabil dalam tubuh melibatkan banyak proses rumit. Karena itu, hipokalsemia bisa dipicu oleh berbagai kondisi kesehatan.

Tiga penyebab utama hipokalsemia:

  • Hipoparatiroidisme, yaitu saat kelenjar paratiroid (kelenjar kecil di leher, di belakang kelenjar tiroid) tidak memproduksi cukup hormon paratiroid. Bisa disebabkan kelainan genetik atau operasi pengangkatan kelenjar tiroid/paratiroid.

  • Kekurangan vitamin D, yang membuat tubuh sulit menyerap kalsium dengan baik. Bisa terjadi karena faktor genetik, kurang sinar matahari, atau asupan vitamin D yang kurang.

  • Gagal ginjal, yang menyebabkan kadar fosfor darah meningkat dan produksi vitamin D aktif menurun.

Selain itu, hipokalsemia juga bisa dipicu oleh obat tertentu (seperti bisfosfonat, steroid, rifampisin, kalsitonin, beberapa obat kanker tulang), kelainan genetik langka, kadar magnesium rendah, pankreatitis, atau gangguan genetik seperti sindrom DiGeorge.

Kalau kamu mengalami gejala-gejala di bawah ini, sebaiknya temui dokter untuk mengetahui secara pasti apakai kamu kekurangan kalsium atau memiliki masalah kesehatan lainnya.

1. Nyeri dan kram otot

Otot yang terasa pegal-pegal atau nyeri adalah salah satu tanda umum kalau tubuh kekurangan kalsium. Mineral ini berperan penting untuk membantu otot bekerja dengan baik, mulai dari membuat otot bisa berkontraksi (menegang) sampai kembali rileks.

Kalau kadar kalsium di dalam darah rendah, kamu bisa mengalami beberapa keluhan seperti:

  • Kram otot.

  • Otot terasa nyeri atau pegal.

  • Kejang otot (otot berkedut atau menegang tiba-tiba).

  • Otot terasa kaku dan sulit digerakkan.

2. Perubahan pada kuku, kulit, dan rambut

ilustrasi kulit kering (pexels.com/sora)

Kekurangan kalsium yang berkepanjangan dapat menyebabkan:

  • Kulit kering.

  • Kuku kering, patah, atau rapuh.

  • Rambut kasar.

  • Alopecia, yang menyebabkan rambut rontok sebagian.

  • Eksim, atau peradangan kulit yang dapat menyebabkan bercak gatal atau kering.

  • Psoriasis.

3. Lelah dan lesu

Karena kalsium berperan penting dalam mendukung kerja otot dan sistem saraf, kekurangan mineral ini bisa membuat tubuh terasa lemah atau cepat lelah. Rasa lelah biasanya muncul seiring tubuh berusaha menyesuaikan diri dengan kadar kalsium yang rendah.

Namun perlu diingat, rasa lelah atau kelelahan ini bukan gejala yang khusus untuk kekurangan kalsium saja. Ada banyak penyebab lain yang bisa membuat seseorang mudah lelah, dan kurang kalsium hanyalah salah satunya.

4. Masalah pada gigi

Sebagian besar kalsium dalam tubuh disimpan di tulang dan gigi. Karena itu, saat tubuh kekurangan kalsium, tulang pun jadi lebih rapuh. Jadi, tak heran kalau gigi juga bisa terkena dampaknya.

Asupan kalsium yang kurang bisa melemahkan lapisan enamel gigi, sehingga risiko gigi berlubang jadi lebih tinggi. Dalam kondisi yang lebih parah, kekurangan kalsium bahkan bisa berujung pada gigi tanggal. Masalah pada gigi akibat defisiensi kalsium ini biasanya tidak muncul dalam waktu singkat, melainkan berkembang perlahan selama bertahun-tahun.

5. Gejala PMS lebih parah

ilustrasi gejala PMS (freepik.com/stefamerpik)

Menurut penelitian, rendahnya kadar vitamin D dan kalsium pada paruh kedua siklus menstruasi dapat memicu munculnya gejala PMS, seperti perubahan suasana hati, nyeri, atau kelelahan. Tim peneliti menyarankan bahwa konsumsi suplemen bisa membantu meredakan gejala-gejala tersebut.

6. Dampak pada kesehatan mental

Kalsium berperan dalam mendukung kerja neurotransmiter—zat kimia yang membantu komunikasi antar sel saraf di otak—yang berpengaruh pada suasana hati.

Penelitian menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kalsium bisa berdampak pada kesehatan mental dan menimbulkan gejala seperti depresi, kecemasan, mudah marah, atau kebingungan. Gejala-gejala ini biasanya berkembang secara bertahap dan dapat membaik jika kadar kalsium kembali normal.

7. Osteopenia dan osteoporosis

Kalsium adalah mineral penting untuk menjaga struktur dan kekuatan tulang. Secara alami, tulang mulai kehilangan kalsium sejak usia sekitar 30 tahun.
Jika tubuh kekurangan kalsium, risiko terkena osteopenia (awal penurunan massa tulang) atau osteoporosis (tahap lanjut dari osteopenia, yaitu tulang menjadi rapuh dan mudah patah) jadi lebih tinggi.

Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengalami osteopenia atau osteoporosis, baik karena kekurangan kalsium atau alasan lain, hingga akhirnya mereka mengalami patah tulang.

8. Detak jantung tidak normal

ilustrasi mengalami aritmia jantung (freepik.com/jcomp)

Jika detak jantung mulai terasa tidak seperti biasa, segera konsultasikan dengan dokter. Ini bisa jadi tanda kekurangan kalsium yang serius.

Kalsium sangat penting untuk fungsi otot, dan ingat, jantung adalah otot. Gangguan kadar kalsium dalam tubuh telah dikaitkan dengan aritmia ventrikel, yaitu gangguan irama jantung yang bisa berbahaya, bahkan mengancam nyawa.

Terlepas dari apakah kadar kalsium normal atau tidak, jika kamu mengalami nyeri dada (angina) disertai gejala lain seperti sesak napas, pusing, atau hampir pingsan, kamu perlu segera ke ruang gawat darurat.

9. Katarak dan perubahan penglihatan

Kadar kalsium yang rendah dapat memicu perubahan pada mata dan penglihatan, seperti katarak yang menyebabkan pandangan kabur, serta kondisi mata lain yang berkaitan dengan usia, menurut beberapa penelitian.

Ada juga studi yang menemukan bahwa asupan kalsium yang kurang dalam pola makan dapat meningkatkan risiko degenerasi makula terkait usia (age-related macular degeneration/AMD), yang dapat menyebabkan penglihatan pusat menjadi kabur atau terdistorsi.

Perubahan penglihatan akibat kekurangan kalsium biasanya berkembang secara perlahan seiring waktu.

10. Kesemutan dan mati rasa

Kekurangan kalsium dapat memengaruhi fungsi saraf, terutama di bagian tangan dan kaki. Akibatnya, bisa muncul rasa kesemutan atau mati rasa pada jari-jari tangan maupun kaki.

Sebagai salah satu gejala utama defisiensi kalsium, kesemutan sering kali menjadi tanda awal yang paling mudah dikenali.

Meski beberapa gejala akibat kekurangan kalsium terdengar mengkhawatirkan, tetapi kabar baiknya kondisi ini relatif mudah diobati! Namun, sebelum buru-buru membeli suplemen kalsium, sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter. Dokter dapat memastikan apakah kamu benar-benar kekurangan kalsium atau berisiko mengalaminya, serta menentukan dosis suplemen yang aman.

Referensi

Julie Shlisky et al., “Calcium Deficiency Worldwide: Prevalence of Inadequate Intakes and Associated Health Outcomes,” Annals of the New York Academy of Sciences 1512, no. 1 (March 5, 2022): 10–28, https://doi.org/10.1111/nyas.14758.

"Hypocalcemia." Cleveland Clinic. Diakses Juli 2025.

"Hypocalcaemia." Society for Endocrinology. Diakses Juli 2025.

Yu E, Sharma S. Physiology, Calcium. [Updated 2023 Aug 14]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482128/.

"Calcium: Fact sheet for health professionals." National Institutes of Health Office of Dietary Supplements. Diakses Juli 2025.

"The Tooth Decay Process: How to Reverse It and Avoid a Cavity." National Institute of Dental and Craniofacial Research. Diakses Juli 2025.

Fatemeh Abdi, Gity Ozgoli, and Fatemeh Sadat Rahnemaie, “A Systematic Review of the Role of Vitamin D and Calcium in Premenstrual Syndrome,” Obstetrics & Gynecology Science 62, no. 2 (January 1, 2019): 73, https://doi.org/10.5468/ogs.2019.62.2.73.

Chen Du et al., “Relationships Between Dairy and Calcium Intake and Mental Health Measures of Higher Education Students in the United States: Outcomes From Moderation Analyses,” Nutrients 14, no. 4 (February 12, 2022): 775, https://doi.org/10.3390/nu14040775.

"Clinical manifestations of hypocalcemia." UpToDate. Diakses Juli 2025.

Mina Taghiabadi et al., “Beneficial Role of Calcium in Premenstrual Syndrome: A Systematic Review of Current Literature,” International Journal of Preventive Medicine 11, no. 1 (January 1, 2020): 156, https://doi.org/10.4103/ijpvm.ijpvm_243_19.

"Hypocalcemia (Low Level of Calcium in the Blood)." Merck Manual Consumer Version. Diakses Juli 2025.

"Calcium Deficiency Symptoms You Should Not Ignore and How to Treat Them." Verywell Health. Diakses Juli 2025.

"Telltale Signs That You’re Not Getting Enough Calcium." Cleveland Clinic. Diakses Juli 2025.

Reza Jafari, Mahsa Kamali, and Marzieh Movahedi Rad, “A New Pattern of Bilateral Cataracts Associated With Hypocalcemia Secondary to Uncontrolled Hypoparathyroidism,” Oman Journal of Ophthalmology 15, no. 3 (September 1, 2022): 389–92, https://doi.org/10.4103/ojo.ojo_238_21.

Yuan-Yuei Chen and Ying-Jen Chen, “The Relationship Between Dietary Calcium and Age-Related Macular Degeneration,” Nutrients 15, no. 3 (January 28, 2023): 671, https://doi.org/10.3390/nu15030671.

Hui Zhang et al., “Hypocalcemic Cataract Secondary to Idiopathic Hypoparathyroidism in an Adolescent,” Journal of International Medical Research 51, no. 8 (August 1, 2023), https://doi.org/10.1177/03000605231193820.

"What happens when calcium levels are low?" Medical News Today. Diakses Juli 2025.

Editorial Team