6 Alasan Kenapa Stres Dampak Stres pada Laki-Laki Lebih Parah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Stres adalah masalah umum yang terjadi di masyarakat. Bahkan, hasil riset Gallup 2018 Global Emotions Report menunjukkan bahwa sepertiga populasi dunia mengalami stres. Kamu termasuk?
Kamu tahu tidak, ada laporan yang menyebut bahwa rumah sakit jiwa lebih banyak diisi kaum adam. Kok, bisa? Padahal, menurut statistik dari organisasi Health and Safety Executive Inggris, perempuanlah yang cenderung lebih mudah mengalami stres ketimbang laki-laki.
Namun, meski perempuan lebih mudah stres, tapi ternyata dampak stres pada laki-laki bisa lebih parah. Kenapa? Yuk, simak penjelasannya!
1. Laki-laki tidak terbiasa mengalami stres
Dilansir dari laman Cleveland Clinic, perempuan memang lebih gampang mengalami stres daripada laki-laki. Namun, karena itulah perempuan jadi lebih adaptif dan responsif terhadap stres yang dialami, dalam arti lebih tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya.
Beda dengan perempuan, laki-laki memang lebih jarang mengalami stres. Ini membuat mereka tidak terbiasa dan tidak tahu apa yang harus dilakukan saat dilanda stres. Akibatnya, sekalinya stres, itu bisa berlangsung lebih lama dan bisa memburuk bila tidak diatasi dengan benar.
2. Laki-laki terlalu jaga image
Berdasarkan hasil penelitian tahun 2010 dari Universitas Wake Forest, Amerika Serikat (AS), ditemukan bahwa perempuan lebih mudah mengekspresikan emosi dalam dirinya ketimbang laki-laki.
Baca Juga: Kamu Mulai Merasa Stres? Coba 6 Teknik Yoga Ini untuk Mengatasinya
3. Gejala stres pada laki-laki sulit dideteksi
Menurut sebuah studi di Ottawa, Kanada, laki-laki dilaporkan cenderung ingin lebih unggul dari orang lain. Karena tak ingin dicap cengeng atau lemah, masalahnya justru ditutupi. Mereka bisa melampiaskannya dengan aktivitas seperti main gim, merokok, atau minum alkohol yang malah bisa memperburuk stres yang dialami.
Editor’s picks
Teman, keluarga, bahkan dokter pun mungkin akan kesulitan untuk mendeteksinya. Sehingga, kondisi stres tersebut berlangsung lama dan berujung pada depresi yang lebih sulit diatasi.
4. Stres yang kronis berkaitan dengan zat adiktif
5. Stres yang berat cenderung diekspresikan dengan kemarahan
Seperti dikutip dari buku "The Male Brain", laki-laki sebetulnya lebih emosional dari perempuan, tapi mereka lebih mampu menyembunyikannya.
6. Laki-laki lebih nekat bunuh diri
Dilansir dari laman American Foundation for Suicide Prevention, jumlah laki-laki yang meninggal karena bunuh diri mencapai 3,45 persen lebih tinggi ketimbang perempuan. Ini merupakan laporan tahun 2017.
Organisasi Mental Health America melaporkan, 6 juta laki-laki dipengaruhi depresi setiap tahun. Karena cenderung memendam masalah, stres pada kaum adam bertahan lebih lama dan sulit terdeteksi. Lama-lama, ini dapat berkembang menjadi masalah kesehatan mental yang lebih berat. Ujungnya adalah depresi berat.
Laki-laki yang depresi berat dan mendapatkan penanganan yang semestinya akan lebih 'berhasil' melakukan tindakan bunuh diri ketimbang perempuan.
Itulah beberapa alasan kenapa dampak stres pada laki-laki lebih parah ketimbang perempuan.
Ingat, baik perempuan maupun laki-laki adalah makhluk sosial yang butuh orang lain dalam kehidupannya. Walaupun kamu laki-laki, jangan malu untuk bercerita kepada orang lain tentang masalahmu. Kamu bisa menceritakannya ke sahabat yang bisa kamu percaya dan benar-benar mengenalmu.
Mengekspresikan stres atau kesedihan itu alami dan normal. Demi kesehatan jiwa, tak usah malu untuk mencurahkannya, atau bahkan bila ingin menangis.
Apabila kamu mengalami stres berat berkepanjangan dan malu untuk bercerita, mintalah bantuan ahli kejiwaan seperti psikolog atau psikiater. Mereka akan dengan senang hati membantumu tanpa menghakimi sekaligus mencegah hal-hal yang tak diinginkan.
Baca Juga: 5 Gejala Fisik Pertanda Kamu Depresi, Ini Gak Cuma Masalah Mental
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.