Apakah Benar Makanan Organik Lebih Sehat? Ini Faktanya

Apakah perbedaan kandungan nutrisinya signifikan?

Semakin banyak orang yang makin sadar akan pentingnya kesehatan lewat pola makan sehat. Salah satu yang dipilih adalah makanan organik. Dalam dua dekade terakhir, makanan organik banyak "dijual" restoran untuk menarik pelanggan, dan nyatanya memang diminati.

Alasannya pun beragam. Dianggap lebih sehat, lebih enak, hingga solidaritas untuk pelestarian hewan dan lingkungan. Masalah rasa dan solidaritas itu subjektif. Pertanyaannya, apakah makanan dengan label organik lebih sehat daripada yang biasa atau non-organik? Yuk, kita bedah di sini!

1. Apa itu "makanan organik"?

Apakah Benar Makanan Organik Lebih Sehat? Ini Faktanyaperkebunan organik (conserve-energy-future.com)

Sebelum membahasnya lebih lanjut, apa kamu tahu arti kata "organik"? Baik, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), "organik" berarti sesuatu yang ditanam atau dipelihara tanpa ada campur tangan bahan kimia sintetis.

Tak ada bahan kimia, hormon, antibiotik, apalagi rekayasa genetika. Jadi, makanan bisa disebut organik bila tak ada bahan buatan, hanya bahan alami. Jadi, tak ada pemanis, pengawet, pewarna, dan penyedap rasa.

Tanaman ditanam dengan pupuk alami dan hewan dipelihara tanpa asupan antibiotik dan hormon. Pertanian dan peternakan organik memang meningkatkan kualitas tanah dan konservasi air. Dengan kata lain, pertanian dan peternakan organik memang mengurangi polusi, sehingga lebih hijau.

Produk organik bisa berbentuk sayur-mayur, buah-buahan, biji-bijian, produk susu, dan daging. Namun, beberapa produk olahan masa kini seperti soda, kue kering, hingga sereal pun beberapa sudah dilabeli "organik".

2. Kandungan antioksidan dan vitamin pada makanan organik lebih tinggi

Apakah Benar Makanan Organik Lebih Sehat? Ini Faktanyailustrasi makanan organik (skh.com)

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa makanan organik mengandung antioksidan dan mikronutrien yang lebih tinggi. Menurut penelitian di Amerika Serikat (AS) yang dipublikasi dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry tahun 2003, buah beri dan jagung yang ditanam secara organik memiliki kadar antioksidan 58 persen dan vitamin C 52 persen lebih tinggi.

Penelitian gabungan di AS dan Eropa yang dimuat dalam British Journal of Nutrition tahun 2014 menemukan kadar antioksidan pada makanan organik 69 persen lebih tinggi. Dikatakan juga bahwa beralih ke bahan makanan organik sepadan dengan makan buah dan sayur 1-2 kali sehari.

Ini dikarenakan tanaman organik tidak mengandalkan bahan kimiawi seperti pestisida untuk melindungi diri. Tanaman-tanaman ini menghasilkan senyawa pelindung sendiri, yaitu antioksidan! Oleh karena itu, antioksidan pada sayur dan buah organik secara umum lebih tinggi.

Baca Juga: 8 Kebiasaan 'Makan Sehat' yang Ternyata Buruk untuk Tubuh

3. Tingkat nitrat lebih rendah

Apakah Benar Makanan Organik Lebih Sehat? Ini Faktanyabahan makanan organik (innovationnewsnetwork.com)

Beberapa makanan non-organik mencetak angka nitrat lebih tinggi. Ini bisa berpotensi bahaya karena dapat menyebabkan kanker tertentu dan kondisi methemoglobinemia pada bayi, kondisi yang memengaruhi kemampuan tubuh si Kecil mengedarkan oksigen. Hal inilah yang tidak terdapat pada bahan makanan organik.

Masih bersumber dari laporan dalam British Journal of Nutrition tahun 2014, kadar nitrat pada makanan organik 30 persen lebih rendah.

4. Produk susu dan daging organik memiliki profil asam lemak yang lebih menyehatkan

Apakah Benar Makanan Organik Lebih Sehat? Ini Faktanyasusu organik (oversixty.co.nz)

Bukan cuma sayur-mayur dan buah-buahan, produk susu organik dan daging organik juga jauh lebih sehat. Mari kita bahas satu per satu.

Menurut penelitian gabungan di Eropa dan AS dalam British Journal of Nutrition pada 2016, susu organik dan produknya mengandung asam lemak omega-3, zat besi, vitamin E, dan komponen karotenoid lebih tinggi.

Meski demikian, susu organik mengandung lebih sedikit selenium dan yodium dibanding susu non-organik. Lebih sedikit bukan berarti tidak ada, ya!

Selain itu, omega-3 pada daging organik lebih tinggi, sementara kadar lemak jenuh pada daging pun lebih sedikit dibanding daging biasa. Kadar omega-3 yang lebih tinggi tentu bisa membawa banyak manfaat kesehatan, termasuk pencegahan penyakit kardiovaskular.

5. TAPI, tidak ada bedanya dengan makanan non-organik

Apakah Benar Makanan Organik Lebih Sehat? Ini FaktanyaMakanan organik dan non-organik hampir tak ada beda. (naturallivingfamily.com)

Sampai di sini, makanan organik tampak lebih unggul daripada makanan biasa. Namun, tunggu dulu! Beberapa penelitian lainnya malah membantah dan menyebut bahwa bukti kalau makanan organik lebih bergizi tidak cukup kuat.

Sebuah studi observasi di Belgia berjudul "Consuming organic versus conventional vegetables: The effect on nutrient and contaminant intakes" dalam jurnal Food and Chemical Toxicology tahun 2010 membandingkan asupan nutrisi dari bahan organik dan non-organik pada hampir 4.000 orang. Hasilnya, kalaupun asupan nutrisi lebih tinggi pada kelompok organik, ini bisa dikaitkan dengan asupan makanan sehat yang lebih tinggi.

Studi lain di Inggris berjudul "Nutritional quality of organic foods: a systematic review" dalam The American Journal of Clinical Nutrition tahun 2009 membandingkan 162 riset pada makanan organik dan non-organik. Dari angka tersebut, hanya 55 yang mendukung manfaat bahan organik. Dengan kata lain, bukti perbedaan signifikan bahan organik dan non-organik masih minim.

Mendukung penelitian tersebut, studi analisis di AS terhadap 233 studi berjudul "Are organic foods safer or healthier than conventional alternatives?: a systematic review" dalam jurnal Annals of Internal Medicine tahun 2012 menyatakan bahwa kelebihan makanan organik dibandingkan makanan non-organik masih minim. 

Apakah Benar Makanan Organik Lebih Sehat? Ini Faktanyatomat organik (healthline.com)

Terkesan menjelek-jelekkan makanan organik? Perlu diingat kalau hasil penelitian tersebut bisa bervariasi. Penelitian ini juga sejatinya dipengaruhi beberapa faktor seperti kualitas tanah, kondisi cuaca, dan waktu panen bahan organik.

Komposisi produk susu dan daging juga diyakini dapat dipengaruhi oleh genetik dan jenis hewan, pakan hewan, dan waktu serta jenis peternakan di mana hewan tersebut dipelihara. Selain itu, variasi alami pada produksi dan pengolahan bahan makanan juga memperkeruh hasil penelitian.

Dengan kata lain, jangan telan penelitian tersebut bulat-bulat.

Baca Juga: 8 Jenis Makanan Ini Tak Bisa Dimakan Mentah, Jangan Aneh-aneh! 

6. Tanpa bahan kimia, memang lebih sehat?

Apakah Benar Makanan Organik Lebih Sehat? Ini Faktanyabahan makanan organik (pancan.org)

Selain faktor gizi, sebagian besar orang memilih bahan makanan organik untuk menghindari paparan bahan kimia seperti antibiotik, pestisida, hingga hormon. Apakah betul? Kemungkinan besar begitu!

Memang, mengonsumsi makanan organik mengurangi paparan terhadap residu pestisida dan bakteri yang kebal antibiotik. Pada bahan organik, kadar kadmium (logam yang sangat beracun) ditemukan 48 persen lebih rendah. Sementara itu, residu pestisida memang empat kali lebih sering ditemukan pada bahan non-organik.

Perlu diingat, kadmium dan residu pestisida pada produk non-organik pun masih dalam batas aman. Namun, beberapa ahli khawatir kadmium dan pestisida dapat menumpuk dalam tubuh. Meskipun membersihkan dan memasak makanan dapat mengurangi kadmium dan pestisida, tetapi keduanya tidak sepenuhnya hilang.

Walaupun demikian, beberapa penelitian mengatakan bahwa risiko paparan residu pestisida dalam jumlah kecil sejatinya tidak berbahaya. Selain itu, karena peternakan organik tidak menggunakan antibiotik pada hewan, produk hewani organik biasanya mengandung bakteri resistan yang lebih rendah.

7. Apakah makanan organik memiliki khasiat yang signifikan?

Apakah Benar Makanan Organik Lebih Sehat? Ini Faktanyailustrasi bahan makanan organik (unsplash.com/NeONBRAND)

Jawabannya pun sebenarnya rancu. Beberapa penelitian memang mengiyakan khasiat bahan makanan organik pada kesehatan, seperti:

  • Studi hewan di Belanda yang dimuat pada British Journal of Nutrition tahun 2010 mengungkapkan ayam yang diberi makan bahan organik memiliki sistem imun yang lebih kebal dan berat badan ideal.

  • Beberapa studi observasi mengungkapkan bahan organik menurunkan risiko eksim dan alergi pada janin dan bayi.

Namun, beberapa penelitian mengatakan sebaliknya:

  • Melibatkan lebih dari 623.000 perempuan, penelitian di Inggris yang dimuat dalam British Journal of Cancer tahun 2014 mengatakan bahwa konsumsi bahan organik dan non-organik tidak membuat perbedaan yang signifikan.

  • Studi yang melibatkan 10 peserta di Italia yang dimuat dalam jurnal European Review for Medical and Pharmacological Sciences tahun 2007 menyatakan konsumsi bahan organik ditandai dengan kadar antioksidan dalam urine yang lebih tinggi. Namun, penelitian ini berskala kecil.

Penelitian-penelitian mengenai manfaat mengonsumsi bahan organik pun masih abu-abu. Oleh karena itu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.

8. Junk food organik tetap saja junk food

Apakah Benar Makanan Organik Lebih Sehat? Ini Faktanyacontoh junk food organik (geneticliteracyproject.org

Menyandang label "organik" sudah pasti sehat? Tentu tidak! Beberapa produk organik masih diberi "bumbu" seperti gula, garam, dan lemak tambahan. Beberapa bahkan tinggi kalori! Produk olahan yang diklaim organik seperti kue, keripik, soda, dan es krim adalah beberapa produk yang tetap saja bisa menyimpan risiko kesehatan.

Kenapa diberi label organik? Karena bahan-bahannya alami. Sebagai contoh, gula pada produk organik berasal dari tebu mentah. Meskipun organik, gula tetaplah gula, dan berpikir bahwa gula organik lebih sehat dari gula konvensional itu salah. Dengan kata lain, makanan-makanan seperti itu tetap saja rendah nutrisi atau junk food dan bisa berdampak buruk bila dikonsumsi secara berlebihan.

9. Cara mengetahui makanan organik

Apakah Benar Makanan Organik Lebih Sehat? Ini Faktanyalabel organik dari USDA (usda.gov)

Kementerian Pertanian setiap negara, contohnya Kementerian Pertanian AS (USDA) seharusnya telah menyiapkan sertifikasi untuk bahan makanan organik. Dengan kata lain, tidak mudah bagi produsen makanan organik untuk menyematkan label "organik" pada produknya.

Nah, kamu ingin beralih ke makanan organik? Penting untuk mengetahui label organiknya. Perhatikan juga hal-hal pada label makanan berikut, sehingga kamu dapat mengetahui makanan yang benar-benar ditanam secara organik:

  • 100% Organic: seluruhnya terbuat dari bahan organik
  • Organic: minimal 95 persen bahan dalam produk adalah organik
  • Made with Organic: minimal 70 persen bahan dalam produk adalah organik
  • Organic ingredients: persentase bahan organik dalam produk tidak diketahui dan dapat mengandung bahan kimia lain

Jadi, jika komponen organik pada makanan kurang dari 70 persen, tentu saja non-organik. Dengan mengetahui label ini, kamu bisa membedakan mana makanan yang benar-benar organik dan non-organik.

Kesimpulan: mau organik atau non-organik itu pilihanmu!

Apakah Benar Makanan Organik Lebih Sehat? Ini FaktanyaSeorang perempuan memakan makanan organik. (viralrang.com)

Makanan organik memang bergizi karena mengandung lebih banyak kadar antioksidan dan nutrisi mikro dibandingkan makanan non-organik. Selain itu, bahan makanan organik juga dibudidayakan tanpa bahan kimiawi seperti antibiotik dan hormon.

Mengonsumsi makanan organik pun menjanjikan khasiat pada kesehatan. Meskipun begitu, penelitian yang mendukungnya beragam dan masih dibutuhkan penelitian yang berkualitas untuk memecah kebuntuan. Selain itu, makanan organik biasanya lebih mahal dan tidak tahan lama. Oleh sebab itu, harus diolah lebih awal.

Beralih ke organik tidak salah, dan berbeda dari gambaran umum di khalayak ramai, menetap di non-organik pun ternyata tidak salah juga!

Jadi, haruskah kamu beralih ke bahan makanan organik? Jawabannya tergantung preferensi. Yang terpenting adalah pola makan sehat bergizi seimbang, rutin olahraga, istirahat cukup, serta kelola stres dengan baik.

Baca Juga: Apakah Makanan yang Belum 5 Menit Jatuh Aman untuk Dimakan?

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya