Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Makanan atau masakan alami adalah makanan yang kondisinya sedekat mungkin dengan keadaan alaminya. Adapun beberapa cirinya adalah belum atau minim pemrosesan, bebas dari bahan kimia tambahan misalnya zat aditif, serta kandungan nutrisinya masih tinggi.
Sejak makanan olahan populer pada abad ke-20, makanan siap saji dan makanan yang telah diproses (processed food) digemari banyak kalangan karena rasanya yang memanjakan lidah. Namun, makanan atau masakan alami yang minim pemrosesan nyatanya lebih banyak memberi manfaat bagi kesehatan kita.
Nah, inilah beberapa alasan untuk memperbanyak mengonsumsi makanan alami yang minim pemrosesan atau pengolahan.
1. Meminimalkan risiko diabetes
ilustrasi cek gula darah (pixabay.com/Tesa Robbins) Secara umum, makanan asli nan alami cenderung lebih rendah gula tambahannya daripada banyak makanan olahan.
Penelitian berjudul "A Palaeolithic diet improves glucose tolerance more than a Mediterranean-like diet in individuals with ischaemic heart disease" dalam jurnal Diabetologia tahun 2007 mengamati penderita diabetes dan pradiabetes selama 12 minggu.
Partisipan diikutkan program diet paleolitik yang mengonsumsi makanan alami seperti daging segar, ikan, buah-buahan, sayuran, telur, dan kacang-kacangan. Hasilnya, mereka mengalami penurunan kadar gula darah sebesar 26 persen.
Baca Juga: 10 Makanan dan Minuman Pereda Dispepsia atau Maag, Tanpa Obat!
2. Menjaga kesehatan kulit
ilustrasi kulit sehat (unsplash.com/Kino VN) Makanan minim pengolahan juga dapat mendukung kesehatan kulit sekaligus melindunginya.
Menurut penelitian berjudul "Skin wrinkling: can food make a difference?" dalam Journal of the American College of Nutrition tahun 2001, asupan tinggi sayuran, kacang-kacangan, dan minyak zaitun tampaknya memiliki dampak positif lebih melindungi terhadap kerusakan pada kulit.
Sebaliknya asupan tinggi daging, susu, dan mentega tampaknya merugikan kesehatan kulit.
3. Baik bagi kesehatan jantung
ilustrasi jantung (heart.org) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Berbeda dengan lemak trans dan lemak olahan yang ditemukan dalam minyak nabati dan beberapa olesan, sebagian besar lemak alami jauh lebih baik untuk dikonsumsi.
Dalam sebuah studi berjudul "Dietary omega-3 fatty acids aid in the modulation of inflammation and metabolic health" dalam jurnal California Agriculture tahun 2011, kandungan asam lemak omega-3 telah diteliti bermanfaat dalam gangguan autoimun, menurunkan risiko inflamasi, hingga penyakit jantung.
Asam lemak omega-3 dapat ditemukan dalam sumber makanan alami seperti kenari, biji rami, dan ikan berlemak.
4. Meningkatkan kesehatan pencernaan
ilustrasi sistem pencernaan (pixabay.com/Elionas2) Usus merupakan organ penting dalam sistem pencernaan yang perlu dijaga kesehatannya. Dilansir Healthline, konsumsi makanan utuh yang alami juga berpotensi bermanfaat untuk mikrobioma dalam usus. Mikrobioma usus mengacu pada mikroorganisme yang hidup di saluran pencernaan.
Memang, banyak makanan jenis ini yang berperan sebagai prebiotik. Sebagaimana telah diketahui, zat ini meningkatkan kesehatan usus dan meningkatkan manajemen gula darah. Sumber makanan nyata prebiotik termasuk bawang putih, asparagus, dan kakao.
5. Lebih banyak kandungan serat
ilustrasi sayuran (pixabay.com/shutterbug75) Dilansir Harvard T.H. Chan School of Public Health, serat adalah jenis karbohidrat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh. Meskipun sebagian besar karbohidrat dipecah menjadi molekul gula, serat tidak dapat dipecah menjadi molekul gula, dan justru tidak tercerna.
Serat sendiri mampu mengurangi risiko beberapa penyakit, termasuk penyakit jantung, diabetes, penyakit divertikular, sembelit, hingga kanker payudara. Sumber serat terbaik terdapat pada biji-bijian, buah-buahan dan sayuran segar, kacang-kacangan, dan polong-polongan.
Baca Juga: 7 Antinutrisi yang Ada dalam Makanan, Ganggu Penyerapan Nutrisi