7 Antinutrisi yang Ada dalam Makanan, Ganggu Penyerapan Nutrisi

Bisa sebabkan defisiensi berbagai vitamin dan mineral

Kita semua tahu, makanan menyediakan berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. Namun, selain nutrisi, beberapa makanan juga mengandung antinutrisi atau juga dikenal dengan zat antigizi. Apa itu?

Antinutrisi ialah senyawa yang ditemukan dalam berbagai makanan, yang mengganggu fungsi tubuh dalam hal penyerapan vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya. Asupannya yang berlebihan ini dapat berkontribusi pada defisiensi berbagai nutrisi dan gangguan kesehatan bagi sebagian besar orang.

Untuk tahu apa saja antinutrisi yang terdapat dalam makanan, simak penjelasan berikut ini.

1. Lektin

Lektin banyak ditemukan pada kacang-kacangan dan gandum.

Lektin dapat mengurangi penyerapan nutrisi dan bisa menyebabkan gangguan pencernaan, kembung, dan gas bagi banyak orang.

Menurut studi, lektin pada tumbuhan mampu bertahan hidup di saluran pencernaan (Toxicon, 2004). Antinutrisi ini bisa menembus sel-sel yang melapisi saluran pencernaan dan menyebabkan hilangnya sel epitel usus, merusak membran lapisan epitel, mengganggu pencernaan dan penyerapan nutrisi, merangsang perubahan flora bakteri, dan memicu reaksi autoimun.

Untungnya, lektin dalam makanan dapat dikurangi dengan cara merendam, memasak, atau memfermentasi bahan masakan.

2. Oksalat

7 Antinutrisi yang Ada dalam Makanan, Ganggu Penyerapan Nutrisiilustrasi kedelai dan olahannya (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Oksalat ditemukan dalam jumlah tinggi pada wijen, kedelai, millet hitam, dan millet cokelat. Adanya antinutrisi ini membuat protein tanaman menjadi berkurang berkualitas, yang dilaporkan di jurnal Tropical and Geographical Medicine.

Dalam tubuh, oksalat dapat menyebabkan nyeri otot, batu ginjal, dan vulvodinia.

Kabar baiknya, kadar oksalat dalam bahan makanan dapat dikurangi dengan mencuci, memasak, atau merendam bahan makanan dalam asam.

Meningkatkan asupan magnesium dan zink dalam diet juga dapat mengikat asam oksalat, sehingga menurunkan penyerapan oksalat secara substansial.

3. Gluten

Gluten adalah protein yang ditemukan dalam biji-bijian tertentu, seperti gandum, jelai, rye, dan oat yang dapat menyebabkan permeabilitas usus.

Masalah dengan gluten adalah tidak ada manusia yang bisa mencernanya. Di dalam usus, gluten dipecah menjadi gluteomorphins yang memicu reseptor otak yang sama dengan obat opiat seperti heroin, artinya, mereka sangat adiktif.

Menurut penelitian, secara struktural, gluten terdiri dari dua jenis protein penyimpanan, prolamins dan glutelin (Journal of Gastroenterology and Hepatology, 2017). Satu-satunya cara untuk menghindari masuknya gluten ke dalam tubuh adalah dengan tidak makan makanan yang mengandung gluten.

Baca Juga: 5 Tepung yang Aman untuk Kamu yang Sensitif Gluten, Alternatif Gandum

4. Fitat

7 Antinutrisi yang Ada dalam Makanan, Ganggu Penyerapan Nutrisiilustrasi kacang-kacangan (freepik.com/freepik)

Fitat atau asam fitat terdapat pada banyak tumbuhan, tetapi paling banyak ditemukan dalam biji-bijian dan kacang-kacangan.

Menurut penelitian dalam jurnal Nefrologia, fitat berfungsi sebagai sistem penyimpanan fosfat, sumber energi, dan antioksidan untuk perkecambahan biji.

Di dalam tubuh, fitat dapat menghambat penyerapan kalsium, zat besi, magnesium, dan zink. Namun, fitat juga merupakan antioksidan kuat, sehingga mampu memberikan manfaat di samping mengganggu penyerapan mineral.

5. Fitoestrogen

Fitoestrogen ialah senyawa tanaman yang memiliki kesamaan struktural dengan estradiol, suatu hormon seks utama pada perempuan.

Asupan fitoestrogen dipercaya berpengaruh pada aktivitas estrogen, yang ditakuti oleh para laki-laki dapat meningkatkan sejumlah ciri khas perempuan.

Meskipun begitu, asupan fitoestrogen dalam jumlah moderat tidak akan meningkatkan kadar hormon estrogen. Bahkan, penelitian dalam Asian Pacific Journal of Cancer Prevention menunjukkan bahwa asupan kedelai—yang merupakan salah satu sumber fitoestrogen—sebenarnya dapat menurunkan risiko kanker payudara.

6. Glukosinolat

7 Antinutrisi yang Ada dalam Makanan, Ganggu Penyerapan Nutrisiilustrasi brokoli (pixabay.com/ExplorerBob)

Glukosinolat terdapat dalam tanaman keluarga Brassicaceae, seperti brokoli, kubis, kale, mustard, dan lobak.

Fungsi glukosinolat pada tanaman masih belum jelas, tetapi rasa pedas dari isothiocyanates—molekul kecil yang terbentuk dari prekursor glukosinolat—bertindak sebagai pelindung dari bakteri atau serangga pemakan daun seperti ulat, menurut studi yang dilaporkan dalam jurnal Breeding Science.

Di dalam tubuh, glukosinolat dapat mengganggu kelenjar tiroid dan mempersulit kelenjar untuk memproduksi hormon tiroid.

Glukosinolat bisa berbahaya jika dikonsumsi oleh orang dengan penyakit tiroid atau mereka yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit tiroid. Namun, untuk individu sehat, konsumsi makanan yang mengandung glukosinolat tidak akan memberikan efek yang berbahaya.

7. Tanin

Tanin ditemukan dalam sejumlah makanan dan minuman nabati, seperti apel, beri, teh, dan kopi. Sebuah penelitian dalam jurnal Nutrients menemukan bahwa tanin dapat mengganggu penyerapan zat besi.

Agar tanin tidak mengganggu penyerapan zat besi, kamu bisa mengurangi asupan teh atau sumber tanin lainnya pada sekitar waktu makan. Kabar baiknya, jika teh atau kopi dikonsumsi dalam jumlah moderat, kandungan taninnya tidak akan menyebabkan masalah. Jadi, sah saja jika kamu mengonsumsi dua atau tiga cangkir teh atau kopi sehari.

Demikianlah beberapa antinutrisi yang ada dalam makanan. Jika kamu tidak memiliki masalah kesehatan apa pun, antinutrisi ini aman dikonsumsi dalam jumlah sedang. Selain itu, kamu juga bisa mengurangi jumlah antinutrisi dengan mencuci, memasak, atau memfermentasi bahan makanan.

Baca Juga: 5 Makanan dan Minuman untuk Netralkan Efek Samping dari Makanan Pedas

Topik:

  • Nurulia R F
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya