TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Oralit Bisa Bantu Tahan Haus saat Puasa, Apakah Aman?

Apa benar bikin tidak haus dan lemas saat kita berpuasa?

ilustrasi sahur (IDN Times/Aditya Pratama)

Ramadan tiba! Selain menahan amarah dan emosi negatif, puasa Ramadan berarti kita menahan lapar dan haus dan tindakan lainnya yang dilarang hingga waktu berbuka tiba.

Tentu saja, menahan lapar dan haus adalah tantangan dalam berpuasa. Nah, ada saran bahwa minum oralit saat haus bisa membantu menahan haus selama puasa. Biasa diminum saat diare, apa benar oralit bisa membantu menahan haus?

Asal-muasal klaim oralit dan air putih untuk sahur dan berbuka puasa

Informasi oralit dan air putih sebagai solusi menahan haus saat sahur berawal dari sebuah utas di Twitter pada Selasa (21/3/2023). Akun @PemudaGabut bercuit bahwa kebiasaannya meminum oralit setiap sahur sebagai pengganti cairan tubuh membuatnya tidak haus dan/atau lemas seharian saat berpuasa.

Kemudian, akun @nikardipin me-mention akun dr. Kurniawan Satria Denta, M.Sc, Sp.A (@sdenta) yang adalah dokter spesialis anak di Mayapada Hospital Kuningan. Dokter Denta kemudian mengawali utas dan reply-nya dengan cuitan berikut:

Baca Juga: Hati-hati! Ini 7 Risiko Bahaya Bila Kamu Langsung Tidur setelah Sahur

Tidak bisa dipukulratakan ke semua orang

Merespons pernyataan dr. Denta, spesialis penyakit dalam RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. Virly Nanda Muzellina, SpPD, menjelaskan bahwa saran ini memiliki pro dan kontra, tergantung kondisi tubuh masing-masing.

Dokter Virly mengiyakan bahwa oralit memang memiliki osmolaritas rendah sehingga lebih mudah masuk ke kompartemen intraseluler, membuatnya efektif untuk diare. Akan tetapi, apakah ini bisa jadi dasar untuk mengandalkan oralit saat sahur dan berbuka? Sayangnya, tidak bijak untuk dilakukan.

"Oralit memang mengandung elektrolit dan untuk dehidrasi, terutama pada pasien diare. Nah, oralit pun ... hanya cairan yang akan hilang dalam beberapa jam atau insensible water loss dari keringat hingga urine. Kembali ke ketahanannya masing-masing," kata dr. Virly lewat WhatsApp kepada IDN Times.

Oleh sebab itu, jika ingin menjadikan oralit sebagai "senjata" saat berpuasa, dr. Virly memperingatkan bahwa hal ini tidak bisa dipukulratakan. Tubuh butuh protein, karbohidrat, serat, dan lemak secara seimbang. Apakah oralit memiliki hal tersebut? Tentu tidak. Toh, saat berpuasa atau tidak, tubuh kita punya kebutuhan kalori dasar yang perlu dipenuhi.

"Ini bisa membuat salah kaprah karena orang jadi yakin hanya bergantung pada oralit saja ... Saya rasa ini bukan satu hal yang bisa diandalkan. Semua kondisi tubuh orang berbeda-beda. Kalau bisa [hanya dengan oralit dan air putih], berarti tubuh dalam kondisi fit," ujar dokter yang juga praktik di Eka Hospital BSD ini.

Pertimbangan untuk ibu hamil hingga hipernatremia?

Dokter Denta juga beruit bahwa untuk ibu menyusui yang bayinya sudah berusia di atas 6 bulan, trik oralit dan air putih saat sahur dan berbuka boleh dicoba. Akan tetapi, dr. Virly tidak membenarkannya karena kebutuhan metabolisme pasti meningkat, terlebih ibu hamil dan menyusui diperbolehkan tidak puasa untuk menjaga kesehatannya dan bayinya.

"Akan tetapi, kalau bisa, ya diperbolehkan berpuasa. Yang penting sahur cukup. Lagi-lagi menghitung kebutuhan metabolisme saat sahur dan berbuka ... Tidak disarankan ibu hamil dan menyusui sahur dan berbuka puasa dengan oralit dan air putih saja," kata dr. Virly.

Meski begitu, dr. Virly setuju dengan klaim "makan besar sebelum Isya" dan camilan bergizi sebagai selingan. Sebagai tambahan, ia tidak menganjurkan mereka yang memiliki masalah lambung dan pencernaan lainnya mengikuti saran ini dan kembali melihat ke kondisi tubuh masing-masing. Dokter Denta pun mengatakan hal yang sama.

"Kalo punya GERD, diabetes, penyakit kronis lain, sebaiknya dikonsultasikan ke dokter dulu ya," cuit dr. Denta.

Pada cuitan pada Kamis (23/3), dokter Denta menampik risiko hipernatremia karena konsumsi oralit (kecuali jika minum oralit 2 liter, katanya). Menanggapi itu, dr. Virly mengatakan bahwa hipernatremia—yang dikhawatirkan jadi efek samping—memang tidak langsung terjadi, melainkan ada kondisi penyerta lain.

Mengandung 0,52 gram natrium klorida, pasti ada risiko hipernatremia bila oralit dikonsumsi dalam jumlah besar, atau jika seseorang hanya bergantung pada oralit saja. Namun, proses hipernatremia tidak langsung yang ditakutkan karena tubuh memiliki proses regulasi natrium sendiri.

"Keseimbangan natrium tubuh pun mengatur. Hipernatremia terjadi bukan hanya saat natrium berlebihan, melainkan bila tubuh tidak bisa meregulasi dengan benar," dr. Virly memaparkan.

Baca Juga: Menu Sahur yang Ampuh Dongkrak Stamina Rekomendasi Ahli Gizi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya