Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Berpuasa adalah ibadah yang mulia bagi umat Islam. Bukan hanya menawan hawa nafsu, tetapi juga menahan dahaga dan lapar selama belasan jam.
Puasa juga memberikan beberapa manfaat buat kesehatan, dan tak jarang orang yang memanfaatkan bulan suci ini untuk menurunkan berat badan.
Meski begitu, tidak jarang berat badan malah bertambah selama puasa. Salah satunya karena "lapar mata" yang akhirnya bikin kalap makan dan lama-lama menyebabkan berat badan naik.
Tenang, ada tips untuk menahan lapar mata dari ahlinya. Yuk, simak!
Lapar mata adalah hal lumrah
ilustrasi membeli makanan secara online (unsplash.com/CardMapr.nl) Dalam Health Talk bersama IDN Times pada Jumat (31/3/2023), Ketua Prodi Gizi, Fatepakes Universitas Sahid Jakarta, Khoirul Anwar, S.Gz, MSi, mengiyakan bahwa lapar mata membuat seseorang makan terlalu banyak. Uniknya, "korban" lapar mata biasanya merasa tidak makan terlalu banyak.
"Kalau hitung, kadang [asupan] lebih tinggi, ini yang kita tidak sadar," ucap Khoirul.
Walau begitu, ia mengatakan bahwa lapar mata adalah hal lumrah. Puasa atau tidak puasa, melihat makanan dan minuman yang sedap sekelibat mata memang membuat mata kita lapar. Akan tetapi, ada konsekuensi bila keinginan tersebut terus dituruti.
Jika lapar mata dituruti, maka kita akan memborong makanan dan minuman yang mata kita suka. Kalau dimakan semua, ini yang membuat asupan energi tinggi. Akan tetapi, apabila makanan tersebut tidak habis dimakan, itu akan menjadi limbah makanan yang tidak baik bagi lingkungan.
Baca Juga: Memanfaatkan Puasa untuk Menurunkan Berat Badan? Ini Saran dari Ahli
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Meal plan dan pengendalian diri
Untuk mengontrol lapar mata, penguasaan diri amat penting. Jadi, kita harus bisa mengatur makanan atau minuman apa yang diprioritaskan.
"Ada 30 hari berpuasa. Jangan tumpuk makanan yang ingin kita makan langsung di satu hari. Selain mengalami kelebihan asupan, ini menghabiskan uang," ujarnya.
Kamu bisa melakukan perencanaan makan atau meal plan khusus. Dengan begitu, kamu bisa mengatur kalori untuk berbuka puasa dan sahur, lalu diwujudkan ke makanan atau minuman yang kamu inginkan. Jika sudah puas, hari-hari berikutnya, kamu bisa menjajal makanan atau minuman lain yang masuk wishlist kamu.
“Beli yang kita makan. Untuk dua orang, ya dua orang. Nanti, takutnya, kalau makan pun, intake energi berlebihan atau malah food waste,” tambah Khoirul.
Menghitung kalori dan mengetahui pemrosesan makanan dan minuman
Kedua, kamu bisa menghitung kalori yang masuk. Biasa dengan indeks massa tubuh (IMT), mengalkulasi kalori saat ini bisa dengan aplikasi yang tersedia di App Store dan Play Store (disarankan lihat terlebih dulu review dan rating-nya sebelum diunduh).
Selain cek kalori yang masuk, kita harus mengecek aktivitas yang dilakukan. Ditetapkan 150 menit/minggu, ada aktivitas intensitas tinggi, sedang, dan rendah. Ini bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh.
Selain itu, disarankan untuk memperhatikan asupan yang masuk ke dalam tubuh saat lapar mata. Khoirul mengatakan bahwa pemrosesan makanan dan minuman juga amat penting. Tidak jarang, yang sejatinya tidak mengandung lemak ternyata diproses dan diberi tambahan sedemikian rupa sehingga mengandung lemak.
“Ada juga yang tercampur. Selain sayur, ada daging, saus kacang, sehingga energi nambah. Batasi yang lemaknya tinggi tadi,” ucap Khoirul.
Bukan berarti kita tidak boleh makan atau minum apa pun. Khoirul menekankan bahwa tubuh perlu karbohidrat, lemak, dan protein, terutama pada cuaca yang tak menentu untuk meningkatkan imunitas. Oleh sebab itu, makanan dan minuman harus diragamkan.
Baca Juga: 10 Makanan Ini Gak Boleh Dikonsumsi saat Sahur, Bikin Puasa Gak Nyaman