TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lelah Kerja? 9 Cara Seimbangkan Waktu Kerja dan Kehidupan Pribadi

Ayo, istirahat sejenak dari hiruk pikuk pekerjaan!

pixabay.com/Anrita1705

Berangkat kerja jam 6 pagi, sampai rumah jam 7 malam. Itu pun kalau tidak lembur! Baik yang butuh tenaga fisik atau tidak, pekerjaan apa pun dapat menguras energi. Dengan pekerjaan yang menggunung, secinta-cintanya kamu dengan pekerjaanmu itu, pasti ada saat-saat kamu merasa jenuh dan lelah dengan rutinitas kerja harian.

Belum lagi, faktor-faktor lain yang bikin kepala tambah mumet seperti hubungan sosial, konflik dengan pasangan, atau penyesuaian diri di kala pandemik COVID-19. Bekerja di rumah atau work from home (WFH) memang bisa mencegah penularan, tetapi cara kerja ini juga memiliki dampak buruk, salah satunya karena konsentrasi kerja yang terpecah dengan rutinitas di rumah.

Intinya, kamu benar-benar menantikan akhir pekan. Kenapa? Itulah saatnya kamu bisa menikmati hari tanpa pekerjaan (itu pun kadang tak kesampaian).

Menurut sebuah riset yang dilakukan oleh tim peneliti Italia berjudul "Work–Life Balance: Weighing the Importance of Work–Family and Work–Health Balance" yang dimuat dalam jurnal International Journal of Environmental Research and Public Health yang terbit pada Februari 2020 lalu, waktu kerja dan kehidupan pribadi yang seimbang adalah kunci pengembangan dari yang efektif.

Resign dari pekerjaan kadang bukan sebuah jawaban. Ada, kok, cara-cara untuk menyeimbangkan waktu kerja dan kehidupan pribadimu. Simak baik-baik, inilah sembilan cara tersebut!

1. Buang kebiasaan yang bikin kamu tambah lelah

pexels.com/Nathan Cowley

Tidak hanya pekerjaan, ternyata kebiasaan kecil dalam keseharian bisa melelahkan. Sebagai contoh, mungkin kamu suka streaming video di YouTube atau platform lain di malam hari agar cepat mengantuk. Alih-alih ngantuk, malah kebablasan hingga dini hari? Hati-hati, kebiasaan seperti itulah yang malah bikin energi kamu terkuras.

Kuncinya, cobalah mengubah kebiasaanmu lewat hal-hal kecil seperti menjaga pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan dan minuman bergizi dan seimbangkan dengan rutin olahraga. Tidak perlu yang berat-berat, joging atau sesimpel jalan kaki selama 30 menit per hari cukup. Jangan lupa juga untuk istirahat cukup agar bisa melewati hari dengan fresh!

Baca Juga: Ini Dampak Gak Pakai Bra selama WFH pada Payudaramu, Yakin Mau Lanjut?

2. Kalau sudah saatnya bersantai, jangan pikirkan pekerjaan lagi

pexels/Andrea Piacquadio

Kadang kita memang perlu cek email atau sedikit bekerja di luar jam kerja. Namun, kalau sampai diteror pekerjaan yang mendadak dan menumpuk saat bukan jam bekerja, bisa repot!

Apalagi, banyak yang mengeluh saat WFH malah sulit untuk rehat sejenak karena lingkungan kerja menyatu dengan lingkungan rumah.

Jika itu ceritamu, cobalah untuk berdiskusi dengan atasan atau bagian personalia untuk pembagian waktu saat WFH.

"Ah, ada telepon dari bos? Duh, saya kan sudah di rumah! Biarkan saja," pikirmu.

Bukan berarti kamu bisa malas-malasan! Terkadang, ada saatnya kamu memang diharuskan lembur untuk mengejar deadline atau target. Namun, jika kamu terus-terusan dibombardir pekerjaan yang dilandasi dengan rasa bersalah jika tidak dipenuhi, saatnya kamu menolak secara halus. Bermanfaat untuk jiwamu, produktivitas pun meroket!

3. Minta bantuan saat pekerjaan makin menggunung

pixabay.com/Free-Photos

Jangan salahkan dirimu jika memang pekerjaan sudah menumpuk. Janganlah malu untuk meminta bantuan. Sekali lagi, cobalah untuk berdiskusi dengan supervisor-mu agar pekerjaan tersebut bisa didelegasikan, sehingga lebih efektif dan cepat selesai.

"Kalau begitu, saya ambil porsi yang kecil aja, ya? Biar tidak terlalu lelah..."

Catatan untuk dirimu, janganlah memaksakan diri mengemban porsi kerja yang tidak bisa kamu selesaikan. Namun, bukan berarti kamu boleh malas-malasan begitu saja! Usahakan kamu juga mencoba untuk menyelesaikan pekerjaan dan melakukan bagianmu.

Baca Juga: Banyak Manfaatnya, Ini 6 Hobi yang Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental

4. Kembangkan hobi yang kamu suka

twitter.com/@RESOBOX

Capek setelah kerja, biasanya kita hanya tidur atau menonton TV di akhir pekan. Ayo, coba tantang dirimu dengan mengembangkan hobi baru!

"Lho, bukannya malah lebih capek?"

Dengan melakukan hobi, kamu memang merasa lelah. Namun di sisi lain, kamu merasa lebih puas! Cobalah hobi-hobi seperti:

  • Berkebun atau mendekorasi rumah;
  • Merakit mainan, misalnya puzzle;
  • Kegiatan seni seperti bermusik, memahat, atau melukis; 
  • Kegiatan akademik seperti membaca buku atau mempelajari bahasa baru.

5. Buat rencana untuk memanjakan diri

tlcproperties.com

Memanjakan tubuh dan pikiran adalah salah satu kunci dari keseimbangan waktu kerja dan kehidupan pribadi. Dengan begitu, kamu bisa tetap berenergi dalam menjalani hari dan hiruk pikuk kerjaan yang seolah-olah tak ada habisnya.

Dengan tubuh yang berenergi dan rohani yang positif, kamu bisa mengesampingkan perasaan negatif dan proses pengambilan keputusan pun lebih efektif dan masuk akal. Bukan cuma pola makan, olahraga, dan tidur yang sehat, kamu pun bisa memanjakan diri dengan hal-hal yang selama ini kamu ingin coba. Cobalah hal-hal seperti:

  • Mandi air hangat sambil mendengar lagu klasik;
  • Menghabiskan waktumu sendiri (atau dengan peliharaanmu) di rumah;
  • Mencoba yoga dan meditasi;
  • Sesi curhat dengan sahabat atau orang tercinta.

6. Curhat dengan orang tersayang

Ilustrasi curhat. Unsplash/Etienne Boulanger

Memendam stres sendiri bagaikan memasukkan petasan ke dalam toples. Lama-lama, kamu akan "pecah" juga! Oleh karena itu, sebelum "meledak", lebih baik kamu bercerita dengan orang terdekat.

"Saya tak mau membebani mereka dengan cerita saya. Melihat mereka repot saja, saya sudah merasa bersalah," pikirmu lagi.

Apakah itu ketakutanmu? Sekarang, coba kamu bertukar posisi dengan mereka, dan mereka yang kamu sayang tertutup dan tak mau terbuka sepertimu saat ini. Apakah kamu tak merasa bersalah atau sedih jika mereka "meledak" suatu saat? Oleh karena itulah, yuk, terbuka dengan mereka yang kamu sayang.

Apakah secara instan dapat menghilangkan penatmu? Tidak juga. Namun, curhat dengan orang tersayang secara tidak langsung meringankan bebanmu. Percayalah, mereka pun akan lebih aktif melakukan hal-hal yang membuatmu bahagia. Dukungan dan hal-hal kecil yang positif akan membuatmu lebih mudah menyeimbangkan waktu kerja dan kehidupan pribadi.

7. Ubah rutinitas agar tidak membosankan

liveplan.com

Terus-terusan mengerjakan hal yang sama setiap hari bikin kamu lelah secara jasmani dan rohani, bukan? Nah, cobalah mengubah rutinitas dan rasakan perbedaannya! Kamu bisa melakukan cara-cara ini:

  • Ubah pola kerja: kerjakan pekerjaan yang lebih mudah di pagi hari, sebelum menantang diri di siang hingga petang.
  • Memasukan rutinitas rohani: daripada lihat HP, biasakan untuk bermeditasi, yoga, atau berjalan ringan di sekitar tempat kerja setiap jam istirahat.
  • Mengubah tempat kerja: ubah meja dan kursi kerjamu agar lingkungan kerja jadi lebih fresh. Kamu pun bisa coba mengerjakan pekerjaan di dekat jendela agar kamu bisa terpapar sinar matahari.
  • Jadwal yang lebih fleksibel: cobalah untuk berkonsultasi dengan atasanmu untuk menyesuaikan waktu di mana kamu lebih semangat agar efektif mengerjakan tugas. Tidak jarang, ada yang mengajukan 4 hari kerja dengan jam lebih panjang agar mendapatkan akhir pekan dari Jumat.

8. Jika lingkungan kerja tetap toksik, jangan siksa dirimu

magazine.job-like.com

Langkah 1-7 sudah dilakukan, tetapi lingkungan atau ritme kerja tetap toksik, begitu juga dengan atasan dan rekan kerja yang tidak suportif? Pengunduran diri bisa dipertimbangkan dan mencari lingkungan kerja yang lebih memperhatikan waktu kerja dan kehidupan pribadimu.

Istilahnya, tubuhmu memang di tempat kerja, tetapi pikiranmu? Melayang ke mana-mana. Ditambah lagi, kamu sudah tidak lagi mencintai pekerjaanmu dan faktor-faktor lain seperti keadaan psikis dan hubungan dengan orang tercinta yang sedang tidak harmonis. Meski demikian, jangan gegabah mengambil keputusan untuk resign, ya. Pikiran dulu matang-matang.

Baca Juga: 6 Alasan Kenapa Stres Dampak Stres pada Laki-Laki Lebih Parah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya