TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Dampak Negatif Konsumsi Bubble Tea, Jangan Berlebihan!

Minuman populer yang banyak disukai anak muda

ilustrasi dampak negatif konsumsi bubble tea (unsplash.com/Mika Baumeister)

Bubble tea telah menjadi minuman favorit anak muda di berbagai negara. Butiran kenyalnya tak sengaja ditemukan oleh Liu Han-Chieh, yang merupakan pemilik kedai teh di Taiwan pada tahun 1998.

Saat bosan, ia mencampur puding tapioka ke dalam es teh dan setelah dicoba ternyata rasanya enak. Kemudian, ia memasukkan produk temuannya ke dalam menu kedainya. Sebuah inovasi bernama bubble tea muncul dan menyebar ke seluruh Taiwan, dan sekarang dunia. 

Namun, ada beberapa risiko kesehatan yang disebabkan dari bahan yang digunakan untuk membuat boba atau pearl dalam minuman bubble tea. Berikut beberapa dampak negatif bubble tea bagi kesehatan terutama bila dikonsumsi secara berlebihan.

1. Gangguan pencernaan

ilustrasi sakit perut (pexels.com/cottonbro)

Dilansir Healthline, mengonsumsi bubble tea berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Tepung kanji atau tepung tapioka yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan boba mengandung pati resistan yang sulit dicerna tubuh.

Satu cangkir bubble tea yang nikmat itu ternyata mengandung 540 kalori dan karbohidrat dari pati. Ada kasus karena seringnya mengonsumsi bubble tea, seorang remaja usia 14 tahun di Zheijang, China, mengalami gangguan pencernaan. Saat pemeriksaan, ditemukan butiran bola-bola dalam hasil pindaian tomografi terkomputerisasi (CT). Kabar baiknya kondisi remaja tersebut teratasi setelah diberikan obat pencahar.

2. Bisa menyebabkan kanker

ilustrasi dampak buruk konsumsi bubble tea (pexels.com/RODNAE Productions)

Ada rumor yang beredar yang mengatakan bahwa bubble tea adalah salah satu penyebab kanker. Laporan ini berasal dari Jerman pada tahun 2012 yang cukup menghebohkan. Banyak media yang mengangkat penelitian tersebut sebagai laporan utama, termasuk media di Taiwan karena sampel penelitian diambil dari pasar Taiwan.

Ditemukan stirena, asetofenon, serta zat tertentu yang melekat pada unsur bromin pada bubble oleh para peneliti dari RWTH Aachen University, Jerman. Zat-zat tersebut diidentifikasi sebagai bahan senyawa bifenil poliklorinasi (PCB), mikro-polutan yang beracun. U.S. Environmental Protection Agency juga mengatakan bahwa paparan PCB bisa memicu kanker pada hewan.

Baca Juga: 7 Minuman Terbaik untuk Kesehatan Jantung Menurut Ahli

3. Memicu obesitas

ilustrasi obesitas (freepik.com/racool-studio)

Bahan dasar bubble yang terdiri dari tepung tapioka meningkatkan deposit lemak yang bisa menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas karena kandungan karbohidratnya yang tinggi.

Dilansir laman Universitas California, Berkeley, dalam secangkir bubble bisa mengandung kalori 540 kkal. Seperempat bubble yang ditambahkan pada segelas minuman, terdapat 135 kalori tambahan masuk ke dalam tubuh, yang setara dengan kalori dalam sepiring nasi.

4. Ketidakseimbangan bakteri baik dan bakteri jahat pada usus

ilustrasi mikrobioma usus (msk.org.au)

Mengonsumsi bubble tea dalam porsi yang berlebihan akan berdampak pada ketidakseimbangan bakteri baik dan bakteri jahat pada usus.

Tapioka sebagai bahan dasar bubble akan banyak yang menumpuk dan sulit dicerna usus. Pati resistan pada tapioka bisa membawa manfaat kesehatan bagi usus jika dikonsumsi dengan wajar. Pati menjadi makanan bakteri baik yang memproduksi lapisan lendir pada usus untuk memecah makanan.

Baca Juga: 5 Dampak Negatif Obesitas yang Harus Kamu Ketahui!

Verified Writer

Anisa Kusuma

Keep going!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya