TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Hal Baik yang Dialami Tubuh saat Berhenti Nge-vape, Niat Berhenti?

Karena bahayanya tak berbeda jauh dengan rokok konvensional

ilustrasi rokok elektrik atau vape (freepik.com/Racool_studio)

Dianggap lebih aman ketimbang rokok konvensional, tapi semakin ke sini semakin banyak penelitian yang membuktikan risiko bahaya dari penggunaan vape atau rokok elektrik. Vaping juga dikatakan bisa menyebabkan kerusakan paru-paru serta bikin ketagihan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) telah mencatat hampir 3.000 kasus penyakit paru-paru yang berhubungan dengan vaping. Dalam statistik yang dikumpulkan oleh 29 negara bagian, CDC telah mencatat 68 kematian. Tak hanya itu, terdapat potensi bahwa vaping dapat memperburuk gejala COVID-19, berpotensi menyebabkan kasus parah dan meningkatkan risiko kematian.

Para ahli pun gencar menyarankan kita untuk keluar dari jerat vape, seperti halnya rokok, karena risiko bahayanya bagi kesehatan. Dimulai dengan niat dan tekad kuat, ketahuilah bahwa ini yang akan terjadi dalam tubuhmu saat kamu berhenti nge-vape, tubuh dijamin akan berterima kasih!

1. 20 menit pertama: perbaikan kardiovaskular

ilustrasi kardiovaskular (emedicinehealth.com)

Dilansir The Healthy, hanya dalam 20 menit setelah tak lagi nge-vape, dikatakan bahwa detak jantung akan kembali normal, tekanan darah turun, dan sirkulasi mulai normal.

Selain itu, pernapasan pun bisa meningkat. Dua bahan utama dalam rokok elektrik—propilen glikol dan gliserin nabati—menghasilkan bahan kimia saat dipanaskan yang merusak saluran pernapasan, menurut penelitian dalam International Journal of Environmental Research and Public Health tahun 2018.

Saat berhenti vaping, kamu akan menyadari pernapasan menjadi lebih ringan dan aliran udara juga lebih lancar atau jernih.

2. Beberapa jam kemudian: penarikan nikotin akan mulai terasa

ilustrasi gejala penarikan nikotin atau nicotine withdrawal (intermountainhealthcare.org)

Nikotin diketahui dapat menyebabkan kecanduan, sehingga berhenti nge-vape tentu akan membuatmu merasakan beberapa gejala penarikan nikotin (nicotine withdrawal) untuk sementara waktu.

Gejala penarikan nikotin akut bisa bersifat psikologis maupun fisik. Gejala psikologis meliputi perubahan suasana hati, sulit konsentrasi, mudah tersinggung, dan kecemasan. Sementara itu, gejala fisik yang mungkin terjadi di antaranya sakit kepala, berkeringat, gemetar, insomnia, peningkatan nafsu makan, kram perut, hingga sembelit.

Itu merupakan efek pertama yang mungkin akan kamu rasakan, sering kali dalam 4 hingga 24 jam setelah berhenti. Efek ini akan mencapai puncaknya sekitar hari ketiga, dan secara bertahap turun selama tiga hingga empat minggu berikutnya. Jadi, kira-kira butuh waktu selama sebulan untuk menghentikan kebiasaan tersebut.

Baca Juga: 8 Bahaya Rokok Elektrik atau Vape bagi Kesehatan, Apakah Karsinogenik?

3. Setelah satu hari: risiko penyakit jantung berkurang

ilustrasi kesehatan jantung (freepik.com/pressfoto)

Berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Preventive Medicine tahun 2018, penggunaan rokok elektrik setiap hari dapat menggandakan risiko terkena serangan jantung.

Bila kamu berhenti, tentu risikonya akan menurun berkat penurunan tekanan darah, peningkatan kadar oksigen, dan berkurangnya pengaruh buruk pada kadar kolesterol dan pembentukan gumpalan darah.

3. Dua hari kemudian: kemampuan indra penciuman dan perasa akan membaik

ilustrasi menikmati makanan (freepik.com/nakaridore)

Seperti halnya merokok, vaping juga bisa menumpulkan kemampuan pancaindra, mengurangi kemampuan untuk mencium dan merasakan. Setelah dua hari bebas vape, kamu akan merasakan perbaikan kemampuan indra penciuman dan perasa. Kamu bisa mencium bau lebih baik begitu pula makanan akan lebih terasa.

4. Setelah tiga hari: nikotin dikeluarkan tubuh

ilustrasi kerusakan paru-paru akibat vaping atau rokok elektrik (aamc.org)

Umumnya nikotin akan meninggalkan tubuh pada hari ketiga, yang mana ini menjelaskan kenapa gejala penarikan nikotin memuncak pada hari ketiga ini.

5. Sebulan kemudian: kondisi paru-paru akan meningkat

ilustrasi menarik napas dalam (pexels.com/Kelvin Valerio)

Para perokok biasanya sering batuk-batuk atau mengalami mengi saat bernapas (disebut sebagai batuk perokok). Bahkan merokok rokok elektrik bisa sangat mengganggu kesehatan paru-paru dan menyulitkan upaya tubuh dalam melawan infeksi. Nah, berhenti nge-vape akan membantu paru-parumu pulih.

Setelah satu bulan, kapasitas paru-paru akan meningkat, sesak napas dan batuk juga akan berkurang.

Baca Juga: Ahli: Vaping dan Rokok Tingkatkan Risiko Stroke akibat COVID-19

6. Setelah tiga bulan: sirkulasi darah membaik

Ilustrasi olahraga (pexels.com/MaksimGoncharenok)

Menurut penelitian dalam jurnal Trends in Cardiovascular Medicine tahun 2016, nikotin dalam dalam rokok menyempitkan pembuluh darah di kulit dan sekitar jantung. Nikotin dalam rokok elektrik juga sama berbahayanya.

Nah, setelah berhenti vaping, sirkulasi darah perlahan membaik, karena pembuluh darah kembali ke diameter normalnya.

7. Setelah sembilan bulan: paru-paru bisa kembali melawan infeksi dengan baik

ilustrasi berhenti vaping (yourteenmag.com)

Setelah sembilan bulan berhenti vaping, kesehatan paru-paru akan meningkat secara signifikan berkat pembaruan struktur mikroskopis seperti rambut di dalam paru-paru yang membantu mengeluarkan lendir dan melawan infeksi. Ini tentu dapat secara signifikan mengurangi kemungkinan beberapa infeksi dan komplikasi dari beberapa penyakit seperti flu dan pneumonia.

8. Setelah satu tahun: risiko serangan jantung berkurang setengahnya

ilustrasi lari (unsplash.com/Isaac Wendland)

Mengingat diameter pembuluh darah sudah kembali ke ukuran normal, detak jantung akan kembali ke kecepatan aman, tekanan darah berkurang, dan risiko serangan jantung pun akan lebih rendah hingga 50 persen dibanding saat kamu masih nge-vape.

9. Setelah lima tahun: penurunan risiko stroke

ilustrasi masa tua yang lebih sehat (pexels.com/GaryBarnes)

Efek jangka panjang dari kondisi jantung lebih sehat dan tekanan darah yang lebih rendah bisa memberimu manfaat besar lainnya, yaitu penurunan risiko stroke. Dibandingkan dengan bukan perokok, pengguna rokok elektrik memiliki risiko 71 persen lebih tinggi terkena stroke, menurut penelitian yang dipresentasikan pada International Stroke Conference tahun 2019.

Baca Juga: Benarkah Vape Bisa Mengganggu Kesuburan Wanita? Ini 7 Fakta Medisnya

Verified Writer

Basri W Pakpahan

Menulis untuk Memperbaiki Diri

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya