TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal yang Dialami Tubuh saat Makan Kembang Kol

Ada efek menguntungkan dan merugikannya

ilustrasi kembang kol (almanac.com)

Kembang kol adalah salah satu jenis sayuran yang populer karena kandungan nutrisinya dan dapat dengan mudah diolah menjadi berbagai makanan. Sayur ini bahkan bisa diolah jadi pengganti nasi, jadi pinggiran piza, dibuat sup, dan masih banyak lagi.

Walaupun kembang kol memiliki status nutrisi yang baik, tetapi tetap ada efek samping yang perlu diketahui dan diwaspadai. Umumnya kembang kol sangat baik untuk ditambahkan ke pola makan sehari-hari, tetapi ada detail yang perlu kamu tahu untuk mencegah efek yang berpotensi merugikan. Berikut ini adalah beberapa hal yang dialami tubuh saat mengonsumsi kembang kol.

1. Tubuh kita mendapat asupan serat yang sehat

ilustrasi kembang kol panggang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Satu cangkir kembang kol mengandung 2-3 gram serat. Tiga gram serat ini dapat memenuhi 10 persen dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian serat (dengan rekomendasi 28 gram per harinya).

Serat punya peran penting dalam kesehatan tubuh secara keseluruhan, bahkan bisa membantu upaya kamu yang sedang menurunkan berat badan.

Tak cuma mendukung sistem pencernaan berjalan lancar, tetapi serat juga dibutuhkan untuk mengurangi inflamasi, menurut laporan dalam jurnal Acta Scientiarum Polonorum, Technologia Alimentaria tahun 2014.

Serat bahkan, berdasarkan studi dalam jurnal Advances in Nutrition tahun 2012, berkontribusi dalam menurunkan risiko kanker, diabetes, kondisi jantung, dan masih banyak lagi. Serat juga bisa membantumu merasa lebih kenyang (seperti protein), yang berarti ini dapat membantu mencegah kamu makan berlebihan.

Baca Juga: 14 Trik Makan Sehat untuk yang Gak Doyan Sayur, Mesti Dicoba!

2. Tubuh lebih terhidrasi

ilustrasi mengelap keringat (pexels.com/AndresAyrton)

Kembang kol terdiri dari 92 persen air. Ini berarti saat kamu memakannya, kamu tak cuma mendapatkan nutrisinya, tetapi juga cairan. Sebagai gambaran, untuk porsi 100 gram kembang kol kamu bisa mendapatkan 59 mililiter air, dilansir Healthline.

Konsumsi kembang kol dalam pola makan sehari-hari berarti tak cuma baik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi juga membantu tubuh mencerna lebih baik karena kandungan airnya yang cukup banyak.

Tak cuma itu, kandungan air yang tinggi adalah aspek lain dari kembang kol yang ramah untuk penurunan berat badan. Faktanya, konsumsi banyak makanan padat air dan rendah kalori, seperti kembang kol, dikaitkan dengan penurunan berat badan, menurut studi dalam jurnal Nutrients tahun 2016.

3. Hati-hati, kembang kol bisa memicu perut kembung

ilustrasi seseorang mengalami masalah di perut (pexels.com/SoraShimazaki)

Kembang kol adalah jenis sayuran silangan atau cruciferous. Nutrisinya memang baik, tetapi jenis sayuran ini juga mengandung sumber karbohidrat yang struktur kimianya berantai pendek, yaitu fermentable oligosakarida, disakarida, monosakarida, serta poliol, alias FODMAP.

Jenis makanan tersebut akan berfermentasi di usus besar, yang tak cuma dapat menyebabkan perut kembung dan bergas, tetapi penelitian dalam Journal of Gastroenterology and Hepatolog tahun 2010 juga menghubungkan FODMAP dengan sindrom iritasi usus besar.

Untuk mencegah efek yang tak diinginkan, memasak kembang kol bisa membuatnya lebih mudah untuk dicerna. Proses pemasakan memecah beberapa karbohidrat tersebut, sehingga usus bisa memindahkannya dengan lebih mudah dan menyerap apa yang dibutuhkannya.

 

4. Bisa berinteraksi dengan obat

ilustrasi kembang kol siap panen (almanac.com)

Kembang kol kaya akan vitamin K, yang mana ini bisa berpotensi menimbulkan masalah bila kamu sedang dalam pengobatan tertentu, khususnya obat pengencer darah.

Dilansir University of Michigan Health, obat pengencer darah dapat berinteraksi dengan vitamin K, sehingga bila kamu sedang mengonsumsi obat-obatan ini akan sering diingatkan dokter untuk memantau asupan vitamin K. 

Vitamin K membantu pembekuan darah, jadi penting untuk menjaga kadarnya tetap konsisten saat mengonsumsi pengencer darah sehingga darah tetap seimbang.

Mengutip Eat This Not That!, vitamin K dan obat pengencer darah sebenarnya adalah musuh, bekerja melawan satu sama lain. Bila kamu sedang menjalani pengobatan dengan pengencer darah, hati-hatilah dengan jumlah kembang kol yang kamu makan. Satu cangkir kembang kol mengandung sekitar 20 persen dari AKG vitamin K harian yang direkomendasikan, jadi perhatikan konsumsinya.

Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Kamu Hanya Makan Sayur dan Buah Tiap Hari?

Verified Writer

Basri W Pakpahan

Menulis untuk Memperbaiki Diri

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya