TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Berbagai Jenis Sel Darah Putih dan Fungsinya

Beberapa di antaranya dapat memicu reaksi alergi

ilustrasi sampel darah (pexels.com/Karolina Grabowska)

Sel darah putih memiliki fungsi yang penting bagi tubuh. Mereka akan “berpatroli” di pembuluh darah dan sistem limfatik. Tujuannya adalah untuk menuju ke sumber infeksi atau peradangan dan melawan bakteri, virus, jamur, racun, hingga sel kanker.  

Terdapat lima jenis sel darah putih yang dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu granulosit dan agranulosit. Kelompok granulosit antara lain neutrofil, eosinofil, dan basofil, sementara agranulosit terdiri dari limfosit dan monosit. Berikut penjelasan tentang jenis sel darah putih, dihimpun dari laman Faculty of Biological Sciences, University of Leeds.

1. Neutrofil

ilustrasi bakteri (pexels.com/Monstera)

Neutrofil merupakan komponen sel darah putih paling banyak, yaitu dengan jumlah 60 hingga 70 persen dari keseluruhannya. Sama seperti sel darah lainnya, neutrofil dihasilkan di sumsum tulang. 

Akan tetapi yang menjadi ciri khasnya adalah neutrofil mampu bergerak bebas melalui dinding pembuluh darah. Mereka juga bisa masuk ke jaringan sehingga dapat melawan antigen dengan cepat, seperti dijelaskan pada laman Healthline. Neutrofil bertugas untuk fagitosis (bergerak dan memakan) serta menghancurkan bakteri dan sel yang rusak. Selain itu, neutrofil juga berperan dalam reaksi inflamasi.

2. Eosinofil

ilustrasi alergi (pexels.com/cottonbro)

Eosinofil berfungsi untuk melakukan fagitosis kompleks pada antigen-antibodi. Bukan itu saja, jenis sel darah putih ini juga mampu membunuh cacing parasit yang berpotensi menimbulkan gangguan pada tubuh.

Alergi merupakan respons imun yang dapat melibatkan inflamasi atau peradangan. Eosinofil berperan dalam proses inflamasi yang berkaitan dengan alergi, asma, dan eksim. Mereka akan menghasilkan histamin sehingga memicu reaksi alergi.

Baca Juga: 10 Sayuran yang Baik untuk Mengelola Gula Darah

3. Basofil

ilustrasi asma (freepik.com/jcomp)

WebMD menjelaskan bahwa basofil memiliki siklus hidup yang pendek, yaitu hanya 1 sampai 2 hari. Ketika terjadi reaksi alergi, basofil akan akan bereaksi terhadap bagian tubuh yang sedang meradang.

Basofil akan mengeluarkan histamin sehingga dapat memicu reaksi alergi atau serangan asma. Selain itu, basofil juga berperan dalam respons imun terhadap parasit serta patogen lainnya.

4. Limfosit

ilustrasi kanker (pexels.com/Anna Tarazevich)

Limfosit juga termasuk sel darah putih yang banyak ditemukan. Terdapat dua tipe sel limfosit, yaitu sel B dan sel T. Keduanya diproduksi di sumsum tulang, tetapi sel T akan berkembang di kelenjar timus yang terletak di rongga dada.

Menambahkan penjelasan Healthline, sekitar 25 persen sel limfosit baru akan menjadi sel B sementara sisanya akan menuju kelenjar timus menjadi sel T. Sel B akan berkembang menjadi sel plasma yang menghasilkan antibodi.

Sementara itu, terdapat beberapa sel limfosit T dengan fungsi yang berbeda, yaitu:

  • Sel T sitotoksik atau sel T pembunuh berfungsi untuk menghancurkan sel yang telah terinfeksi, sel kanker, dan sel asing seperti organ transplantasi.
  • Sel T pembantu berperan dalam mengarahkan respons imun sel B dan T lainnya.
  • Sel T pengatur bertugas untuk menekan sistem imun dan menjaga agar responsnya tetap terkendali.  

Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Sel? Ini 5 Komponen Penyusunnya

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya