TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Mitos tentang Olahraga yang Masih Dipercaya, Apa Saja?

Benarkah makin banyak berkeringat saat olahraga makin bagus?

ilustrasi olahraga (unsplash.com/Bradley Dunn)

Olahraga rutin memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan, salah satunya membuat tubuh menjadi lebih bugar. Selain itu, olahraga secara teratur mampu meningkatkan suasana hati. Maka tidak heran, banyak badan dan lembaga yang fokus terhadap kesehatan tak henti-hentinya mengampanyekan olahraga rutin.

Sayangnya, ada berbagai mitos seputar olahraga yang masih banyak dipercaya. Adanya mitos tertentu membuat beberapa orang berolahraga secara berlebihan, padahal hal tersebut justru tidak baik untuk tubuhnya. Berikut lima mitos tentang olahraga yang masih banyak dipercaya. 

1. Mitos: Latihan kekuatan otot membuat perempuan tampak kekar

ilustrasi push-up (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Mungkin beberapa orang, terutama perempuan, enggan melakukan latihan kekuatan otot atau strength training karena dianggap dapat memperbesar otot layaknya laki-laki. Kabar tersebut tidak benar, seperti dijelaskan oleh Mayo Clinic Health System dan National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases.

Perempuan tidak memiliki hormon testosteron sebanyak laki-laki. Selain itu, pada binaragawan perempuan yang berlatih kekuatan otot lebih banyak memerlukan latihan kekuatan dengan intens dan gen tertentu agar otot tampak lebih besar.

Melakukan latihan kekuatan otot, misalnya push-up dua sampai tiga hari seminggu bermanfaat untuk memperkuat otot, tetapi tidak memperbesar otot hingga tampak kekar.  

Baca Juga: Masturbasi sebelum Olahraga, Apa Efeknya?

2. Mitos: Makin banyak keringat yang keluar saat olahraga makin bagus

ilustrasi berkeringat (pexels.com/Liliana Drew)

Mungkin kamu pernah mendengar kabar yang mengatakan bahwa makin banyak keringat yang keluar saat berolahraga adalah hal yang bagus. Adanya anggapan ini membuat sebagian orang berolahraga berlebihan dengan harapan tubuh mengeluarkan lebih banyak keringat.

Berkeringat tidak bisa menjadi patokan dalam berolahraga. Healthline juga menjelaskan bahwa berkeringat saat olahraga tidak sama dengan jumlah kalori yang dibakar ketika olahraga. Ada banyak faktor seseorang berkeringat, misalnya suhu, kelembapan, berat badan, genetik, dan lainnya.

Olahraga dan suhu tinggi menyebabkan tubuh akan memanas. Adanya suhu yang meningkat tersebut membuat tubuh merespons dengan berkeringat. Jadi, berkeringat saat olahraga merupakan cara tubuh untuk mendinginkan suhu tubuh yang meningkat.

3. Mitos: Olahraga harus lama

ilustrasi olahraga (pexels.com/Vladislav Vasnetsov)

Beberapa orang mungkin menganggap bahwa berolahraga harus dilakukan dengan waktu yang lama. Karena dianggap perlu olahraga dalam durasi lama untuk mendapat manfaatnya, maka dari itu beberapa orang jadi enggan berolahraga. Padahal, faktanya tidak demikian.

Dilansir National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, untuk menjadi lebih aktif tidak perlu memakan waktu yang lama. Pada orang dewasa sehat, olahraga dengan intensitas sedang minimal 150 menit per minggu sudah sesuai rekomendasi ahli. Jangka waktu tersebut dapat dibagi menjadi dalam beberapa hari, misalnya menjadi 30 menit selama lima hari dalam seminggu.

4. Mitos: Berolahraga yang bagus harus sampai nyeri

ilustrasi nyeri otot (freepik.com/wayhomestudio)

Ada istilah "no pain no gain", sehingga berolahraga dianggap benar jika merasakan sakit atau nyeri setelah berolahraga. Padahal, olahraga tidak semestinya menimbulkan rasa sakit.

Heart and Stroke Foundation of Canada menjelaskan, apabila nyeri baru muncul sehari setelah melakukan olahraga, kemungkinan merupakan delayed onset muscle soreness (DOMS). Hal ini disebabkan adanya kerusakan otot mikroskopis sehingga menimbulkan rasa nyeri dan dapat hilang dengan sendirinya dalam 1 sampai 2 hari.

Biasanya kondisi tersebut muncul karena baru pertama kali melakukan olahraga atau berlatih dengan otot yang jarang digunakan. Dengan berlatih terus-menerus akan membuat otot beradaptasi sehingga lebih sedikit merasakan nyeri otot

Nyeri otot bukanlah tanda bahwa olahraga yang dilakukan makin bagus. Justru, nyeri yang dirasakan saat sedang berolahraga merupakan tanda bahwa ada yang tidak tidak benar. Jika nyeri muncul selama sedang berolahraga, maka olahraga harus dihentikan.

Baca Juga: Olahraga 150–600 Menit Seminggu Cegah Kematian Dini

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya