TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pisang Berbintik Hitam Mengandung Zat Antikanker, Mitos atau Fakta?

Katanya, pisang berbintik mengandung TNF sebagai antikanker

ilustrasi pisang berbintik cokelat (unsplash.com/Lucian Alexe)

Pisang termasuk buah yang mudah ditemui. Rasanya yang manis membuat buah ini disukai anak-anak hingga orang dewasa. Selain mengenyangkan, pisang juga mengandung vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh, di antaranya vitamin C, kalium, kalsium, dan lainnya. 

Kebanyakan, pisang yang dijual memiliki kulit berwarna kuning atau hijau. Kadang, ada pula pisang berbintik cokelat atau hitam yang dijual dan masih layak makan. Sebagian orang meyakini bahwa pisang yang memiliki bintik kecokelatan tersebut kaya akan zat antikanker. Benarkah demikian?

1. Kabar yang menyebutkan pisang berbintik tinggi kandungan zat antikanker

ilustrasi pisang berbintik cokelat (unsplash.com/Giorgio Trovato)

Pisang matang berbintik cokelat atau hitam disebut memiliki banyak manfaat kesehatan. Kabarnya, pisang ini mengandung tumor necrosis factor (TNF) lebih banyak. Katanya, makin matang pisang, makin banyak pula kandungan TNF di dalamnya.

Kandungan TNF tersebut diklaim mampu merusak sel kanker yang ada di dalam tubuh. TNF yang ada di pisang juga dianggap dapat menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel tumor. Namun, anggapan bahwa pisang berbintik kaya akan kandungan zat antikanker ternyata tidak benar.

Baca Juga: Saat Diare, Disarankan Mengonsumsi Buah Pisang

2. Jadi, mitos atau fakta?

ilustrasi kulit pisang berubah kecoklatan (unsplash.com/Giorgio Trovato)

Kabar yang menyebutkan bahwa pisang berbintik mengandung zat antikanker dibantah Kementerian Komunikasi dan Informatika di laman resminya dan termasuk kategori hoaks. Dikatakan bahwa TNF tidak ada pada tumbuhan.

Dijelaskan bahwa TNF merupakan bagian dari sistem kekebalan pada mamalia. Oleh sebab itu, TNF tidak dapat ditemukan pada buah pisang maupun tumbuhan lainnya.

3. Apa itu TNF?

ilustrasi sistem kekebalan tubuh (freepik.com/pikisuperstar)

Dilansir National Cancer Institute, TNF adalah protein yang dihasilkan oleh sel darah putih ketika merespons adanya antigen atau infeksi. Medical News Today menyebutkan bahwa ketika seseorang mengalami infeksi virus atau bakteri, maka tubuh menghasilkan respons inflamasi untuk melindungi area yang terinfeksi dan menyembuhkannya.

Untuk menimbulkan efek inflamasi, protein TNF akan bersirkulasi di darah. Ketika TNF mencapai area target, maka memicu respons inflamasi. Selain itu, TNF juga berfungsi untuk membunuh sel kanker tertentu.

4. Mengapa muncul bintik kecoklatan pada kulit pisang yang matang?

ilustrasi pisang (pexels.com/SHVETS production)

Mengutip penjelasan Encyclopedia Britannica, buah-buahan termasuk pisang menghasilkan sekaligus bereaksi dengan etilen yang membantu proses pematangan buah. Biasanya, buah yang belum matang terasa keras, memiliki rasa asam, dan berwarna kehijauan.

Ketika buah pisang bereaksi dengan gas etilen, maka buah menjadi lebih lunak dan warna hijau pada kulit buah berubah menjadi kekuningan. Rasa asam pada daging buah juga berubah menjadi lebih manis sehingga lebih enak dikonsumsi.

Namun, pisang menghasilkan etilen lebih banyak daripada buah lainnya. Pada akhirnya, jumlah etilen yang terlalu banyak mengubah pigmen kuning pada kulit pisang menjadi bintik-bintik kecoklatan.

5. Makin matang pisang, kandungan gula sederhananya makin tinggi

ilustrasi makan pisang (pexels.com/Victoria Akvarel)

Dilansir Healthline, pisang yang matang menghasilkan gas etilen sehingga mengubah warna kuning pada kulit pisang menjadi kecoklatan.

Sebagian orang mungkin menganggap bahwa pisang yang berubah kecoklatan tidak layak dikonsumsi. Meskipun kulit buah memiliki bintik kecoklatan, pisang tersebut masih mengandung nutrisi, seperti vitamin, mineral, dan antioksidan.

Hal yang harus diperhatikan adalah kandungan serat dan gulanya. Sebab, saat pisang matang, kandungan seratnya menurun dan pati kompleksnya berubah menjadi gula sederhana. Oleh sebab itu, kalau kamu khawatir dengan kadar gula darah, ada baiknya lebih memilih pisang berwarna kuning yang kurang matang daripada pisang yang kulitnya sudah berubah kecoklatan.

Baca Juga: Jarang Dikonsumsi, Ini 7 Manfaat Dahsyat Makan Pisang Mentah

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya