TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Ketiak Tetap Bau setelah Mandi? Ini 5 Kemungkinan Penyebabnya

Rambut ketiak yang lebat juga bisa jadi pemicunya, lho!

ilustrasi bau ketiak (freepik.com/wayhomestudio)

Mandi adalah salah satu praktik membersihkan diri yang paling umum kita lakukan, termasuk untuk menghilangkan bau badan atau bau ketiak. Akan tetapi, mengapa bau tak sedap dari ketiak tetap ada meski setelah dibersihkan dengan sabun dan digosok?

Meski terdengar sederhana, masalah bau badan memang terkadang cukup mengganggu dan memengaruhi kualitas hidup. Kira-kira apa yang menyebabkan bau ketiak tetap mengganggu setelah mandi, ya? Yuk, simak penjelasan ahli berikut ini.

1. Adanya pertumbuhan bakteri jahat berlebih di bawah ketiak

lustrasi bau ketiak setelah mandi (freepik.com/wayhomestudio)

Seperti yang kita tahu, kita memiliki banyak sekali bakteri dalam tubuh, baik bakteri baik maupun jahat. Namun bau badan yang terus-menerus tercium bahkan setelah mandi, bisa jadi karena adanya ketidakseimbangan jumlah bakteri dalam tubuh. Di mana bakteri jahat penyebab bau badan tumbuh lebih banyak daripada bakteri baik yang dibutuhkan.

Marisha Garshick, MD, asisten profesor klinis dari Dermatologi di Cornell-New York Presbyterian Medical Center juga menjelaskan ketika seseorang merasa masih bau badan setelah mandi biasanya adalah orang yang lebih rentan berkeringat. Mereka juga kemungkinan memiliki penumpukan bakteri di kulit yang berhubungan dengan keringat.

Perlu diketahui, bau badan merupakan hasil dari proses pemecahan molekul protein dalam keringat oleh bakteri. Aktivitas bakteri inilah yang menyebabkan aroma tak sedap, jadi bukan karena keringat itu sendiri.

Baca Juga: 6 Manfaat Tawas Sehari-hari, Bisa Menghilangkan Bau Badan

2. Rambut ketiak yang lebat

ilustrasi rambut ketiak lebat (pexels.com/Greta Hoffman)

Rambut yang tumbuh di bawah ketiak dapat menjadi tempat melekatnya bakteri-bakteri penyebab bau badan dan memerangkap bau. Di mana semakin banyak rambut yang kamu miliki, semakin banyak area yang bisa ditempeli bakteri sehingga menyebabkan bau tetap menyengat meski setelah mandi.

Sebuah studi dalam Journal of Cosmetic Dermatology tahun 2016 yang melibatkan responden laki-laki melaporkan bahwa mencukur rambut ketiak atau waxing secara signifikan dapat mengurangi bau ketiak. Ini terjadi karena produk pembersih lebih mudah masuk ke dalam kulit dan lubang folikel rambut.

3. Menggunakan antiperspirant setelah mandi

ilustrasi penggunaan antiperspirant (pixabay.com/DaModernDaVinci)

Menggunakan antiperspirant setelah mandi di pagi hari sering kali menjadi ide yang bagus untuk mencegah keringat dan mengurangi bau badan. Namun pada kenyataanya tidak. Antiperspirant bekerja lebih efektif ketika digunakan di malam hari sebelum tidur.

Dilansir Byrdie, pada malam hari, suhu tubuh turun yang membuat seseorang lebih sedikit berkeringat dan membuat kelenjar keringat kurang aktif. Kondisi ini, akan membuat saluran keringat lebih efektif menyerap bahan aktif berbasis aluminium dalam antiperspirant.

Sementara di pagi hari, kelenjar keringat menjadi lebih aktif kembali. Jadi, antiperspirant akan lebih sulit diserap ke dalam pori-pori kulit yang diperlukan untuk penghambatan keringat.

Selain itu, menggunakan antiperspirant langsung setelah mandi sebenarnya juga tidak direkomendasikan oleh para ahli. Karena kulit yang basah dapat membatasi penyerapan aluminium hanya di lapisan luar kulit, bukan menembus pori-pori kulit yang seharusnya. Sebaiknya gunakan antiperspirant pada kulit yang benar-benar kering dan bersih.

4. Konsumsi obat-obatan tertentu

pexels.com/Polina Tankilevitch

Beberapa obat dapat memiliki efek samping meningkatkan produksi keringat dan menyebabkan bau badan lebih terlihat. Di antaranya adalah:

  • Obat inhibitor kolinesterase, seperti Aricept, Razadyne dan Exelon. Obat-obatan ini biasa digunakan untuk mengobati Alzheimer dan demensia
  • Inhibitor reuptake serotonin selektif, seperti Zoloft, Prozac, dan Lexapro. Biasanya ini digunakan untuk mengatasi depresi dan kecemasan
  • Opioid, seperti Vicodin, Percocet, dan OxyContin, yang digunakan untuk mengobati rasa sakit
  • Antidepresan siklik, seperti Norpramin, Elavil, dan Pamelor, yang umum digunakan untuk mengatasi kondisi depresi dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD)

Coba periksa kembali obat-obatan yang kamu konsumsi. Jika kondisi ini terasa sangat mengganggu, kamu bisa mengonsultasikannya ke dokter. Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan merekomendasikan pengobatan dengan dosis yang lebih rendah atau beralih ke obat lain.

Baca Juga: Deodoran Vs. Antiperspirant, Mana yang Lebih Ampuh Mencegah Bau Badan?

Verified Writer

Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya