Self-Serving Bias: Menyalahkan Orang Lain atas Kegagalan Diri Sendiri
Demi melindungi harga diri!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam kehidupan sosial, kita mungkin pernah menjumpai orang yang sering memuji dirinya sendiri saat sukses dan cenderung menyalahkan keadaan, kejadian, atau orang lain ketika mengalami kegagalan. Dalam ilmu psikologi, ini disebut sebagai self-serving bias.
Dilansir Verywell Mind, self-serving bias adalah kecenderungan manusia untuk menyalahkan kekuatan eksternal ketika mengalami hal-hal buruk dan memberi penghargaan pada diri sendiri ketika hal-hal baik terjadi.
Sebagai contoh, ketika seseorang lulus ujian, self-serving bias percaya bahwa itu merupakan hasil belajar kerasnya. Namun ketika gagal, mereka cenderung menyalahkan faktor luar daripada kemampuan dirinya sendiri. Misalnya menganggap gurunya tidak mengajarinya dengan baik, suasana ruang ujian yang kurang kondusif, atau bahkan teman yang telah mengganggu belajarnya.
Bagaimana bias ini bekerja dalam kehidupan sehari-hari? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
1. Kenapa seseorang punya kecenderungan melakukan self-serving bias?
Perilaku self-serving bias sering kali dikaitkan dengan mekanisme pertahanan citra dan harga diri yang positif. Mengaitkan hal atau peristiwa positif dengan pencapaian pribadi dapat membangun kepercayaan diri dan citra diri yang baik kepada orang lain.
Sementara itu, menyalahkan kekuatan eksternal atas kegagalan dianggap dapat melindungi dan membebaskan diri dari tanggung jawab pribadinya.
Baca Juga: 5 Tanda Kamu Mengidap Kepribadian Narsistik, Waspadai Segera
Baca Juga: Berperilaku Antagonis? Ini 5 Fakta Antisocial Personality Disorder
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.