TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bolehkah Ibu Hamil Makan Daging Kurban Setengah Matang?

Cara mengolah daging membawa perubahan besar

ilustrasi daging setengah matang (pexels.com/Gil Goldman)

Pada momen Iduladha, hampir semua orang ingin mencicipi hidangan dari daging kurban, tak terkecuali ibu hamil. Sah saja bagi ibu hamil makan daging kurban. Makan daging tidak akan mengganggu kehamilan selama tidak dimakan dalam jumlah besar dan memperhatikan cara mengolahnya.

Bagi banyak orang, daging terasa lebih nikmat jika dimasak setengah matang, misalnya medium-rare atau medium untuk steak. Namun, bagi ibu hamil, perlu lebih berhati-hati dalam mengonsumsi daging, termasuk tidak menyantap daging yang dimasak setengah matang.

Di bawah ini akan dibahas apakah boleh ibu hamil makan daging kurban setengah matang dan tips makan daging kurban yang aman.

1. Kenapa ibu hamil tidak boleh makan daging kurban setengah matang?

ilustrasi daging setengah matang (unsplash.com/Jason Leung)

Diterangkan laman Baby Centre, daging setengah matang merupakan sarang bakteri Toxoplasma gondii. Ini adalah parasit kecil yang dapat memicu penyakit yang disebut toksoplasmosis. Selain makan daging yang kurang matang, toksoplasmosis juga dapat terjadi karena menyentuh kotoran atau litter box kucing.

Makan daging yang kurang matang juga meningkatkan risiko keracunan makanan akibat bakteri Salmonella. Terlebih, selama hamil, sistem kekebalan berubah dan tujuan utamanya adalah melindungi bayi yang sedang berkembang. Hal ini menyebabkan ibu hamil lebih rentan terkena keracunan makanan.

Baca Juga: Gak Selalu karena Kucing, Kamu Perlu Tahu 7 Fakta Toksoplasmosis Ini

2. Bahaya toksoplasmosis bagi ibu hamil

ilustrasi ibu hamil (pexels.com/Garon Piceli)

Jika ibu hamil terinfeksi toksoplasmosis, ini dapat menyebar ke janin dan memicu infeksi serius. Risiko infeksi dan tingkat keparahan tergantung pada waktu infeksi pada ibu.

Diterangkan laman Love Our Littles, jika infeksi terjadi selama trimester pertama, risiko infeksi sekitar 10 persen. Risiko infeksi meningkat pada usia kehamilan lebih dari 28 minggu, yaitu antara 55–80 persen.

Kendati infeksi lebih sering terjadi pada minggu-minggu terakhir kehamilan, tetapi konsekuensinya jauh lebih ringan karena organ bayi telah terbentuk. Sementara itu, apabila infeksi terjadi pada trimester pertama, maka dapat menyebabkan kerusakan parah pada otak.

3. Tips memasak daging untuk ibu hamil

ilustrasi memasak daging (unsplash.com/Bernard Tuck)

Bukan berarti ibu hamil tidak boleh makan daging sama sekali. Yang ditekankan di sini adalah bagaimana daging kurban diolah.

Diterangkan laman AptaClub, kunci utama untuk bisa makan daging dengan aman selama kehamilan adalah memastikan daging dimasak hingga matang sepenuhnya. Cara mengetahui bahwa daging telah matang adalah tidak ada warna merah muda atau bekas darah. Memasak daging hingga matang sempurna memastikan semua bakteri berbahaya mati sebelum daging disantap.

Setelah menyiapkan daging mentah, kamu harus selalu mencuci tangan, permukaan, dan peralatan memasak hingga bersih. Sebab, bakteri dapat menyebar dengan mudah ke benda apa pun yang disentuhnya, termasuk meja dapur, talenan, dan pisau.

Juga, sebisa mungkin jauhkan daging mentah dari bahan lain, terutama makanan siap saji, seperti roti, salad, atau buah. Sebab, makanan ini tidak akan dimasak terlebih dahulu sebelum disantap sehingga bakteri berbahaya yang menempel di sana tidak akan mati.

4. Manfaat makan daging bagi ibu hamil

ilustrasi perempuan makan olahan daging (pixabay.com/Sasin Tipchai)

Daging sapi dan kambing adalah sumber protein yang sangat baik bagi ibu hamil, dikutip dari laman Healthline. Daging sapi juga kaya akan zat besi, kolin, dan berbagai macam vitamin B, yang diperlukan dalam jumlah tinggi selama kehamilan.

Zat besi merupakan mineral penting yang digunakan oleh sel darah merah sebagai bagian dari hemoglobin. Ibu hamil memerlukan lebih banyak zat besi karena volume darah meningkat selama kehamilan, khususnya pada trimester ketiga.

Rendahnya kadar zat besi pada trimseter pertama dan kedua kehamilan dapat memicu anemia defisiensi besi, yang meningkatkan risiko berat badan lahir rendah dan komplikasi lainnya. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, pasangkan makanan kaya zat besi dengan sumber vitamin C, seperti jeruk.

Baca Juga: 5 Buah yang Bisa Bantu Turunkan Kadar Kolesterol Pasca Lebaran 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya