TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Makanan Dapat Memengaruhi Suasana Hati, Yuk Perhatikan Diet!

Harus lebih selektif memilih makanan

ilustrasi makan (IDN Times/Mardya Shakti)

Pernahkan kamu dianjurkan untuk mengonsumsi atau menghindari makanan tertentu saat sedang bad mood karena dapat memperburuk suasana hati? Mungkin itu membuatmu bertanya-tanya, apakah benar makanan bisa memengaruhi mood kita?

Pada dasarnya, pengaruh makanan terhadap suasana hati disebabkan karena perubahan pola makan dapat menyebabkan perubahan struktur otak secara kimiawi dan fisiologis, yang dapat menyebabkan perubahan perilaku.

Meskipun makanan mungkin tidak meredakan depresi atau langsung membuat suasana hati menjadi lebih baik, tapi diet dapat membantu sebagai bagian dari rencana perawatan secara keseluruhan.

Untuk tahu lebih jelasnya seputar kaitan antara makanan dengan suasana hati, yuk baca penjelasan ini.

1. Makanan dapat memengaruhi kesehatan usus

pixabay.com/Pexels

Menurut Harvard Medical School apa pun makanan yang masuk ke tubuh, khususnya makanan dengan bahan kimia tambahan dan makanan ultra-proses (ultra-processed foods), memengaruhi lingkungan usus dan meningkatkan risiko penyakit.

Makanan ultra-proses, seperti makanan cepat saji sengaja dibuat agar memiliki rasa yang lebih enak, salah satunya dengan menggunakan aditif. Beberapa contoh makanan ultra-olahan adalah soda, makanan ringan kemasan, kue kering, nugget, dan sup instan.

Untuk memperbaiki suasana hati, para peneliti merekomendasikan untuk memperbaiki makanan yang kita konsumsi terlebih dahulu, dibanding dengan terapi probiotik atau prebiotik.

Salah satunya adalah dengan menghindari makanan olahan dan ultra-proses serta memperbanyak makan makanan utuh. Sebab, makanan olahan dan ultra-proses dapat menyebabkan peradangan yang memicu berbagai masalah kesehatan. Kamu sendiri pasti sadar, jika kamu sedang merasa tidak enak badan, suasana hatimu pasti juga akan memburuk dan tidak bersemangat melakukan aktivitas apa pun, kan?

Menurut studi dalam jurnal PLoS One yang dilakukan terhadap 3.663 orang, pola makan yang tidak sehat dalam jangka panjang dapat meningkatkan faktor risiko depresi. Yang dimaksud dengan diet dalam penelitian ini adalah diet yang tinggi gula dan makanan olahan.

Baca Juga: 6 Makanan Sehat yang Gak Pernah Gagal Buat Naikin Mood Kamu

2. Terdapat hubungan antara otak dan usus

unsplash.com/Robina Weermeijer

Perlu kamu ketahui bahwa 90 persen reseptor serotonin terletak di usus. Menurut studi yang dilakukan oleh peneliti dari Harvard Medical School, kesehatan usus dan diet dapat memengaruhi suasana hati individu secara positif atau negatif.

Ketika seseorang diresepkan antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs), efek samping yang paling umum adalah yang berhubungan dengan usus, dan banyak di antaranya kemudian mengalami mual, diare, atau masalah gastrointestinal untuk sementara waktu.

Hal tersebut karena adanya komunikasi dua arah anatomis dan fisiologis antara usus dan otak melalui saraf vagus. Poros usus-otak ini memberikan pemahaman tentang adanya hubungan antara diet dan penyakit, termasuk depresi dan kecemasan.

Ketika keseimbangan antara bakteri baik dan jahat terganggu, penyakit dapat muncul. Contohnya, penyakit radang usus (IBD), asma, obesitas, sindrom metabolik, diabetes, serta masalah kognitif dan mood.

3. Gula darah dan skizofrenia

pexels.com/PhotoMIX Company

Gangguan kesehatan mental yang serius, seperti skizofrenia memiliki kaitan dengan gula darah. Menurut laman Everyday Health, terdapat beberapa penelitian lama yang menunjukkan adanya hubungan antara metabolisme gula dan skizofrenia, walaupun hubungannya tidak kuat, tetapi kemungkinannya tetap saja ada.

Salah satunya studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Diabetes Care, yang mengamati hubungan antara gula darah dan skizofrenia. Dalam studi tersebut, saat dilakukan tes darah pada 200 orang penderita skizofrenia, ditemukan bahwa 7 persen di antaranya memiliki gula darah yang tinggi dan lebih dari 14 persennya mengalami diabetes.

4. Karbohidrat yang tepat dapat meningkatkan hormon pengatur suasana hati

freepik.com/senivpetro

Melansir WebMD, terdapat hubungan antara triptofan, yang merupakan salah satu asam amino nonesensial, dengan suasana hati. Semakin banyak triptofan yang masuk ke otak, semakin banyak serotonin yang disintesis di otak, dan suasana hati cenderung membaik.

Sayangnya, asam amino yang lain memiliki kemampuan lebih baik dibanding triptofan dalam melewati aliran darah ke otak. Jadi, untuk meningkatkan kadar triptofan yang terserap, kamu perlu makan lebih banyak karbohidrat untuk menghilangkan persaingan triptofan dengan asam amino lain, sehingga triptofan yang dapat masuk ke otak jadi makin banyak. Akan tetapi, pastikan kamu memilih sumber karbohidrat yang baik, seperti biji-bijian, sayuran, dan kacang-kacangan.

Sebaliknya, kurangnya asupan karbohidrat bisa berdampak buruk bagi tubuh. Menurut peneliti dari Arizona State University, Amerika Serikat, diet sangat rendah karbohidrat dapat meningkatkan kelelahan dan mengurangi keinginan untuk berolahraga pada orang dewasa yang kelebihan berat badan.

Baca Juga: Seberapa Besar Musik Bisa Memengaruhi Mood Kita? Ini Faktanya

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya