TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Holiday Blues, Saat Momen Liburan Justru Membawa Emosi Negatif

Rentan terjadi pada individu dengan masalah kesehatan mental

ilustrasi seseorang yang mengalami gangguan mental (pexels.com/cottonbro)

Liburan adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Liburan identik dengan perayaan yang menyenangkan, bersenang-senang dengan keluarga, santai, dan banyak hal baik lainnya.

Namun, nyatanya tidak semua orang menyambut musim liburan dengan kegembiraan. Bagi beberapa orang, liburan bisa terasa sangat menyedihkan. Ya, liburan yang biasanya identik dengan kegembiraan, beberapa orang juga merasakan yang sebaliknya: sedih, stres, bosan, kesepian, dan emosi lainnya.

Sindrom ini dikenal dengan holiday blues. Untuk tahu lebih banyak informasi seputar holiday blues, baca pembahasannya di sini.

1. Mengenal holiday blues

pexels.com/Anastasia Shuraeva

Holiday blues adalah perasaan sedih yang berlangsung sepanjang musim liburan. Liburan identik dengan saat kebahagiaan dan kegembiraan, tetapi bagi sebagian orang, momen liburan bisa menjadi periode refleksi yang menyakitkan, kesedihan, kesepian, kecemasan, dan depresi.

Bahkan, orang-orang yang menyukai liburan juga dapat merasakan kesedihan selama musim liburan ini. Orang dengan kondisi kesehatan mental sebelumnya mungkin lebih rentan mengalami holiday blues.

Menurut data National Alliance on Mental Illness (NAMI), 64 persen orang dengan penyakit mental melaporkan bahwa liburan justru memperburuk masalah yang mereka alami.

Baca Juga: Bisa Bahaya, 5 Cara Hindari Self-Diagnosis terkait Kesehatan Mental 

2. Gejala holiday blues

pexels.com/Alex Green

Gejala holiday blues yang paling umum adalah perasaan sedih yang berlangsung selama musim liburan. Perasaan ini dapat bervariasi dalam intensitas dan durasi. Menurut NAMI, tanda-tanda dari holiday blues biasanya berupa:

  • Perubahan nafsu makan atau berat badan;
  • Perubahan pola tidur;
  • Suasana hati yang buruk;
  • Sulit berkonsentrasi;
  • Merasa buruk tentang diri sendiri;
  • Merasa lebih lelah dari biasanya;
  • Merasa tegang, khawatir, atau cemas;
  • Tidak menikmati hal-hal yang biasanya disukai.

Jika musim liburan telah berlalu dan kamu masih merasa tertekan, kamu perlu berbicara dengan dokter atau ahli kesehatan mental untuk mengetahui apakah yang kamu alami adalah gangguan mood yang lebih signifikan.

3. Penyebab holiday blues

pexels.com/Rafael Barros

Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang bisa mengalami holiday blues. Beberapa kemungkinan penyebabnya meliputi kurang tidur, makan berlebihan dan penggunaan alkohol, stres finansial, isolasi dan kesepian, serta harapan yang tidak realistis

Menurut Dana Foundation, liburan bisa menjadi holiday blues ketika hal-hal yang memicu depresi, seperti kesedihan, perselisihan, transisi menjadi menumpuk. Misalnya, seseorang baru saja berduka di tahun tersebut, dan ini akan membuat orang tersebut merasa momen liburan tahun tersebut berbeda dan sepi.

Momen libur panjang juga membuat seseorang harus menjauh dari orang-orang yang akrab dengannya, dan meninggalkan interaksi yang biasanya mereka bangun untuk beberapa waktu, sehingga mereka merasa ada yang berbeda dengan momen tersebut.

4. Pengobatan

pexels.com/Polina Tankilevitch

Terkecuali jika pasien didiagnosis depresi, dokter mungkin tidak akan meresepkan obat untuk mengatasi gejala holiday blues. Dalam banyak kasus, holiday blues dapat dikelola dengan perubahan gaya hidup dan dukungan sosial.

Meskipun holiday blues biasanya berlangsung sementara, tapi berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental dapat membantu. Nantinya, terapis akan membantu kamu mengidentifikasi pola pemikiran negatif yang berkontribusi pada perasaan sedih dan depresi dan mengganti pemikiran tersebut dengan yang lebih bermanfaat, sebuah pendekatan yang dikenal sebagai terapi perilaku kognitif.

Sebagai tambahan di luar konsultasi dengan dokter, Mayo Clinic menawarkan tip berguna untuk mengatasi holiday blues, di antaranya:

  • Akui suasana hatimu;
  • Cari dukungan sosial atau terlibat dalam acara komunitas;
  • Bersikaplah realistis dan fokuslah pada hal positif;
  • Tetapkan anggaran liburan yang realistis dan patuhi itu;
  • Kelola waktu dengan membuat perencanaan sebelumnya dan memprioritaskan kewajiban;
  • Pertahankan kebiasaan sehat, seperti makan dengan benar, olahraga, dan luangkan waktu untuk diri sendiri.

Baca Juga: Kenali 6 Tanda Depresi Pasca Melahirkan, Beda dengan Baby Blues

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya