TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penyebab Berat Badan Gak Juga Turun walau Sudah Puasa

Kebiasaan nomor berapa yang masih sering kamu lakukan?

ilustrasi menimbang berat badan (pexels.com/Andres Ayrton)

Puasa Ramadan memiliki manfaat utama untuk spiritual, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, momen Ramadan juga kerap digunakan untuk menurunkan berat badan.

Bahkan, di negara-negara Barat, ada satu metode diet yang sangat populer, yaitu intermittent fasting. Mirip puasa yang banyak dilakukan umat Islam, intermittent fasting mengharuskan individu untuk puasa dalam waktu tertentu, misalnya 16 jam atau bahkan 24 jam. Artinya, kekuatan puasa untuk kesehatan dan menurunkan berat badan telah secara luas diakui.

Namun, nyatanya tidak semua orang bisa menurunkan berat badan walaupun telah menjalani puasa. Jika kamu termasuk salah satunya, kamu mungkin masih melakukan kesalahan berikut yang menyebabkan berat badan sulit turun.

1. Kamu makan makanan yang kurang bergizi saat berbuka

ilustrasi sahur dan buka puasa (pexels.com/Michael Burrows)

Meskipun selama berpuasa kamu tidak makan selama lebih dari 12 jam, tetapi bukan berarti kamu bisa makan apa pun yang kamu inginkan setelah berbuka puasa jika ingin menurunkan berat badan.

Bila pada waktu buka puasa kamu mengonsumsi makanan padat kalori, seperti makanan cepat saji, berat badan mungkin tidak akan turun. Selain tinggi kalori, makanan olahan ini juga mengandung pewarna, perasa, pengawet, dan bahan tambahan buatan lainnya yang menghambat fungsi metabolisme yang sehat, menurut temuan dalam jurnal Nutrition Bulletin.

Cara mengatasinya, kamu perlu fokus pada makanan padat nutrisi. Makan makanan yang kaya protein tanpa lemak, karbohidrat kaya serat, dan lemak sehat akan membantu kamu lebih kenyang dan secara alami mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. Tenang, kamu masih bisa menikmati makanan favorit, seperti piza dan es krim, asal jangan terlalu banyak.

Baca Juga: Life Hack! Terapkan Trik Ini supaya Berhasil Turun Berat Badan

2. Terlalu banyak makan makanan manis

ilustrasi makanan manis (unsplash.com/Dan Michael Sinadjan)

Pemanis, apa pun bentuknya, tidak baik bagi tubuh. Sebuah studi dalam jurnal Appetite menemukan bahwa meskipun pemanis non gula, seperti aspartam dan stevia, tidak meningkatkan kadar gula darah. Akan tetapi, mereka juga terlibat dalam pelepasan insulin. Lebih jauh, pemanis tersebut juga membasmi bakteri usus yang berkontribusi signifikan terhadap kesehatan.

Bahkan, meskipun pemanis tidak menyebabkan lonjakan gula darah, pemanis tetap membuat kamu lebih lapar. Karenanya, meskipun berbuka puasa dengan yang manis-manis terasa sangat menggoda, tapi kamu perlu menahan diri. Sebaiknya, berbuka dengan air putih terlebih dahulu agar kamu bisa lebih mudah mengontrol kalori nantinya.

3. Kurang tidur

ilustrasi tidur (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Metaanalisis tentang kurang tidur dan obesitas yang dipublikasikan dalam jurnal Sleep menunjukkan bahwa tidur kurang dari 6 jam dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan hingga 50 persen. Sebab, kurang tidur memengaruhi hormon. Misalnya, meningkatkan kortisol dan grelin (hormon lapar) sekaligus menurunkan kadar leptin (hormon kenyang).

Meningkatnya grelin dan sedikitnya leptin memicu peningkatan nafsu makan, sedangkan kortisol meningkatkan penyimpanan lemak melalui insulin. Jadi, meskipun saat puasa kamu harus bangun lebih pagi, tapi sebisa mungkin cukupi jam tidur, misalnya dengan tidur lebih awal atau tidur pada siang hari.

4. Kekurangan asupan garam

ilustrasi garam (unsplash.com/Jason Tuinstra)

Tidak seperti citra buruk garam selama ini yang dianggap berbahaya bagi kesehatan, ternyata kita semua membutuhkan natrium, suatu mineral yang biasa ditemukan dalam garam. Selain itu, garam adalah antagonis alami gula dan melawan keinginan ngemil.

Sementara konsumsi gula meningkatkan resistansi insulin dan penyimpanan lemak tubuh, garam justru meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu kamu menurunkan berat badan, menurut studi dalam Journal of Biomedical Science. Terlebih, saat menjalani puasa, garam adalah suatu keharusan. Sebab, kekurangan natrium bisa memicu sakit kepala, lelah, atau mual.

Dengan mengosongkan simpanan glikogen selama puasa, tubuh mengeluarkan banyak cairan dan elektrolit, terutama natrium. Inilah penyebab utama sebagian besar keluhan fisik saat puasa. Garam berkualitas tinggi, seperti Himalaya garam laut Celtic atau kaldu tulang, merupakan sumber natrium yang baik untuk mengatasi kekurangan elektrolit.

Baca Juga: 13 Mindset Negatif Ini Bikin Makin Susah Turun Berat Badan

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya