TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Penyebab Napas Ngos-ngosan saat Naik Tangga

Naik tangga tidak seperti kardio reguler

ilustrasi kecapekan naik tangga (pexels.com/ICXOD)

Intinya Sih...

  • Menaiki tangga membutuhkan gerakan horizontal dan vertikal, sehingga memerlukan tenaga ekstra untuk mengangkat beban tubuh.
  • Naik tangga memerlukan pemanasan sebelumnya agar otot siap beraktivitas, tetapi ini jarang dilakukan oleh orang-orang sebelum menaiki tangga.
  • Saat menaiki tangga, kamu mengaktifkan otot glutes. Menggunakan kelompok otot yang tidak terkondisi akan membuat kamu merasa lebih berat saat menaiki tangga.

Jika diminta memilih untuk menggunakan lift dan eskalator atau tangga, kebanyakan orang pasti akan memilih lift atau eskalator. Sebab, lift dan eskalator tidak hanya membuat aktivitas berpindah dari satu lantai ke lantai lain menjadi lebih cepat, tapi juga mudah.

Kebanyakan orang merasa aktivitas naik tangga bisa sangat menantang secara fisik dan menyebabkan ngos-ngosan. Akan tetapi, pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa kegiatan sesederhana naik tangga bisa sangat sulit, bahkan bagi orang yang rajin olahraga?

Berikut ini penyebab umum ngos-ngosan saat naik tangga.

1. Naik tangga merupakan aktivitas melawan gravitasi

ilustrasi naik tangga (unsplash.com/Ruffa Jane Reyes)

Berlari merupakan aktivitas gerak maju, tetapi aktivitas berjalan menaiki tangga mengharuskan kamu bekerja melawan gravitasi. Jika kamu menganalisis gerakan naik tangga, kamu perlu bergerak secara horizontal sekaligus vertikal, yang berarti kamu harus mendorong diri ke depan sambil mengangkat beban tubuh.

Hal lain yang membuat aktivitas menaiki tangga memicu ngos-ngosan adalah, tangga membutuhkan lebih banyak aktivasi massa otot karena mengangkat lutut lebih tinggi.

2. Tidak ada pemanasan

ilustrasi naik tangga (freepik.com/master1305)

Sebelum berolahraga, normalnya kamu perlu melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan sebelum olahraga ini sangat penting karena mempersiapkan otot untuk beraktivitas dan memfasilitasi aliran oksigen ke otot-otot. Mendapatkan oksigen yang cukup untuk otot akan meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, dan efisiensinya.

Aktivitas menaiki tangga sebenarnya sama seperti olahraga yang membutuhkan pemanasan. Namun, masalahnya jarang ada orang melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum naik tangga. Akibatnya, otot tidak siap untuk melakukan pendakian, yang membuat aktivitas naik tangga terasa lebih sulit.

Baca Juga: Batuk Perokok, Apa Bedanya dengan Batuk Lainnya?

3. Menggunakan otot yang tidak biasanya kamu gunakan

ilustrasi naik tangga (freepik.com/ArthurHidden)

Saat menaiki tangga, kamu mengaktifkan otot glutes. Nah, menggunakan kelompok otot yang tidak terkondisi akan membuat kamu merasa lebih berat saat menaiki tangga.

Ini merupakan sebuah konsep yang disebut spesifisitas pelatihan, yang berarti bahwa tubuh menyesuaikan dengan jenis dan intensitas pelatihan yang biasanya kamu lakukan.

Misalnya, jika kamu terbiasa berlari jarak jauh, kelompok otot yang akan diaktifkan adalah paha depan, paha belakang, dan betis, karena bagian tersebut merupakan kelompok otot utama yang menggerakkan tubuh ke depan. Akan tetapi, karena otot glutes tidak melakukan adaptasi, jadi kamu mungkin akan tetap ngos-ngosan saat naik tangga meskipun kamu ahli dalam berlari.

4. Adanya masalah kesehatan

ilustrasi sesak napas (freepik.com/KamranAydinov)

Ada beberapa hal yang harus kamu waspadai jika kamu selalu kesulitan bernapas setiap kali menaiki tangga.

Memang, ngos-ngosan setelah menaiki tangga adalah masalah yang dialami banyak orang dan mungkin tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, jika kamu juga mengalami nyeri dada, bengkak di kaki atau pergelangan kaki, dan batuk, kamu harus menghubungi dokter, karena itu bisa jadi pertanda adanya masalah kesehatan.

Beberapa masalah kesehatan yang mungkin memengaruhi kemampuan individu menaiki tangga adalah penyakit paru obstruktif kronis, anemia, pneumonia, dan asma.

5. Tidak seperti kardio reguler

ilustrasi olahraga kardio (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menaiki tangga menggunakan sistem energi yang berbeda dari latihan kardio yang biasa dilakukan orang-orang pada umumnya. Itu disebut sistem energi fosfagen, yang digunakan saat otot membutuhkan banyak energi selama aktivitas jangka pendek namun intens. Ada molekul tertentu yang diperlukan agar sistem ini bekerja, tetapi jumlahnya tidak banyak.

Jadi, wajar jika kamu merasa lebih cepat kehabisan napas setelah melakukan aktivitas intens yang sangat singkat, dibandingkan dengan melakukan sesi kardio yang lebih lama tetapi stabil.

Verified Writer

Eka Ami

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya